Headlines
Loading...

Oleh Yuliati Sugiono

Lagi-lagi pelecehan terhadap ajaran Islam terulang kembali. Kali ini dilakukan oleh Edi Kuntadhi kepada Imaz Fatimatuz Zahra alias Ning Imaz, ustazah ponpes Lirboyo. Melalui cuitannya di Twitter, Kuntadi dengan terang-terangan memberi mention "Hidup kok cuma mimpi selangkangan" dan "tolol tingkat kadal", atas video ceramah ning Imaz yang bertemakan, "Laki-laki di surga mendapat bidadari, perempuan mendapat apa?"

Padahal sejatinya Ning Imaz sedang memberikan penjelasan tentang balasan laki-laki di surga nanti berupa bidadari dan perempuan dengan perhiasan, sebagaimana yang beliau nukil dari tafsir Imam Ibnu Kasir surat Ali Imran ayat 14, dilansir dari Republika.or.id (14/9/2022).

Kejadian Berulang

Pelecehan terhadap ajaran Islam dan personal umat Islam tidak hanya sekali dilakukan oleh Kuntadhi. Penyerangan terhadap ustadz Adi Hidayat juga pernah dia lakukan. Dia (Kuntadhi) pernah berciut di twiiter mengenai penggalangan dana muslim Palestina yang dikoordinir ustadz Adi Hidayat dengan mengatakan, "Alhamdulillah.  Terkumpul Rp 60 M, diserahkan Rp 14 M”, cuitnya.

Sontak membuat ustaz Adi Hidayat merespon dengan keras. "Hati-hati bagi yang sengaja mencari keributan, ingin memecah belah, bahkan menghadirkan unsur-unsur fitnah, awas hati-hati ya kita pun akan melakukan tindakan tegas dengan menempuh langkah hukum,".

Namun, proses hukum terhadap penista Islam dan personal umat Islam tak pernah tembus ke ranah hukum untuk proses penahanan.  Atas pembelaan Ade Armando, fitnahan Edi Kuntadhi terhadap ustadz Adi Hidayat pun tidak tersentuh hukum. Dia akhirnya bebas dari tuntutan.

Islam dan Penistanya

Di dalam Islam, orang-orang yang dengan sengaja melecehkan, mengolok-olok ajaran Islam disebut sebagai orang-orang munafik. Ancamannya adalah neraka jahanam. Mereka kekal di dalamnya, baik dia itu laki-laki maupun perempuan.

"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, " Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah : "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok -olok?" (QS At-Taubah : 65).

"Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknat mereka, dan bagi mereka azab yang kekal." (QS At-Taubah : 68).

Jadi orang munafik itu memang gemar mengolok-olok Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya. Ketika digertak, mereka mengaku hanya senda gurau dan main-main saja. Maka dari itu, Allah melaknat mereka dan laknat Allah bermakna mengutuk dan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya.

Peringatan untuk Buzzer Kekuasaan 

Orang-orang yang sering melakukan penghinaan, pelecehan, mengolok-olok pribadi dan juga ajaran Islam, lantas dia bebas tidak tersentuh hukum atas perbuatannya, maka sejatinya dia adalah buzzer durjana yang mengabdi pada kekuasaan. 

Buzzer kekuasaan sebenarnya sudah ada dari masa ke masa. Sebutlah al-Walid al-Mughirah, penyair besar dan handal yang dimiliki orang Quraisy. 
Ia adalah buzzer kekuasaan yang bekerja untuk menyenangkan kaumnya. Ia buzzer istana yang sangat mahir dalam mengendalikan opini publik. Pada akhirnya ia mati.  Sementara kebencian sudah teramat dalam merasuk dalam jiwanya.

Ia membuat narasi bohong bahwa Muhammad bin Abdullah adalah tukang sihir. Abu Jahal yang merupakan pembesar Quraisy meminta kepada al-Walid dengan mengatakan, "Ucapkanlah suatu perkataan yang menunjukkan kalau engkau mengingkari al-Quran atau engkau membencinya.”

"Kaummu tidak akan rida kepadamu sampai engkau mengatakan sesuatu yang buruk tentang al-Quran itu", tambah Abu Jahal.

Setelah merenung, berpikir keras dan juga berdialog dengan koleganya, akhirnya al-Walid mengatakan,  “al-Quran ini adalah sihir yang dipelajari. Muhammad mempelajarinya dari orang lain.”

Itulah al-Walid, berusaha keras, berpikir, merenung menyiapkan narasi yang bisa memuaskan kaumnya dan menyenangkan tirani kekuasaan kala itu. Setelah itu, ia sampaikan kepada kaumnya sebagai bentuk penggiringan opini.

Semua ini terjadi akibat kebebasan berpendapat ala Demokrasi Kapitalisme. Maka satu-satunya solusi adalah mencampakkan Demokrasi Kapitalisme, sehingga tidak terjadi lagi kekisruhan terhadap ajaran Islam dan fitnah terhadap penyuara kebenaran.

Wallahu a'lam.

Baca juga:

0 Comments: