Headlines
Loading...
Atasi Inflasi dengan Bansos, Solutifkah?

Atasi Inflasi dengan Bansos, Solutifkah?


Oleh : Yuliati Sugiono

Dilansir dari www.merdeka.com kenaikan harga BBM bisa berdampak pada laju inflasi sebesar 627 persen. Hal ini akan mengakibatkan penurunan konsumsi dalam waktu dekat.

Pengamat Ekonomi Adhitya Wardhono PhD mengatakan "Harga bahan bakar merupakan masalah yang sensitif secara politik di Indonesia, dan perubahan tersebut akan memiliki implikasi besar bagi rumah tangga dan usaha kecil, karena bahan bakar bersubsidi menyumbang lebih dari 80 persen pendapatan negara," ujarnya.

Ia mengatakan kenaikan harga BBM di tengah naiknya suku bunga Bank Indonesia 3,75 persen akan mempengaruhi kinerja ekonomi dan berimbas lebih besar dari pengetatan moneter yang dilakukan oleh BI.

"Bukan tidak mungkin akibat naiknya harga BBM, kenaikan biaya produksi, tarif angkutan dan harga sandang pangan pun juga ikut naik, itu juga akan memicu inflasi" katanya.

Adhitya menjelaskan tingkat inflasi tahunan pada Agustus 2022 sebesar 4.69 persen memungkinkan pembuat kebijakan moneter akan meninjau kembali prospek inflasi dalam menanggapi kebijakan harga BBM.
Untuk itu pemerintah telah menyiapkan bantuan sosial yang diberikan kepada rakyat warga miskin untuk menahan laju inflasi, terutama dalam jangka pendek sebelum mereka mampu menuju keseimbangan ekonomi barunya.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staff Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menjelaskan Pemerintah menilai warga miskin berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) yang berada pada angka garis kemiskinan per 2022. Merujuk pada rilis terbaru BPS, garis kemiskinan per Maret 2022 adalah sebesar Rp505.496 per orang per bulan.

Apabila penghasilan per orang melebihi nominal itu, maka tak masuk kategori miskin. Masih menurut BPS, rerata rumah tangga miskin dihuni sekitar 4,47 orang. Oleh sebab itu, jika ditotal, penghasilan satu keluarga yang melampaui Rp2.395.923,00/bulan tidak masuk kategori rumah tangga miskin. Pemerintah menggunakan data di atas, sebagai salah satu cara menentukan nominal bansos atau BLT BBM. Artinya ada tambahan enam persen dari per orang per bulan.

Abraham menambahkan, proyeksi inflasi akibat kenaikan harga BBM melonjak, dari empat persen menjadi tujuh persen, atau naik tiga persen. Ketika ada tambahan dari BLT BBM enam persen, pemerintah meyakini, dengan nilai Rp150 ribu per orang, per bulan ini, bisa menjaga daya beli dari masyarakat.

Bila melihat fakta di lapangan, tentu saja nominal uang di atas sangat minim. Dengan uang dua jutaan, untuk makan saja masih kurang. Belum biaya pendidikan, kesehatan dengan iuran BPJS yang wajib dibayar bulanan, transportasi dengan harga baru BBM yang naik serta kebutuhan yang lain. 

Maka uang BLT Rp 150.000 per orang sangatlah kecil. Sungguh solusi tambal sulam, mengatasi masalah dengan masalah. Khas solusi kapitalis. Solusi setengah hati, mengatasi masalah tidak tuntas ke akarnya.

Islam Solusi Paripurna

Islam akidah ruhiyah dan akidah siyasiyah. Akidah ruhiyah mengatur hubungan manusia dengan Rabbnya. Akidah siyasiyah mengatur hubungan manusia dengan sesama dalam hal muamalah di dunia. Maka tak ada yang lepas dari aturan kehidupan dari Islam. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 3  yang artinya : "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmatKu bagimu dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu."

Maka pengaturan BBM masuk di kepemilikan umum, milik rakyat yang dikelola oleh negara, hasilnya untuk kemaslahatan rakyat. Sebagaimana hadits riwayat 
Abu Dawud dan Ahmad : "Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air dan api."

Jadi pengelolaan BBM tidak boleh diserahkan kepada individu atau pun swasta.
Teks hadits larangan kepemilikan tersebut didasarkan pada 'qiyas' (kesamaan sebab) kepemilikan seseorang terhadap tambang garam yang hasilnya mengalir bak air.

Sesungguhnya Abyad bin Hammal mendatangi Rasulullah Saw dan meminta beliau agar memberikan tambang garam kepada dirinya. Ibnu al-Mutawakkil berkata "Yakni tambang garam yang ada di daerah Ma'rib." Nabi Saw pun memberikan tambang itu kepadanya.

Ketika Abyad bin Hamal ra. telah pergi, ada seorang laki-laki yang ada di majelis itu berkata, “Tahukah Anda, apa yang telah Anda berikan kepada dia? Sesungguhnya Anda telah memberikan kepadanya sesuatu yang seperti air mengalir (al-ma’ al-‘idd)”. Ibnu al-Mutawakkil berkata, “Lalu Rasulullah saw mencabut kembali pemberian tambang garam itu dari dia (Abyad bin Hammal).” (HR Abu Dawud). 

Ketika BBM dikelola oleh negara untuk kemaslahatan rakyat, maka harga kebutuhan primer pun terjangkau. Terlebih segala fasilitas pendidikan, kesehatan, perumahan, keamanan dsb digratiskan oleh negara untuk rakyatnya, maka dalam kondisi demikian, sungguh Bansos/BLT tidak dibutuhkan lagi. Maka kembali kepada aturan Islam merupakan solusi yang hakiki karena Islam adalah rahmatan lil alamin. Wallahu a'lam bishshawab.

Baca juga:

0 Comments: