Headlines
Loading...
BBM Bersubsidi Dibatasi Adakah yang Tersakiti?

BBM Bersubsidi Dibatasi Adakah yang Tersakiti?

Oleh. Ramsa

Ramai tersiar kabar akan adanya rencana kenaikan harga BBM,  per 1 September tahun 2022, namun ternyata kabar ini belum terbukti. BBM masih di harga lama sebagaimana bulan Agustus. Harga pertalite masih tetap di angka 7000-an. 

Namun ramainya isu kenaikan harga ini bukan tanpa alasan. Sebagaimana yang diberitakan oleh beberapa media masa bahwa pemerintah akan mengurangi subsidi yang besar yang dialokasikan untuk subsidi BBM.

Alasan Kenaikan Harga  yang Berulang

Tentu diperlukan alasan kuat saat pemerintah mengajukan kenaikan harga suatu komoditas atau barang. Dalam masalah bahan bakar minyak dikemukakan tiga alasan yaitu bengkaknya anggaran  subsidi, tingginya harga minyak dunia dan subsidi salah sasaran.  

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa negara telah mengalokasikan dana subsidi dan kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 502,4 triliun dan berpotensi ditambah Rp 195 triliun tersebut masih belum tepat sasaran, dan sebagian besarnya dinikmati oleh orang kaya.

"Nah, Rp 698 triliun itu siapa yang menikmati? Dengan ratusan triliun subsidi yang kita berikan, yang menikmati adalah kelompok yang justru paling mampu [Wartaekonomi. co. Id, 27/8].

Menyoal subsidi bahan bakar minyak yang oleh mentri keuangan Sri Mulyani disebut sebesar 698 Triliyun, maka perlu kita analisa lebih teliti. Sejatinya bahan bakar minyak adalah kebutuhan seluruh lapisan masyarakat tanpa mengenal kaya dan miskin. Maka ketika orang kurang mampu membutuhkan bahan bakar minyak begitu pula orang kaya. Karena negara sudah mensubsidi secara umum jenis bahan bakar tertentu maka wajar saja dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Dan subsidi itu merupakan hak semua warga negara bukan? 

Alasan adanya kenaikan harga minyak dunia ke US$ 102,95 per Barel (Selasa, 30 Agustus 2022). Tanpa pandangan yang teliti sebagian kalangan mengajukan pendapat bahwa wajar saja harga minyak akan dinaikan karena mahalnya harga minyak dunia, namun ketika terjadi penurunan harga minyak dunia pada level terendah seperti bulan juli tahun 2022 lalu kenapa harga bahan bakar minyak tidak ikutan turun?  

Logikanya saat harga minyak dunia naik maka ada wacana kenaikan harga bahan bakar minyak, idealnya saat harga minyak dunia turun maka sejatinya negara juga mampu menurunkan harga bukan? 

Subsidi bahan bakar minyak merupakan bentuk nyata perlindungan negara kepada rakyat dalam bidang ekonomi. Ketika subsidi bahan bakar minyak dibatasi atau dikurangi tentu akan mendatangkan efek domino. Mulai dari daya beli menurun, tingginya inflasi, dan angka kemiskinan tentu akan semakin tinggi. Kondisi seperti ini akan menyakiti berbagai pihak, bukan? 

Besarnya subsidi yang dikelurkan pemerintah jika dihitung-hitung masih lebih banyak total uang negara yang sudah dikorupsi oleh pejabat negeri ini, mulai dari korupsi Hambalng,  bailout centuri hingga kasus Asabri dan mega korupsi yang lainnya. Jika dikalkulasi tentu masih jauh lebih banyak dana yang dipakai buat pembayaran bunga utang negara yang berlangsung puluhan tahun dengan nilai yang fantastis. 

Subsidi dalam Pandangan Islam

Negara islam adalah pelayan umat. Umat manusia tanpa pandang agama dan ras wajib diatur dan diperhatikan seluruh kebutuhannya baik kebutuhan individual maupun kebutuhan kolektifnya. Subsidi adalah sesuatu yang dibolehkan dalam islam. Subsidi merupakan bantuan yang bisa berupa uang tunai atau dalam bentuk pelayanan yang gratis dan berkualitas.

Dalam islam ada yang disebut iqtha yaitu pemberian dari negara kepada individu rakyat yang butuh bantuan. Pemberian ini bisa berupa dana bantuan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari tanpa kompensasi apapun,  atau bisa berupa dana usaha yang tak perlu dikembalikan pada negara.

Besarnya pemberian ini tergantung pada kebutuhan rakyat dan juga dipengaruhi oleh kondisi kas negara. Di sisi lain negara dalam islam juga menyalurkan subsidi dalam bentuk pelayanan kebutuhan kolektif masyarakat yakni pendidikan tanpa biaya atau biaya murah fasilitas lengkap dan bermutu. Pelayanan kesehatan secara prima dan pelayanan keamanan yang memadai bagi setiap individu rakyat tanpa kecuali. 

Islam dan Perlindungan Rakyat 

Secara makro sistem  ekonomi islam dengan segala perangkatnya bertujuan untuk mensejahterakan rakyat individu perindividu. Maka di dalam ekonomi Islam urusan bahan bakar minyak dikembalikan pada hukum asal bahan bakar itu sebagai milik umum,  yang kepemilikannya mutlak milik bersama rakyat. Sehingga negaralah yang mendapat wewenang mengelolanya sesuai syariat untuk bisa dinikmati hasilnya oleh rakyat. 

Dalam islam semua barang milik umum akan dikelola sebaik mungkin dan hasil pengelolaannya akan dikembalikan pada semua warga negara berupa subsidi atau pemeliharaan fasilitas umum, bantuan langsung bagi warga miskin, bisa juga dalam bentuk gaji guru yang tinggi dan beasiswa pendidikan. 

Negara tidak boleh bertindak layaknya penjual kepada rakyatnya, sebagaimana dalam ekonomi kapitalisme yang dianut bangsa kita hari ini. Karena pemimpin dalam islam wajib melayani rakyat. Bukan menindas apa lagi memeras rakyat. Pemimpin islam dalam berbagai level bekerja semata mengharap rida Allah dan tidak mencari keuntungan duniawi. 

Sejarah telah mencatat bagaimana bukti kedermawanan seorang pemimpin Islam yakni khalifah Harun Al Rasyid yang menginfakan hartanya 1000 dinar setiap hari bagi rakyatnya (Republika, September 2020).

Beliau juga pernah  saat-saat berjihad,  mengirim 300 rakyatnya untuk pergi haji. Biaya dan semua pembelanjaan, barang perbekalan, pakaian dan lain-lain ditanggung oleh sang khalifah. Tentu pemandangan demikian sulit didapati di alam kapitalisme yang memiliki prinsip mementingkan diri sendiri. Wallahu Alam bi Shawab.

Baca juga:

0 Comments: