Headlines
Loading...

Oleh. Isty Da'iyah (Analis Mutiara Umat Institute)

Ungkapan _waktu adalah pedang_, sangat cocok untuk menggambarkan apa yang disebut dengan waktu. Karena waktu, kelak umur kita akan dihisab. Karena waktu, kita bisa beramal agar bisa masuk ke surga atau sebaliknya. Sehingga sudah seharusnya kita berhati-hati dalam menggunakan waktu. Jangan sia-siakan, karena memang waktu laksana pedang, ia bisa menjaga kita dari lawan, namun jika kita tidak pandai menggunakan, maka kita yang akan terkena tajamnya pedang kita sendiri. Maka, berhati-hatilah dengan nikmat sehat dan waktu luang.

Dalam ayat-ayat Al-Qur'an, Allah telah memperingatkan manusia tentang pentingnya waktu. Waktu adalah hal yang berharga dalam hidup manusia, oleh karenanya Allah Swt. mengingatkan manusia tentang berharganya waktu. 

Allah telah berfirman dalam Qs Al -'Asr ayat 1-3:

وَٱلْعَصْرِ

Demi masa.

إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ

Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Waktu bukan saja diartikan sebagai emas atau uang, ia bisa juga bisa menjadi pedang yang tajam. Sekali terlibas dengan waktu, maka tidak ada satupun yang bisa mengembalikannya. Ia akan kehilangan waktunya, selamanya.

Dalam Islam waktu seperti nyawa dalam kehidupan. Karena Jika waktu terbuang atau hilang, seperti  halnya nyawa dan kehidupan yang tidak bisa digantikan. Oleh karenanya manusia yang tidak pandai dalam menggunakan waktu seakan-akan dia telah mengasah pedangnya untuk melibas kehidupannya. Manusia yang tidak pandai menggunakan waktu, ia laksana tidak menghargai nyawa dan kehidupannya.

Waktu adalah modal bagi seorang hamba, jika modal itu digunakan dengan baik maka ia akan mendapat keuntungan dunia dan akhirat. Namun, sebaliknya jika waktu atau modal itu tidak digunakan untuk mencari pahala akhirat maka dia telah menyia-nyiakan modalnya, maka rugilah yang akan ia dapatkan.

Allah memberi kepada kita modal yang sama, yakni sehari semalam 24 jam. Dan manusia yang berhasil mendapat untung adalah mereka yang mampu mengisi dan memanfaatkan waktu tersebut dengan hal-hal yang diridhai oleh Allah Swt. Sementara orang yang rugi adalah orang yang suka menunda-nunda aktivitasnya sehingga modalnya berkurang, namun tidak mendapatkan apapun.

Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk tidak menyia-nyiakan waktu. Tidak menunda-nunda pekerjaan, mengelola waktu dengan baik. Islam mendidik umatnya untuk memahami skala prioritas, yakni mengutamakan prioritas sesuai kaidah Islam. Mengisi waktu-waktu untuk melaksanakan sesuatu yang wajib dan sunnah. Mubah dilakukan jika hal itu bisa menunjang kelangsungan hidup kita, jangan diperbanyak melakukan hal mubah. Menjauhi yang makruh dan tinggalkan yang haram.

Sebelum menyesal hendaklah manusia mempergunakan apa yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya. Karena semua akan ada hisabnya, termasuk waktu dan usia yang Allah berikan kepada kita. Selagi masih ada waktu, sudah seharusnya kita segera menyadari, waktu tidak akan pernah kembali. Gunakan untuk hal yang Allah ridha.

Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, yang artinya: "Dari Abdurrahman bin Abu Bakar dari Abu Bakar, sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baiknya manusia itu?" Rasul menjawab: "Manusia yang panjang umurnya dan bagus amalnya." Orang itu bertanya lagi: "Siapa sejelek-jeleknya manusia itu?" Rasul menjawab: "Sejelek-jeleknya manusia adalah yang panjang umurnya tapi buruk amalnya."

Dari sini jelas sekali, umur manusia akan dibatasi dengan ajal. Barang siapa di setiap waktunya dipenuhi ketaatan maka dia adalah manusia yang beruntung.

Perkataan Syekh Ibnu al Jauzi, yang mengatakan bahwa: "Sudah pasti seorang mukmin itu adalah buruh, dan masa kerja itu tidak lama, orang yang bekerja menggarap tanah tidak boleh menggunakan pakaian putih bersih, iapun harus sabar beberapa waktu. Jika pekerjaannya selesai barulah dia mengenakan pakaian yang bagus. Siapa yang berleha-leha diwaktu kerja, ia akan menyesal pada saat pembagian gaji dan dihukum karena lamban mengerjakan tugas." 

Hal ini bisa kita ambil hikmahnya, yaitu untuk manfaatkan waktu yang ada dengan amal saleh yang mendatangkan manfaat di dunia maupun akhirat. Jangan berleha-leha hidup di dunia.

Sehingga, sebagaimana ayat yang tertulis diawal, sudah seharusnya waktu yang ada dimanfaatkan untuk mengerjakan amal saleh dan saling menasehati dalam hal kebenaran. Amal saleh disini adalah amal yang benar sesuai syariat Allah yang berlandaskan Al-Qur'an dan As-sunnah. Dan amal yang dilakukan ikhlas karena Allah semata.

Sehingga marilah kita menjaga amanah waktu yang telah Allah berikan kepada kita. Dengan mewujudkannya sebagai sosok wanita saleha yang bisa bermanfaat untuk keluarga, masyarakat dan umat Islam. Gunakan segala upaya agar waktu benar-benar bisa bermanfaat untuk umat. Mengatur dan memanfaatkan waktu sesuai dengan tuntunan syariat. Mendakwahkan Islam dengan lisan maupun tulisan. Semoga kita termasuk yang bisa melakukannya. Aamiin.

Wallahu'alam bish shawab.

Baca juga:

0 Comments: