Headlines
Loading...

Oleh. Wirani Salsabila

"Pusing, pusing, aduh pusing deh!" Masih ingat ungkapan fenomenal mantan artis Peggy Melati Sukma? Mungkin ini saat ini hampir semua orang berteriak serupa. Naiknya BBM per tanggal 3 September 2022  (www.liputan6.com, 4/9/2022) kemarin membuat rakyat pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak, naiknya BBM pasti akan berimbas terhadap meroketnya harga pangan, transportasi, biaya produksi, adanya PHK besar-besaran, sampai meningkatnya tindak kriminalitas. Hidup terasa sulit dan makin terhimpit. Kondisi belum pulih pasca pandemi sudah harus bersiap menguatkan diri karena naiknya BBM. Bagaimana sikap kita menghadapi hal ini?Cukupkah dengan kesabaran?

Menghadapi naiknya BBM ini, masyarakat ada yang mengeluh ada pula yang bisa tegar menghadapi kenyataan. Versi mereka yang tegar : bukankah kita orang beriman? Punya Allah Ar Razaq penjamin rizki kita. Selama manusia masih hidup maka rizki akan tetap ada untuknya. Bersabar sajalah. Di balik semua yang terjadi pasti ada ini kebaikan. Seperti yang tertulis dalam kalamullah QS. Ali Imran : 200
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا 

Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah....

Juga dalam HR. Muslim dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan ra., ia berkata; Rasulullah saw bersabda:

...وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
....jika ia ditimpa kesulitan, maka ia akan bersabar, dan kesabaran itu adalah kebaikan baginya.

Kesabaran menghadapi kesulitan adalah kebaikan bagi seorang yang beriman. 

Arti Sabar

Sabar menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ada dua arti. Pertama, sabar adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati). Sedangkan yang kedua yaitu berarti tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu (kbbi.web.id).

Artinya seseorang yang sabar berarti dia tetap tenang namun tidak berputus asa dengan keadaan yang ada. 

Nah, dalam konteks kenaikan BBM ini kita ketahui bersama bahwa BBM adalah hak rakyat. Kewajiban pemerintah untuk memenuhinya. Ibarat orang tua yang harus mencukupi kebutuhan pokok bagi anak-anaknya. Sekarang BBM sudah menjadi kebutuhan asasi bagi rakyat. Maka jika rakyat tidak bisa atau kesulitan mendapatkannya berarti terjadi kezaliman. Bagaimana sikap kita terhadap kezaliman? 

Bersabar Hadapi Kezaliman

Kisah sahabat Rasulullah  Bilal bin Rabbah dapat menjadi teladan. Bilal tetap sabar ketika ditimpa batu besar di tengah padang pasir oleh majikannya, Umayyah bin Khalaf. Kesabarannya bukan hanya di hati. Tapi juga dalam sikap. Bagaimana Bilal tidak mau menyembah Latta, Uzza dan bersikukuh dengan Islam sebagai agamanya. Ucapan yang terdengar saat dia disiksa adalah "Ahad, ahad." 

Di dalam Al-Quran juga dikisahkan Talut dan pasukannya melawan  Jalut beserta tentaranya yang terkenal sangat kuat. Meskipun nampak bakal kalah namun tidak menjadikan patah arang. Apa yang dilakukan oleh Talut dan pasukannya? Allah Swt berfirman di QS. Al Baqarah : 250

وَلَمَّا بَرَزُوْا لِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ قَالُوْا رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ۗ

Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

Allah Swt memberikan petunjuk bahwa kezaliman yang menimpa diri kita harus dilawan, minimal mengingkarinya. Tidak cukup sampai di situ tetapi ada usaha agar kezaliman tidak terjadi lagi. Ketika kita tak kuasa menahan kezaliman yang ada maka meminta tolong kepada-Nya adalah suatu hal yang mutlak untuk dilakukan.

Saat BBM naik dan kita tahu itu adalah kezaliman. Maka bentuk kesabaran kita adalah menolaknya. Namun, ketika tak mampu mengubah kebijakan yang ada kita harus tetap tenang dan mengupayakan langkah lanjutan. Apakah langkah lanjutannya?

Perjuangkan Islam

Islam punya solusi atas kenaikan BBM ini. Seperti dikatakan dalam HR. Ibnu Majah bahwa :

اَلْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْمَاءِ وَالْكَلإِ وَالنَّارِ وَثَمنَهُ حَرَامٌ

Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput dan api; dan harganya adalah haram.

BBM termasuk api (sumber energi) adalah kepemilikan umum. Rakyat mempunyai hak yang sama untuk mendapatkannya dengan harga murah bahkan gratis. Baik mereka yang kaya ataupun miskin. 

Negara harus mengelolanya dan tidak boleh diswastanisasi bahkan dijual kepada asing. Negara tahu bahwa  rakyat itu adalah amanah, bukan beban yang harus disingkirkan. Rakyat tidak boleh ditelantarkan. Kebutuhan asasinya harus diutamakan.

Mendudukkan kembali BBM sebagai kepemilikan umum dan mengembalikan peran negara sebagai pengurus urusan umat adalah solusi kezaliman naiknya BBM. 

Maka, jadikan langkah lanjutanmu adalah kesabaran memperjuangkan Islam agar tidak ada lagi kezaliman!

Baca juga:

0 Comments: