Headlines
Loading...

Oleh. Choirin Fitri

Korupsi is extraordinary crime. Bahasa gaulnya kejahatan yang lubis tenan. Alias luar biasa. Gimana nggak, coba? Pelakunya pasti orang yang berkedudukan bin punya jabatan. Nggak mungkin dong pelaku korupsi orang biasa. Iya nggak? 

Mirisnya saat ini korupsi tak lagi dilakukan satu atau dua individu pejabat. Jamak diketahui bahwa sudah banyak pejabat yang tertangkap basah jadi koruptor. Yang belum tertangkap bisa jadi jauh lebih banyak. Makannya hanya yang tertangkap saja yang bisa dijuluki koruptor. 

Korupsi sama dengan mencuri. Hanya saja cara mencurinya lebih elegan. Nggak pakai diam-diam pas malam nggak ada orang. Pakai topeng biar nggak ketahuan. Terus masuk rumah orang mengendap-ngendap. Berhasil deh bawa barang-barang curian. Ini sih namanya pencuri jadul. Jaman dahulu.

Kalau para koruptor memiliki kecanggihan dan kecerdasan yang luar biasa. Pakaian mereka keren. Hingga, ada julukan buat para koruptor sebagai pencuri berdasi. Sehingga, meski intelektualitas kece sayangnya malah dipakai nipu rakyat. Mencuri uang rakyat. 

Mencuri atau korupsi ini jelas-jelas jalan haram untuk mencari rezeki. Kaya dari jalan yang satu ini bagi seorang muslim nggak banget. Apalagi jika kita menyimak firman Allah pasti kita bakal paham terkait keharaman ini. 

Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 188 yang berbunyi: 

وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ࣖ

"Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui."

Nah lho, gimana, Sob korupsi jelas-jelas haramkan? Gitu kok ya masih banyak ya yang menjadi pelaku korupsi alias koruptor. Padahal, Allah telah menetapkan perilaku ini sebagai jalan dosa. Tentu bagi seorang muslim nggak layak melakukannya. 

Tumbuh suburnya perilaku korupsi di tengah-tengah para punggawa negeri ini bukan tanpa dasar. Biaya menjadi pejabat yang nggak murah membuat mereka harus balik modal. Kalau hanya nunggu dari gaji bulanan, jelas nggak bakal menutup biaya kampanye hingga jadi pejabat. So, korupsi adalah jalan paling kilat agar modal segera tertutupi dan laba bisa dituai. 

Ngeri banget ya kalau pejabatnya bermental korup. Mereka nggak bakal peduli lagi halal haram. Mereka juga nggak bakal punya empati terhadap rakyat. Yang ada di benaknya hanyalah uang, uang, dan uang. 

Inilah nggak enaknya hidup di negara bersistem kapitalisme. Materi adalah segalanya. Selama bisa mendapatkan materi sebanyak-banyaknya tabrak keharaman tak jadi soal. 

Sangat jauh berbeda dengan sistem Islam. Islam mengharamkan perilaku korupsi. Para pejabat dalam sistem pemerintahan Islam dicari yang menggenggam iman dan takwa. Rasa takut mereka pada Allah yang senantiasa mengawasi dan kelak meminta pertanggungjawaban membuat mereka ogah korupsi. Alhasil, rakyat aman di bawah kepemimpinan orang-orang bertakwa seperti ini. 

Tengok saja sejarah kepemimpinan Rasulullah selama menjadi kepala negara Islam pertama di Madinah. Nggak ada itu berita ada pejabatnya yang korup. Di zaman para Khalifah sesudah beliau wafat seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib juga nggak ada koruptor. Mengapa ini bisa terjadi? Karena jabatan bagi mereka bukanlah ajang untuk mengeruk kekayaan. Namun, sebagai ladang pahala untuk menerapkan Islam kafah. 

Nah, menjadi PR besar kita para remaja yang kelak akan menjadi pemimpin di negeri ini untuk memutus rantai korupsi ini. Pasti jauh lebih asyik jadi remaja anti korupsi. Remaja yang menjadikan syariat Allah sebagai standar kehidupan. Remaja yang siap memperjuangkan tegaknya sistem Islam yang anti korupsi. Sistem yang menjanjikan kesejahteraan, keamanan, serta ketentraman bagi rakyatnya. Kira-kira, kamukah remaja itu? 

Batu, 10 September 2022

Baca juga:

0 Comments: