Headlines
Loading...

Oleh Desi

Sudah bisa dipastikan bahwa kenaikan harga BBM otomatis diikuti kenaikan harga-harga di pasaran, termasuk tarif angkutan umum. Hal ini menjadi beban tersendiri bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Bagaimana mungkin mereka tidak mengeluh? Kenaikan ini tidak dibarengi dengan bertambahnya penghasilan mereka. Terlebih lagi, kondisi ekonomi mereka yang tidak berpenghasilan tetap, masih ketar-ketir pasca pandemi Covid-19.

Di tengah beragam kesulitan hidup rakyat, pemerintah tetap menaikkan harga BBM. BBM jenis pertalite naik dari harga Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Harga solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan pertamax yang belum lama ini naik, juga dinaikkan kembali harganya dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter. (Detik.com, 3/9/2022)

Kenaikan ini menuai protes dari berbagai elemen mahasiswa, buruh dan masyarakat. Aksi protes digelar untuk menuntut pemerintah agar menurunkan harga BBM. Para pendemo berbondong-bondong mendatangi gedung perwakilan rakyat untuk menyuarakan aspirasi mereka. 

Beberapa titik di Jabodetabek menjadi lokasi demo tolak kenaikan harga BBM. Aksi serupa juga digelar di daerah lainnya seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, dan NTB. Ada tiga tuntutan demo yang akan diajukan kepada pemerintah, yaitu: penolakan kenaikan harga BBM, pembahasan Omnibus Law Undang-Undang Cipta kerja (UU Ciptaker) dan permintaan kenaikan upah minimum sebesar 10-13 persen pada 2023. (Detik.com, 6/9/2022)

Jeritan hati atas nasib rakyat yang semakin tercekik, memanggil mereka untuk hadir, mengadu kepada wakil rakyat. Kehadiran mereka juga mewakili banyak tangis pilu 'wong' cilik. Meskipun jika berkaca pada kejadian serupa yang telah berlalu, lelah mereka tak terbayar angin surga, sebab penguasa tak bergeming. Akhirnya, rakyat dipaksa untuk pasrah menerima keputusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun, pengalaman pahit ini tak membuat mereka menyerah. Mereka tetap berharap pulang dengan membawa secercah harapan akan solusi yang meringankan derita mereka.

Dengan kenaikan BBM, biaya hidup masyarakat kian meningkat. Namun, di tengah kehidupan rakyat yang serba sulit, pemerintah tetap melanjutkan beragam proyek, seperti: 
- Proyek Ibu Kota Negara (IKN). 
- Kereta cepat Bandung-Jakarta. 
Kedua proyek ini tetap berlanjut meskipun hanya memenuhi kepentingan oligarki.
- Sejumlah proyek infrastruktur lainnya yang membutuhkan dana sangat banyak. 

Anehnya, pemerintah tidak pernah mengeluhkan bahwa dana untuk kepentingan tersebut membebani APBN. Sebaliknya, mengapa untuk kepentingan rakyatnya, pemerintah malah merasa keberatan?

Begitulah watak ideologi Kapitalisme yang memandang materi sebagai tujuan utama. Kapitalisme lebih memprioritaskan kepentingan kaum pengusaha, sedangkan rakyat hidup sengsara. kapitalisme akan terus melahirkan kezaliman, sebab benar-salah bukan patokan dan halal-haram tidak menjadi standar perbuatan.

Islam Solusi Nyata 

Islam adalah agama paripurna.  Pengelolaan sumber daya alam pun diatur dalam Islam. BBM beserta segala sumber daya alam lainnya yang menguasai hajat hidup orang banyak pada hakikatnya adalah milik rakyat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: 
"Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu air, padang rumput, dan api." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Artinya, kepemilikan akan air, padang rumput dan api tidak boleh dikuasai oleh individu dan  swasta. Penguasaan kepemilikan umum oleh individu dan swasta harus dicegah, karena seluruh manusia sangat membutuhkannya.  

Dalam Islam, kepemilikan umum dikelola secara mandiri oleh negara. Manfaat pengelolaannya dikembalikan kepada rakyat, baik diberikan secara gratis maupun minimal terjangkau dengan harga murah sebagai ganti biaya operasional. Jadi, bukan mengambil keuntungan dari rakyat sebagai pemilik sebenarnya.

Seorang pemimpin dalam Islam akan memberikan akses atas berbagai kepemilikan umum ini kepada seluruh rakyatnya. Baik rakyat yang kaya maupun miskin  berhak menikmati semua sumber daya alam milik umum.

Jika sistem ekonomi Islam diterapkan, tidak ada celah sedikit pun bagi para kapitalis untuk menguasai sumber daya alam Indonesia yang melimpah ini. Dengan demikian, kesejahteraan rakyat akan  terwujud.

Apakah kita masih percaya pada sistem Kapitalisme yang nyata-nyata telah membuat hidup rakyat terpuruk? Mari kita bersama-sama memperjuangkan Syariat Islam agar tegak kembali. Syariat Allah ini telah terbukti mampu mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.

Wallahu a'lam bishawwab.

Baca juga:

0 Comments: