Cerbung
Aktivitas di Masjidil Haram
Oleh. Ratty S Leman
Rara berjalan kaki dari maktab. Sesampainya di Masjidil Haram, Rara bersiap untuk thawaf sunah sebagai pengganti shalat tahiyatul masjid. Masjidil Haram memang istimewa, tak perlu tahiyatul masjid. Cukup berthawaf ketika sampai di sana.
Rara berusaha memperbanyak thawaf sunah selama masih menetap di Makkah. Jika perlu, setiap berangkat ke Masjidil Haram, dia mengusahakan thawaf sunah. Tidak pelit energi dengan alasan capek. Dia ingatkan diri sendiri, bukankah pergi ke Baitullah untuk beribadah? Kalau pelit energi karena takut capek atau sakit, nanti malah capek dan sakit betulan, batinnya.
Bagi Rara, semakin sering thawaf rasanya semakin nikmat. Jika tidak thawaf, rasanya ada yang kurang. Padahal saat awal dulu hendak memulai thawaf, dia takut. Ketika niat thawaf terkadang ada rasa was-was. Sudah bismillah, eh begitu tahu padatnya yang thawaf jadi gentar. Dia berbisik, "Sanggup gak ya?" Tapi alhamdulillah begitu bergabung' masuk ke dalam lingkaran jamaah thawaf, kekhawatirannya hilang, digantikan oleh kenikmatan yang luar biasa. Pokoknya mantap, bismillah. Insyaallah thawaf lancar dan bisa diselesaikan dengan baik.
Banyak-banyaklah berdzikir dan berdoa baik saat thawaf maupun saat duduk di Masjidil Haram. Rara teringat dengan surat Ar Rad 28 yakni "Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang dan tentram". Allah memang harus selalu diingat, disebut-sebut dan hanya Dia yang seharusnya selalu mendominasi ingatan. Jika bukan Allah selalu diingat, maka bisa-bisa setan akan dapat masuk mengambil alih. Hii... ngeri ya? Dengan berdzikir sebanyak-banyaknya hati akan bahagia, tenang dan tentram. Allah akan selalu mendekap kita dalam rengkuhan Nya.
Rara juga memperbanyak membaca Al Qur'an selama di Masjidil Haram. Dia pasang target 1 hari 1 juz selama 30 hari di Makkah, syukur-syukur bisa lebih dari 1 juz.
Program khatam Qur'an selama di Tanah Suci banyak yang sukses. Masalahnya, hari-hari di Tanah Suci adalah hari-hari yang menyenangkan dengan kegiatan ibadah. Hari-hari suasana surga di dunia. Tidak ada kegiatan lain yang mengganggu kecuali beribadah sebanyak-banyaknya. Terasa rugi besar kalau sampai tidak khatam.
Di dalam Masjidil Haram banyak sekali terdapat Al Qur'an. Banyak jamaah yang membeli Al Qur'an di toko kitab sekitar Masjidil Haram. Al Qur'an yang telah dibeli diberi cap 'wakaf' oleh sang penjual, kemudian diletakkan di Masjidil Haram dengan tujuan diwakafkan.
Banyak dari rekan-rekan jemaah umrah yang memborong Al Qur'an untuk diwakafkan di Masjidil Haram. Kata mereka, "Titipan dari teman-teman di tanah air". Bagi yang belum berhaji, mereka titip wakaf Al Qur'an dengan harapan suatu saat dapat pergi menyusul ke Tanah Suci. Al Qur'an lnya dulu yang sampai, orangnya semoga bisa menyusul, begitu harapan mereka. Aamiin Yaa Mujibassailin.
Kerajaan Saudi juga membagi-bagikan Al Qur'an gratis kepada para jamaah haji. Di Masjidil Haram ada pembagian Al Qur'an pada waktu dhuha. He..he.. gak rugi ya? Kita wakaf Al Qur'an di Masjidil Haram, eh dapat hadiah gratis Al Qur'an dari Raja Saudi. Masyaa Allah. (Bersambung).
0 Comments: