Headlines
Loading...

Oleh: Ratty S Leman

وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.” Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu (Al Baqarah 102)".

Beberapa pekan ini kita dihebohkan dengan berita membongkar kedok tipuan praktek perdukunan oleh Marshel pesulap merah. Berita ini viral diperbincangkan baik oleh yang orangtua maupun anak muda. Bagaimana kita mensikapinya dari sudut pandang syariat Islam. Yuk kita kupas tuntas dalam pembahasan kali ini.

Perdukunan masih laris manis digunakan oleh masyarakat kita. Praktik-praktik perdukunan yang syirik karena menyekutukan Allah Ta'ala dianggap boleh-boleh saja. Inilah akibat syahwat dan subhat yang bercokol di pemikiran masyarakat awam. Ketika sakit mereka takut ke dokter, ketika ada masalah mereka tidak meminta nasehat ahlinya tapi menempuh cara yang salah. Kearifan lokal katanya, meski ini hanya tipu-tipu saja. Bahkan organisasi perdukunan ini sudah berlangsung lama dan masing-masing mempunyai kartu anggota. Astaghfirullah, kesyirikan yang terorganisir nyata di sekitar kita? 

Perdukunan dan sihir sudah berlangsung lama. Sejak zaman Fir'aun saat jaya-jayanya ilmu sihir diberantas Nabi Musa. Selama manusia masih belum mengenal arti tauhid yang benar maka illah-illah lain otomatis akan muncul seiring dengan kebodohannya. Bagaimana cara mengatasinya?

Islam datang untuk menyelamatkan manusia, dari penghambaan yang salah kepada yang benar yang seharusnya disembah. Naluri beragama ini harus dibimbing ke arah yang tepat kepada siapa kita seharusnya menyembah dan meminta pertolongan. Jika tidak diarahkan dan dibimbing secara benar maka akan banyak manusia yang salah jalan di dalam melangkah mencari pertolongan dan mengatasi masalah hidupnya. 

Keyakinan bahwa Allah yang mengizinkan penyakit itu hadir dan Allah pula yang akan menyembuhkannya. Tertulis dengan jelas di surat As Syura ayat 80 :

وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ

"Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku".

Keyakinan yang utuh bila kita sakit Allah yang akan menyembuhkan, bukan dokter, bukan tabib, bukan perukyah, bukan obat, bukan herbal, bukan terapi apalagi dukun. 

Berobat ke dukun haram hukumnya. Haram berobat dengan menyekutukan Allah, meminta bantuan jin dan berobat dengan dzat yang haram.

Namun apa yang terjadi saat ini di zaman liberalisme. Semua menjadi serba boleh apabila mendatangkan manfaat, tidak perduli halal haram. Masyarakat dilemahkan aqidahnya, dijauhkan dari syariat Islam.

Kini saatnya kita bersama-sama bersatu padu dalam ukhuwah Islamiyah bangkit menyelamatkan aqidah umat dengan cara membina umat agar aqidahnya makin kuat sehingga akhirnya mereka terikat dengan syariat Allah dan ingin menjalankannya untuk pribadi, masyarakat bahkan secara konstitusi. 

Mengapa perlu menjalankan syariat secara menyeluruh (kaffah)? Karena menjalankan syariat secara kaffah inilah perintah Allah. Bila kita tidak menjalankan perintah Allah secara kaffah artinya kita mengikuti langkah-langkah setan. Wali-wali setan itu adalah para dukun.

السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu" (Al Baqarah 208).

Wallahu alam bishowab.

Baca juga:

0 Comments: