Headlines
Loading...
Solusi BBM Murah untuk Seluruh Rakyat

Solusi BBM Murah untuk Seluruh Rakyat

Oleh. Rery Kurniawati Danu Iswanto (Praktisi Pendidikan)

Wacana tentang kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi terus bergulir dan berulang. Kenaikan ini seakan suatu keharusan karena menyesuaikan nilai keekonomian harga minyak mentah di dunia. Oleh karenanya, kenaikan harga BBM, baik yang bersubsidi maupun tidak pun tidak dapat dihindari. Dan yang membuat masyarakat resah, kenaikan harga BBM selalu menimbulkan efek domino pada kenaikan berbagai harga komoditas lainnya. Yang paling dirasakan dampaknya adalah kenaikan harga bahan pokok seperti beras, minyak, telur, dsb.

Ketergantungan harga BBM pada harga minyak mentah dunia niscaya terjadi karena produksi BBM didasarkan pada pengelolaan sistem ekonomi kapitalis. Produksi BBM ini dikelola dengan prinsip bisnis oleh pengusaha. Bahkan BUMN yang dikelola negara pun mengelolanya sebagai bisnis negara.  Tak ayal, prinsip ekonomi untuk mencapai keuntungan berupa nilai materi lah yang dijadikan standar penetapan harga BBM. Bahkan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan harga BBM sebenarnya saat ini jauh diatas nilai jual di pasaran. Contoh beberapa harga BBM diantaranya Pertalite dijual Rp. 7.650 per liter, Solar Rp. 5.450 per liter, dan Pertamax Rp. 12.500 per liter. Jika tidak disubsidi maka harga sebenarnya adalah Pertalite Rp. 17.200 per liter, Solar Rp. 17.600 per liter, dan Pertamax Rp. 19.900 per liter. Harga BBM yang belum disubsidi ini disebut sebagai harga keekonomian (Liputan6.com, 26/08/22).

Harga BBM akan selalu tinggi jika dikelola dengan prinsip bisnis. BBM adalah kebutuhan pokok yang digunakan dalam aktivitas transportasi, produksi, dan distribusi berbagai komoditas. BBM dibutuhkan oleh seluruh masyarakat, baik untuk kebutuhan skala kecil seperti bahan bakar kendaraan pribadi maupun kebutuhan industri. Sebagai bahan pokok yang dibutuhkan bagi hajat hidup orang banyak, maka negara seharusnya berperan sebagai pengelola produksi BBM dengan prinsip riayah.

Meriayah berarti negara yang mengelola seluruh aset sumber daya alam untuk memproduksi BBM. Negara yang mengatur, mengurus, dan memastikan produksi BBM mencukupi kebutuhan masyarakat hingga distribusi yang merata ke seluruh wilayah. Aset-aset sumber daya alam ini tidak boleh diberikan atau dikuasai secara privat oleh swasta dan perusahaan asing. Negara pun harus berdaulat menentukan harga minyak yang diproduksi, menggunakan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Dengan demikian, harga BBM akan sangat murah dan melimpah untuk semua warga negara. 

Akankah hal ini suatu keniscayaan? Tentu sangat mungkin terjadi jika sistem ekonomi yang diterapkan berdasarkan sistem ekonomi Islam. Dalam Islam, bahan tambang termasuk diantaranya sumber minyak bumi adalah hak bersama seluruh masyarakat yang pengelolaannya wajib dilakukan oleh negara. Tidak boleh pihak swasta atau perusahaan asing menguasai sumber minyak bumi dan bahan tambang lainnya untuk dikelola secara privat. Dan sebagaimana diterangkan sebelumnya, pengelolaannya didasarkan pada prinsip riayah oleh negara untuk masyarakat, bukan prinsip bisnis untuk mencari keuntungan materi.

Berdasarkan sistem ekonomi Islam ini, sudah barang tentu seluruh hasil produksi minyak bumi dan bahan tambang dapat dinikmati oleh seluruh anggota masyarakat dan mampu memenuhi kebutuhannya. Tidak akan ada istilah BBM bersubsidi, karena harga BBM ini akan sama bagi semua masyarakat, baik kaya maupun miskin. Harga dan kualitas BBM yang diproduksi sama murah dan sama baiknya. Bahkan bukan tidak mungkin, masyarakat bisa menikmati BBM gratis. Masyaa Allah. Allah Swt. Berfirmna dalam QS. Yunus ayat 3, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”  

Demikianlah Islam mengatur dan mengajarkan bagaimana mengelola sumber daya alam. Jika saja aturan ini dijalankan, maka kesejahteraan akan dirasakan oleh seluruh masyarakat, baik muslim maupun nonmuslim. Karena Islam hadir ke dunia sebagai rahmatan lil alamin, jika manusia mau menerapkan aturan dari-Nya, jika manusia mau mengambil pelajaran dari-Nya. Wallahu a'lam bishawwab.

Baca juga:

0 Comments: