Headlines
Loading...
Wakil Rakyat Nirempati Tak Layak Diteladani

Wakil Rakyat Nirempati Tak Layak Diteladani


Oleh Nanik Farida Priatmaja 

Akun anonim yang mengaku sebagai peretas atau hacker Bjorka menyentil perayaan ulang tahun Ketua DPR RI Puan Maharani di ruang rapat paripurna tatkala masyarakat berunjuk rasa atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tepat di luar gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/9). Bjorka yang sebelumnya mengklaim telah meretas 1,3 miliar data SIM card dan surat-surat milik Presiden Joko Widodo itu menyindir Puan melalui cuitannya di Twitter (CNNindonesia.com, 11/9/2022).

Siapapun akan meradang melihat polah tingkah politisi yang terlihat minim empati terhadap nasib rakyat. Ketika rakyat berteriak-teriak menyuarakan aspirasi mereka di depan gedung DPR, para wakil rakyat malah merayakan ulang tahun ketua DPR Puan Maharani. Sungguh sangat disayangkan sikap para anggota dewan bersenang-senang di atas penderitaan rakyat.

Wakil rakyat dipilih rakyat sebagai penyambung lidah rakyat. Faktanya, sebagian besar produk kebijakan yang dibuat oleh wakil rakyat malah tak memihak rakyat. Bahkan cenderung menzalimi rakyat.

Tak dipungkiri, gaya hidup wakil rakyat kerap terkesan glamor, jauh dari kesederhanaan. Tak jarang pula, ketika sidang berlangsung pun wakil rakyat tak berada di tempat. Entah ke mana mereka gerangan?

Sudah menjadi rahasia umum, adanya wakil rakyat tak berpengaruh terhadap kondisi rakyat. Artinya, para wakil rakyat tak mampu mendengar aspirasi rakyat. Hanya di saat mengumbar janji-janji politik jelang kampanye, para wakil rakyat mendekat dan memerhatikan rakyat. Jika  sudah menjabat, hilanglah sudah rasa empati dan rakyat pun hilang simpati.

Begitu jauhnya jarak antara rakyat dan wakilnya diibaratkan kabel pada alat elektronik yang terputus dari arus listrik. Akibatnya, kabel tersebut tak berfungsi. Hal ini wajar saja terjadi. Pasalnya wakil rakyat tak lagi bertujuan menyuarakan aspirasi rakyat, melainkan disibukkan dengan pengembalian modal politik. Apalagi kalau bukan dengan berkolaborasi bersama para penyokong dana kampanye, kaum kapital. 

Dalam sistem Demokrasi, kaum kapital berperan sebagai pemberi modal kampanye para politisi calon wakil rakyat. Ketika wakil rakyat berhasil memperoleh suara terbanyak, kursi kekuasaan jatuh di tangan mereka. Kaum kapital merasa puas tatkala para wakil rakyat yang menjadi tangan kanan mereka menduduki kursi kekuasaan. Hal ini jelas  memuluskan jalan mereka untuk meloloskan berbagai kebijakan sesuai keinginan mereka.

Posisi wakil rakyat di mata rakyat seharusnya menjadi sosok yang terpercaya, mumpuni dan layak dijadikan teladan. Sayangnya,  dalam sistem saat ini, sangat sulit menemukan sosok wakil rakyat yang demikian. Yang ada malah sosok-sosok yang dikenal karena citra karakternya di media yang sebenarnya jauh dari kata layak untuk dijadikan sosok panutan.

Tak sedikit pula artis atau pengusaha yang menjadi wakil rakyat. Padahal kapabilitasnya masih dipertanyakan. Hanya bermodalkan uang, terkenal, mempunyai banyak penggemar dan pengikut, mereka sudah bisa melenggang menjadi wakil rakyat. 

Iklim Demokrasi memang tak mampu memproduksi manusia-manusia "bersih". Pasalnya, ongkos politik dalam Demokrasi begitu mahal, berpotensi untuk melahirkan manusia-manusia rakus, yang mudah berkhianat dan tidak mampu menjalankan amanah.
Demokrasi terbukti melahirkan wakil-wakil rakyat yang minim empati dan tak layak diteladani.

Dalam sistem Islam, setiap individu rakyat berhak menyampaikan aspirasi. Bahkan ketika ada kebijakan penguasa yang berpotensi menzalimi rakyat, rakyat wajib mengoreksinya sebagai wujud kepedulian terhadap penguasa. Menyerukan kebenaran kepada penguasa zalim adalah jihad yang paling utama. Sepanjang sejarah kegemilangan Islam, tak sedikit para ulama hingga rakyat biasa melakukan koreksi atau muhasabah terhadap kebijakan khalifah. Itulah wujud kemuliaan Sistem Islam ketika diterapkan dalam kehidupan.

Wakil rakyat dalam Islam disebut majelis umat. Majelis umat ini akan dipilih rakyat dengan proses yang mudah tanpa perlu mengeluarkan modal besar. Kaum muslimin paham bahwa majelis umat  adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan jujur, totalitas, dan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kapabilitas. Sistem Islam terbukti mampu membentuk individu yang bertakwa melalui penerapan sistem pendidikan. Kebijakan ini juga didukung oleh masyarakat yang memiliki perasaan dan standar yang sama, yaitu  berlomba-lomba dalam kebaikan, saling berempati dan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap sesama. Negara Islam menerapkan kebijakan yang bersumber dari Allah dalam mengatur kehidupan. Dengan demikian, wajar, apabila sosok pemimpin, ulama dan struktur negara Islam yang kapabel, amanah, penuh keteladanan dan dicintai rakyat mudah ditemukan.

Wallahu a'lam.

Baca juga:

0 Comments: