Headlines
Loading...
Buah Sistem Kapitalisme Sekuler: Krisis Global Berujung PHK Massal

Buah Sistem Kapitalisme Sekuler: Krisis Global Berujung PHK Massal


Zahrah (Aktivis Dakwah Kampus)

PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja hingga kini begitu massif dilakukan perusahaan mulai dari perusahaan kecil hingga besar. Ini terjadi akibat dari resesi global yang kini melanda seluruh dunia.

Dilansir dari CNBC Indonesia (06/11/2022) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat mengungkapkan bahwa jumlah buruh yang di-PHK bisa saja melampaui data yang terlaporkan saat ini.

Mengutip  catatan Disnakertrans Jawa Barat, per September 2022, ada 4.155 buruh yang sudah di-PHK. Data itu dikutip dari penyelesaian perselisihan hubungan industrial (HI) menurut Dinas Provinsi dan Kabupaten/ Kota di Jawa Barat. Namun, Disnaker juga merilis data total ada 47.539 karyawan di Jawa Barat yang di-PHK dan dilaporkan berpotensi di-PHK.

Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melaporkan sudah ada 73.644 orang pekerja di Jawa Barat yang di-PHK.

PHK massal ini ibarat fenomena gunung es, jumlah yang di-PHK lebih banyak dari yang sudah dilaporkan. Dan akan semakin bertambah pada tahun-tahun yang akan datang dengan adanya ancaman krisis global tahun 2023. Bahkan Presiden Jokowi sendiri mengatakan tahun depan akan menjadi tahun tergelap sepanjang sejarah.

Massifnya PHK massal ini diakibatkan oleh resesi global yang terjadi di seluruh dunia akibat konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Selain itu resesi dan inflasi yang terjadi di Amerika dan Uni Eropa serta perlambatan ekonomi China juga berdampak pada perekonomian Indonesia.

Penundaan dan pembatalan ekspor oleh negara tujuan ekspor sangat berimbas pada produksi dalam negeri. Bahkan sudah ada yang mengalami pembatalan ekspor hingga 50 %.

Tekanan ekonomi dan lonjakan inflasi telah membuat konsumen lebih memilih dan mengutamakan belanja kehidupan sehari-hari seperti belanja energi dan bahan makanan. Akibatnya stok barang masih banyak, sementara permintaan sedikit. Untuk itu banyak perusahaan yang mengurangi biaya produksi dan merumahkan para pekerjanya bahkan sejumlah perusahaan banyak yang gulung tikar.

Gelombang PHK yang diakibatkan oleh ancaman krisis global dan konflik antara Rusia dan Ukraina mengonfirmasi betapa rapuhnya sistem ekonomi kapitalis sekuler. Sistem ekonomi kapitalis rentan mengalami krisis dan akan terus berulang terjadi krisis disebabkan pondasi ekonomi kapitalis dibangun oleh sistem ekonomi non riil yakni bursa saham berbasis ribawi, pajak dan utang.

Selain itu, dalam sistem ekonomi kapitalis buruh atau pekerja dianggap sebagai bagian dari faktor produksi. Oleh karena itu, ketika terjadi penurunan produksi dan perusahaan mengalami kerugian, maka perusahaan akan menekan dan mengurangi biaya produksi dengan mem-PHK para pekerjanya. Posisi buruh sangat lemah dalam sistem ekonomi kapitalis sekuler apalagi paradigma ekonomi yang dibangun adalah modal sedikit untung banyak.

Selain itu posisi buruh yang lemah ini diperparah dengan adanya UU Omnibus Law Cipta Kerja, menyebabkan PHK makin mudah, upah makin murah.

Maka tak ayal, buruh menjadi sasaran pengurangan biaya produksi. Dan banyak terjadi PHK dimana-mana, pengangguran merajalela, kemiskinan semakin meningkat diikuti dengan tindak kejahatan meningkat pula karena kemiskinan sejalan dengan kejahatan. Inilah buah penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang menyebabkan krisis hingga berujung PHK massal.

Itulah watak asli sistem ekonomi kapitalisme yang sangat rapuh dan rentan dengan krisis. Berbanding terbalik dengan sistem ekonomi dalam Islam. Sistem ekonomi Islam dibangun oleh sistem ekonomi riil yakni pengelolaan SDA untuk kemaslahatan ummat. Dengan kemandirian negara mengelola SDA maka para buruh atau pekerja bisa terserap karena  dalam Islam negara berkewajiban menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat. Negara juga berkewajiban menjamin kesejahteraan rakyat termasuk para buruh. Menjamin kebutuhan pokok rakyat terpenuhi baik sandang, pangan dan papannya, menjamin pendidikan, kesehatan dan keamanan secara murah bahkan gratis.

Dengan kemandirian Khil4f4h akan terbebas dari intervensi asing dan juga akan menjadi negara adidaya. Selain itu Khil4f4h juga tidak akan terpengaruh ketika terjadi ancaman krisis dari luar karena Khil4f4h negara yang berdaulat dan mandiri. Hal ini terbukti Islam mampu berjaya selama lebih dari 13 abad lamanya dengan institusi Khil4f4h sebagai pelaksananya.

Wallahu a'lam bishawab.

Baca juga:

0 Comments: