OPINI
Adab Buruk, Cerminan Sistem Makin Terpuruk
Oleh. Yuke Octavianty [Forum Literasi Muslimah Bogor]
Viralnya surat cinta anak SD kelas 6, membuat publik terbelalak. Dilansir dari pikiran-rakyat.com (4/11/2022), surat cinta yang diposting di tweeteer tersebut, mengguncang para netizen. Bagaimana tidak, bahasa yang digunakan benar-benar tak layak diucapkan seorang anak kecil. Surat ini telah diposting oleh akun @tanyakanrl, pada 1 November 2022 lalu. Cuitan itu menceritakan tentang adiknya yang sering "ditembak" untuk diajak berpacaran. Lebih parahnya, dalam surat itu, diceritakan bahwa sang pengirim surat ingin melampiaskan hasratnya yang tak senonoh, hawa nafsunya, kepada sang idaman hati. Astaghfirullahal 'adziim. Begitu parahkah pergaulan anak zaman sekarang?
Generasi kini, generasi yang lahir dalam kungkungan syahwat. Tak peduli lagi tentang norma dan nilai benar atau salah. Tak hanya satu atau dua kejadian serupa, namun ribuan kejadian yang tampak nyata. Apalagi di media sosial yang tak kini arusnya kian tak terkendali. Iklan yang diekspos dari sisi feminitas, menampilkan aurat-aurat wanita yang dengan mudah diakses dan dilihat oleh siapa pun. Tanpa terkecuali. Dan ini pun, tayang dengan bebas dalam gawai-gawai yang dipegang anak-anak kita.
Konten-konten porno, tak senonoh yang dengan mudah dijangkau anak-anak kita, memiliki andil besar dalam pembentukan sikap dan cara berpikir. Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2008, pornografi merupakan gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau berbagai bentuk pesan lainnya, melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan, di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma susila dalam masyarakat. Dan konten inilah yang menjadi "racun berbisa" yang merusak otak generasi muda.
Dampak negatif yang sangat tampak di awal adalah adanya kerusakan otak. Saat melihat konten pornografi, tubuh akan mengeluarkan hormon dopamin. Jika konten porno dilihat secara terus-menerus, maka hormon dopamin akan terus keluar dan membanjiri bagian otak, prefrontal cortex. Bagian ini, merupakan bagian eksekutif di otak yang berfungsi sebagai pusat kepribadian. Dengan kata lain, bagian inilah yang memperlihatkan adab kita kepada orang lain. Dan bagian ini pula yang mengontrol emosi seseorang. Seseorang yang sudah kecanduan konten porno, memperlihatkan gejala sering murung melamun membayangkan fantasi yang dia harapkan. Sehingga merusak emosi dan segala tindakannya. Tentu, hal ini berbahaya. Lebih berbahaya akibatnya dibandingkan mengkonsumsi narkoba dan zat aditif terlarang. Luar biasa rusaknya.
Sementara, begitu ramai, rangsangan syahwat yang tersaji di setiap platform, baik maya maupun nyata. Maka sangat wajar, anak dengan mudah meniru segala yang dilihat dan didengarnya. Ditambah parah lagi, dengan life style keluarga. Orang tua yang bekerja, hanya menitipkan anak-anak mereka pada gawai yang mereka pegang setiap waktu. Tanpa ada penjagaan ilmu. Tanpa ada bimbingan ayah ibu. Betapa buruknya sistem hari ini. Sistem kapitalisme yang benar-benar sekuler dan liberal. Sistem yang hanya mengutamakan keberlimpahan keuntungan materi belaka. Sistem yang menjauhkan segala tindakan dari tuntunan agama. Sistem yang juga hanya meniru sistem barat yang hina. Lantas, bagaimana nasib masa depan anak-anak kita? Masa depan generasi yang seharusnya kita jaga.
Sistem ini benar-benar buruk. Hingga akhirnya lahirlah generasi-generasi rendah adab. Negara pun seolah angkat tangan terhadap segala masalah generasi. Padahal sebetulnya, negara memiliki peran besar dalam meregulasi segala aturan kehidupan. Namun, kini negara hanya sebagai pendukung gaya hidup bebas yang hedonis. Tanpa ada campur tangan regulasi, karena dianggap telah melanggar Hak Asasi Manusia, yang begitu sering digaungkan, untuk alasan kebebasan yang ternyata telah bablas dan menyesatkan.
Islam mengatur segal sendi kehidupan dengan sempurna. Tanpa menzalimi pihak mana pun. Justru Islam-lah pangkal kesejahteraan umat. Negara wajib menciptakan regulasi yang berdasar pada pondasi aturan syariat. Karena hanya dengan syariat, umat dapat mencapai maslahat.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra'd : 11)
Umat sangat membutuhkan syariat Islam. Karena dengannya, umat menjadi sadar, bahwa kita senantiasa dalam penjagaan Sang Pencipta, Allah Swt. melalui para malaikatnya. Dengan adanya bekal akidah sempurna, tentu akhlak dan adab umat pun akan terpelihara.
Tentunya, dalam wadah sistem yang saheh, institusi Khil4f4h manhaj An Nubuwwah. Hanya dengannya masa depan generasi pun akan terarah. Tanpa ada sistem saheh, mustahil segala aturan syariat dalam diterapkan menyeluruh. Karena syarat mutlak diterapkannya syariat Islam kafah adalah institusi khas yang mewadahi seluruh syariat dengan amanah. Demi gemilangnya masa depan generasi cemerlang.
Wallahu a'lam.
0 Comments: