Headlines
Loading...
Generasi Unggul Hanya Ada dalam Aturan Islam

Generasi Unggul Hanya Ada dalam Aturan Islam


Oleh: Barozah alfjri

SSCQMedia.Com- Pemuda adalah pemimpin masa depan suatu peradaban dan negara. Maka sudah pasti yang diharapakan oleh seorang pemuda adalah adanya prestasi dalam segala hal, baik masalah agamanya juga masalah prestasi hak dunianya. Karena sudah hal pasti masa depan suatu peradaban dan bangsa ada dalam tangannya. 
Namun, jika kita melihat potret pemuda saat ini banyak kita temui kerusakan dan keprihatinan yang belum tersolusikan. Seperti kejadian yang baru-baru ini terjadi, sebuah kasus perundungan seorang siswa SD yang berakhir meninggal dunia karena trauma berat akibat dipaksa menyetubuhi kucing. (Tribunnews.com, Sabtu 23 Juli 2022) 

Komisi Perlindungan Anak Indonesa Kabupaten Taskimalaya melaporkan kasus dugaan perundungan anak berujung kematian ke Polres Tasikmalaya.
Psikiater RSIA Limijati Kota Bandung dr Elvine Gunawan mengatakan aksi bullying sebetulnya bukan kasus baru. Bullying menurutnya memiliki dampak yang luas. Setiap kasus bullying baik ringan atau seperti ini sudah ekstrem, bukan lagi bullying secara verbal, tapi ini lebih kekerasan secara fisik walaupun gunakan cara lain. Ini berdampak pada kesehatan jiwa, buat orang yang melakukan sudah pasti ada gangguan jiwa. (Kompas.com, Kamis 21 Juni 2022)

Sungguh ngeri sekali jika kita melihat kasus diatas, anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar harus mengalami Bulliying serta menjadi pelaku perundungan. Dan parahnya kejadian bully membully ini tidak sekali dua kali terjadi dinegri tercinta ini. Tapi sering terjadi kasus-kasus yang sama terulang dan terukang lagi dengan korban baru dan baru lagi. Lalu sebenarnya ada apa dengan generasi muda saat ini? Apakah mereka sudah kehilangan naluri untuk saling mengasihi serta saling berempati satu sama lain? Padahal secara fitrah manusia diberikan naluri oleh Allah berupa naluri kasih sayang. Namun saat ini naluri itu hilang tersebab berbagai racun yang menghinggapi otak dan pikiran mereka. Terlebih generasi saat ini adalah generasi yang jauh dari pemahaman Islam, muslim namun tidak tau jatidirinya sebagai seorang muslim.

Gempuran pemikiran terus menyusup dalam jiwa mereka. Suguhan media yang terus di aruskan dengan berbagai tontonan yang justru menjauhkan mereka dari peran yang sesungguhnya. Sungguh miris melihat Potret generasi saat ini. Maka nyata sekali mereka adalah salah satu korban dari keganasan sistem yang ada, yakni sistem kapitalis demokrasi yang berasaskan pemisahan agama dari kehidupan, agama tidak lagi dijadikan aturan dalam kehidupan,  tak heran banyak dari generasi saat ini hanya mengedepankan materi serta hawa nafsunya semata, rujukan mereka bukan lagi Rasul dan para sahabat yang mulia, tapi orang barat yang justru menjerumuskan mereka kelembah kehinaan. Gaya hidup hedonis, materialistik, kesenangan yang semu, menjadikan mereka lupa akan jati diri mereka sebagai hamba. Mereka lupa apa tujuan hidup didunia, mereka lupa bahwa apa yang mereka lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Kerena sejatinya seseorang itu secara fitrah diberikan oleh sang Maha pencipta berupa naluri beragama, naluri menghamba. Namun karena sistem yang ada saat ini bukanlah sistem Islam, maka secara otomatis naluri itu hilang dari diri generasi saat ini. Dari segi keluarga yang juga tidak memahami Islam, lingkungan pun jauh dari pemahaman Islam, masyarakat disistem kapitalis adalah masyarakat yang individualis tak peduli dengan kerusakan generasi saat ini.

Begitulah potret generasi disistem kapitalis Demokrasi sangat jauh dari harapan. Jika kita mau mengkaji Islam secara mendalam bahwa Islam tidaklah dapat dipisahkan dari kehidupan. Islam adalah agama yang berbeda dengan agama lain yang hanya mengatur hubungan seseorang dengan tuhannya. Islam lebih dari itu, Islam adalah agama yang sempurna mengatur hubungan seorang hamba dengan Rabbnya, mengatur hubungan seorang hamba dengan dirinya, serta mengatur seorang hamba dengan yang lain. Begitulah islam mengatur segala aspek kehidupan, dan yang paling penting adalah islam satu-satunya agama yang diridhoi Allah.

Dalam sistem Islam generasi akan mendapatkan perhatian penuh dari negara, mereka akan mendapatkan pendidikan yang layak, akan dibina bagaimana menjadi generasi yang unggul dalam segala hal. Orang tua juga memiliki peran penting sehingga mereka juga akan dipahamkan bahwa anak adalah amanah, sehingga orang tua juga akan berusaha keras mendidik anak-anak nya menjadi anak yang sholih sholihah. Masyarakat disistem Islam pun juga akan dibina menjadi masyarakat islami. Seperti pada masa kejayaan Islam yang mampu mencetak generasi unggul sperti Ibnu Sina ahli kedokteran, Imam Syafi'i yang mampu menghafal Al-qur'an diusia 7 tahun. 

Dan masih banyak lagi generasi-generasi muda yang sholih dan unggul ketika sistem Islam diterapkan. Karena pada dasarnya peran negara dalam mencetak generasi unggul sangatlah berpengaruh, disisi lingkungan serta keluarga, jika tiga elemen ini (keluarga, masyarakat atau lingkungan, dan negara) bisa bersatu padu dalam mencetak generasi unggul, maka tidaklah sulit untuk menjadikan generasi saat ini menjadi generasi yang diridhoi Allah. Namun, perlu dipastikan tiga elemen dasar ini hanya mampu diterapkan dalam sistem islam bukan yang lain. Karena kita paham betul sistem kapitalis demokrasi saat ini telah gagal menjadikan generasi unggul, justru yang ada adalah generasi yang lemah. 
Wallahu a'lam bishowab.

Baca juga:

0 Comments: