Headlines
Loading...
Perubahan Pola Seleksi Masuk PTN, Pendidikan Kian Terkapitalisasi Kepentingan Industri

Perubahan Pola Seleksi Masuk PTN, Pendidikan Kian Terkapitalisasi Kepentingan Industri


Oleh:
Ummu Faiha Hasna

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Nadiem Anwar Makarim, mengumumkan akan mengubah sistem penerimaan mahasiswa baru melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Pemerintah berencana akan menghapus tes mata pelajaran atau tes kemampuan akademik (TKA) di SBMPTN. Dan menggantinya dengan tes skolastik yang menekankan pada kemampuan bernalar dan berpikir kritis.

Dikutip dari infopublik.id, Langkah perubahan SBMPTN dilakukan, karena materi TKA dalam SBMPTN dirasa sangat membebani peserta didik maupun guru. Dimana, selama ini ujian dilakukan dengan menggunakan banyak materi dari banyak mata pelajaran yang secara tidak langsung memicu turunnya kualitas pembelajaran. Selain itu, banyak siswa yang harus melakukan bimbingan belajar (bimbel) di luar sekolah.

Perubahan syarat ini jelas berdampak pada kualitas input mahasiswa PTN, dengan pembelajaran berbasis kampus merdeka maka bisa dibayangkan bahwa output PTN makin jauh dari kualitas mumpuni sebagai intelektual muda.

Penerimaan mahasiswa baru memang sudah menjadi agenda tahunan bagi calon mahasiswa. Momen ini selalu menjadi hal yang menegangkan. Sebab, mereka harus bersaing mendapatkan kuota. Sementara bagi kampus mereka selalu berharap mahasiswa yang diterima adalah mahasiswa yang kualitasnya baik. Akan tetapi, karena asas pendidikan saat ini berbasis sekuler kapitalisme, momen penerimaan Mahasiswa baru menjadi perhatian lebih oleh para industri. Sebagaimana yang diketahui, sistem pendidikan sekuler kapitalisme tidak menjadikan institusi pendidikan sebagaimana fungsinya.

Sekuler kapitalisme membuat perguruan tinggi hanya menjadi tempat pencetak manusia yang siap kerja. Karenanya kurikulum maupun program - program kampus berubah - ubah menyesuaikan kebutuhan industri. Para mahasiswa dibentuk memenuhi kualifikasi orang yang siap kerja. Kampus akan mendapat gelar bagus ketika masa tumbuh kerja para alumninya tidak berlangsung lama. Alhasil, pendidikan akan semakin terkapitalisasi oleh kepentingan industri.

Sejatinya, sistem pendidikan yang mampu mencetak generasi yang memiliki ilmu yang bermanfaat bagi umat hanyalah sistem pendidikan Islam. Pendidikan yang secara praktis diterapkan oleh institusi Khil4f4h ini memiliki tujuan pendidikan yang benar. Sehingga, teknik penerimaan mahasiswa barunya pun tidak akan lepas dari tujuan tersebut.

Seorang mujtahid mutlak dan ulama besar , Syaikh  'Atha bin Khalil ar - Rusythah, dalam kitabnya Usul at Ta'lim fi Daulah Al Khil4f4h ( Dasar - Dasar Pendidikan Negara Khil4f4h) menjelaskan rincian hal tersebut. Tujuan pendidikan tinggi dalam Islam adalah:

Menyempurnakan penanaman dan pendalaman kepribadian Islam secara intensif pada diri Mahasiswa perguruan tinggi yang sebelumnya sudah didapatkan di jenjang pendidikan sekolah. Hal ini bertujuan agar para Mahasiswa mampu menjadi pemimpin dalam memantau permasalahan - permasalahan krusial atau Qadhiyah Ma'syiriah bagi umat termasuk kemampuan mengatasinya.

Perguruan tinggi menjadi tempat untuk membentuk himpunan ulama, para peneliti, melahirkan sekumpulan politikus, para pakar ilmu pengetahuan yang mampu melayani kemaslahatan hidup umat  dan mampu menyusun rencana pendek maupun jangka panjang atau strategis. 

Kemaslahatan hidup adalah kepentingan demi menjaga kelestarian hidup umat, seperti kebutuhan akan tentara yang kuat, yang mampu melindungi umat dan mampu melawan ideologi kufur dengan perang dan pengembanan risalah Islam. Termasuk dalam kemaslahatan hidup umat adalah terpenuhinya kebutuhan asasi, seperti air, makanan, tempat tinggal, keamanan dan pelayanan kesehatan.

Dari tujuan ini, maka mekanisme penerimaan Mahasiswa baru ketika mengikuti seleksi masuk Universitas dalam Khil4f4h adalah sebagai berikut :
 
Calon Mahasiswa akan dilihat rata - rata keseluruhan nilainya pada ujian umum di jenjang sekolah. Untuk menentukan jurusan, nilai mata pelajaran tertentu pada ujian umum yang akan menjadi tolak ukur, para pakar akan menentukan mata pelajaran mana saja yang berkaitan dengan setiap jurusan yang ada di Universitas dan nilai rata - rata yang dapat diterima di setiap jurusan. Misalnya, siswa jurusan Fiqih dan ilmu syariat, hendaknya mempunyai nilai tinggi pada mata pelajaran Tsaqofah Islam dan bahasa Arab.

Siswa yang bermaksud mengambil jurusan teknik hendaknya memiliki nilai yang baik pada mata pelajaran matematika dan fisika. Begitu juga siswa yang akan mengikuti ilmu kedokteran, hendaknya mereka memiliki nilai tinggi pada mata pelajaran biologi dan kimia dan seterusnya.

Jika dirasa umat membutuhkan keahlian baru, Khil4f4h bisa membuka jurusan - jurusan dengan menyisipkan jurusan - jurusan baru tersebut.

Universitas dalam Khil4f4h akan menerima Mahasiswa baru sebanyak dua kali dalam setahun. Sementara untuk metode pengajarannya, sistem pendidikan Khilafah menerapkan metode penyampaian (Khithab) dan penerimaan ( talaqqiy) dari pengajar kepada pelajar.

Metode ini menuntut seorang pengajar mentransfer pemikiran kepada anak didik mereka. Para pengajar akan berusaha menghubungkan antara pemikiran  itu dengan fakta yang dekat dan dirasakan oleh anak didiknya. Sehingga, hasil dari pengajaran adalah sebuah pemikiran bukan sekedar informasi.

Inilah konsep penerimaan Mahasiswa baru dalam Khil4f4h. Konsep yang akan membimbing mereka menjadi generasi yang bermanfaat bagi kemuliaan Islam dan kaum Muslimin. 
Wallahu a'lam bish shawab.

Baca juga:

0 Comments: