Headlines
Loading...
Harga Telur Meledak, Islam Wujudkan Kemandirian Pangan

Harga Telur Meledak, Islam Wujudkan Kemandirian Pangan


Oleh. Ummu Faiha Hasna

Selama satu bulan terakhir Agustus, harga telur ayam berfluktuasi. Pasalnya bisa dikatakan telur saat ini tertinggi dalam sejarah karena secara nasional terus mengalami kenaikan.Telur, komoditas yang cukup besar permintaannya sehingga menimbulkan masalah jika harganya tinggi. Lalu, Apakah persoalan mendasar atas ketidakstabilan harga telur hingga telur mendadak 'meledak'?

Saat ini harga telur termurah terdapat di Sulawesi Selatan yaitu Rp28.250 per kg, dan harga telur termahal ada di Papua yaitu mencapai Rp 39.550 per kg.(Bisnis.com, 29 Agustus 2022)

Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, kenaikan harga telur ayam ras salah satunya disebabkan oleh permintaan telur yang melonjak di pasaran (jurnal.com, Sabtu, 03/09/2022)

Sementara itu, Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional menyebutkan harga telur disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari dalam dan luar negeri. Kenaikan harga telur saat ini karena mencari keseimbangan atau equilibrium sebagai akibat kenaikan pada beberapa variabel biaya. Contohnya pakan, karena ada beberapa yang masih impor sehingga ketika terjadi gejolak mata uang harga ikut naik.", Kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat memberikan arahan rapat pimpinan Provinsi III/2022 Kadin DKI Jakarta, Sabtu/27/8/2022 (wartaekonomi.co.id)

Arief menuturkan bahwa salah satu yang juga memberi kontribusi besar terhadap kenaikan harga telur adalah biaya transportasi. Apalagi telur bukan komoditi yang tahan lama. Harga telur tidak mungkin kembali ke harga 19.000-20.000 rupiah/kg, karena akan mematikan peternak. 

Mirisnya, harga telur saat ini membuat sejumlah warga memilih untuk membeli telur retak. Seperti yang terjadi di kawasan Kabupaten Tangerang pada Selasa, (31/5/2022) dengan harga 19.000 per kilogram. Alasan warga memilih telur retak karena harga yang lebih terjangkau dibandingkan telur yang memiliki cangkang yang masih bagus.

Perlu diketahui, harga pakan berpengaruh sekitar 70 % pada biaya produksi dari tumbuhnya ayam secara keseluruhan. Kontribusi pakan ini cukup besar terhadap hasil produksi baik broiler maupun layer. Sedangkan komponen terbesar dari pakan itu sendiri adalah jagung. Sementara, diadopsinya liberalisasi perdagangan sebagai konsekuensi bergabungnya Indonesia dalam WTO menjadikan Indonesia terikat untuk mengimplementasikan Agreement of Agriculture. Konsekuensinya negeri ini harus melakukan pengurangan subsidi ekspor, pengurangan subsidi dalam negeri  dan membuka akses pasar. Dampaknya penghapusan biaya impor masuk yang mengakibatkan Indonesia diserbu berbagai produk impor termasuk jagung kedelai dan sebagainya. Inilah yang menyebabkan jagung sebagai bahan pakan ternak mengalami kenaikan. Sebab, jika harga impor mengalami kenaikan, maka harga jagung dalam negeri juga ikut naik. Ditambah lagi pakan ternak di dalam negeri juga menyimpan polemik tersendiri.

Sejatinya, Kenaikan harga telur mencerminkan tidak adanya empati pada kondisi rakyat dan kebutuhan mendesak rakyat terhadap telur serta dominasi pemodal besar/kapitalis lokal-multinasional dalam produksi pangan dari hulu hingga hilir telah berhasil mengendalikan harga pangan dasar bagi rakyat. Inilah alasan di balik mahalnya harga pakan ternak khususnya ayam. Yaitu, karena sektor produksi pakan ternak sudah dikuasai korporasi besar yang berasal dari negara asing. 

Dari sisi modal dan daya saing, korporasi-korporasi inilah pemain kuat dan besar. Akibatnya peternak lokal mau tidak mau memang harus membeli pakan bahkan benih ayam dari korporasi-korporasi besar ini.

Fakta tersebut menjadi bukti bahwa cengkraman kapitalisme dan keterikatan Indonesia dalam perjanjian internasional seperti WTO menjadikannya tidak mandiri dan selalu bergantung pada pangan luar negeri. Hal itu, tentu berpengaruh pada sektor peternakan. Tata kelola sektor peternakan di bawah sistem kapitalisme hanya menjadikan pemerintah lebih berpihak pada korporasi dan mengabaikan hak rakyat sekaligus tanggung jawabnya sebagai pengurus urusan rakyat. Karena itu, umat hari ini membutuhkan sistem yang mampu mewujudkan kemandirian pangan. Sistem ini pernah berjalan selama hampir 13 abad yaitu sistem Islam Kaffah di bawah institusi Khilafah. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Imam atau Khalifah adalah pengurus dan ia akan bertanggungjawab terhadap rakyat yang diurusnya. (HR Muslim dan Ahmad)

Mewajibkan negara menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan publik dengan menata secara fair/adil aktivitas produksi oleh warga negara, membatasi keterlibatan faktor asing. Di dalam negeri, politik pangan Islam menjamin pemenuhan pangan seluruh individu rakyat baik untuk konsumsi harian maupun menjaga cadangan pangan untuk mitigasi bencana atau paceklik. Termasuk peran lembaga negara seperti Berdikari yang tidak lain adalah perpanjangan pemerintah untuk mengatur stok dan stabilitas harga pangan hasil ternak. Dengan kerja integritas bersama bulog, Berdikari berperan sebagai unit pelaksana teknis dalam mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan hasil ternak pada setiap individu rakyat. Menyimpan cadangan pangan untuk kebutuhan pada kondisi bencana ataupun untuk menstabilkan harga  di pasar. Kedua lembaga ini dijalankan berdasarkan fungsi pelayanan dan menihilkan aspek komersial untuk mengatasi problem sektor peternakan  sebagaimana saat ini peran Berdikari diantaranya adalah menyerap hasil produksi ternak dari para peternak lokal. 

Berdikari dengan dibantu bulog juga mengalami distribusi hasil ternak sebagai fungsi penjagaan ketahanan dari sumber daya pangan masyarakat. Bulog sebisa mungkin meminimalkan stok yang bersumber dari impor terlebih jika itu berdampak pada faktor produksi ternak di dalam negeri. Semua langkah ini semata agar rakyat benar-benar dapat merasakan peran pemerintah untuk mengurusi kebutuhan sekaligus harga pangan mereka. Karena itulah jika perusahaan pangan dikelola oleh sistem Islam yakni Khilafah, maka ketahanan pangan dan kedaulatan pangan bagi tiap individu rakyat akan terwujud. Wallahu Alam Bishawab

Baca juga:

0 Comments: