Headlines
Loading...
Oleh: Fathiya Hasan (Member Akademi Menulis Kreatif)

Aksi bullying di kalangan pelajar atau remaja masih terus terjadi. Baru baru ini sebuah video viral di sosial media yang menunjukkan pelajar menendang seorang perempuan lansia yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) hingga terjungkal di Tapanuli Selatan. (cnnindonesia.com, 20/11/2022)

Tak hanya itu, di waktu yang berdekatan, video aksi bullying lainnya juga beredar di sosial media. Dalam video ini, terlihat seorang pelajar SMP tengah menendang kepala temannya hingga terjatuh dan pingsan. (kumparan.com, 20/11/2022)

Kedua aksi ini, cukup serius mengingat semakin tingginya kasus bullying atau perundungan di kalangan pelajar. Sementara, kita tahu bahwa pelajar yang terhitung remaja ini merupakan generasi yang di tangannya bergantung masa depan sebuah bangsa dan negara. Lantas, jika kondisi generasi seperti ini, apa yang bisa diharapkan?

Kasus bullying pelajar dan remaja di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan hasil riset Programme for International Students Assessment (PISA) 2018, dari 78 negara dengan tingkat bullying tertinggi di kalangan pelajar Indonesia menduduki peringkat kelima yaitu sebanyak 41,1%. Selain itu 15% murid mengaku mengalami intimidasi, 19% dikucilkan, 22% dihina dan barangnya dicuri. Selanjutnya sebanyak 14% murid di Indonesia mengaku diancam, 18% didorong oleh temannya, dan 20% terdapat murid yang kabar buruknya disebarkan.

Tentunya, hal ini menjadi permasalahan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Kondisi pelajar kita saat ini sedang tidak baik-baik saja bersamaan dengannya sistem pendidikan di Indonesia juga nampak tidak jelas arahnya. Perubahan kurikulum yang kerap dilakukan tak jua membawa dampak positif. 

Mutu pendidikan yang rendah tercermin dari perilaku dan adab para pelajar yang bobrok. Berbagai macam perilaku buruk yang ditampakkan oleh para pelajar seperti perundungan (bullying) ini telah menjadi permasalahan yang kerap mewarnai kehidupan remaja. Artinya, ketika generasi dalam kondisi bahaya seperti ini, maka bangsa dan negara pun sedang dalam bahaya.


Pendidikan Sekular Biang Kerusakan Generasi

Perilaku bobrok pelajar merupakan indikator rusaknya sistem pendidikan yang ada. Sementara tujuan pendidikan Nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Namun, nampaknya hal ini kontradiktif dengan fakta di lapangan. Seiring kurikulum pendidikan yang berubah-ubah dan salah satunya adalah menjauhkan mata pelajaran agama dengan hanya memberikan porsi selama 2 jam sepekan. Tak hanya itu, tatkala pelajar mempelajari dan mendalami agama Islam kemudian menjadi taat beribadah, maka mereka akan dicap radikal atau bakal teroris. 

Isu-isu deradikalisasi dan terorisme digaungkan hingga ke ranah pelajar. Anggapan yang ditanamkan adalah apabila mempelajari agama semakin dalam, kemudian menerapkannya secara nyata, akan menciptakan benih-benih radikalisme hingga terorisme. Namun, kenyataannya yang terjadi ketika agama dijauhkan dari para pelajar ini justru menciptakan jiwa premanisme, dan bullying adalah salah satu aksi nyata dari lemahnya pemahaman agama ini.

Sistem pendidikan di Indonesia telah mengantar generasi muda ke dalam krisis adab. Sedikitnya, pembahasan agama dalam materi pelajaran adalah bukti adanya sekularisasi pendidikan. Kasus bullying yang semakin bertambah tak jua mendapatkan solusi. Kurikulum pendidikan fokus kepada teori-teori akademik yang menjauhkan unsur ketuhanan (akidah). 

Pendidikan berorientasi kepada lahirnya lulusan-lulusan yang siap kerja. Pelajar dituntut menjadi mesin penggerak ekonomi dan industri. Pendidikan kepribadian tak lagi menjadi prioritas. Kasus kriminalitas, bullying dan semacamnya yang terjadi di kalangan pelajar dalam penanganannya tak mampu memberi efek jera. Alhasil, kasus yang sama terus saja berulang. 

Pendidikan Islam Adalah Sistem Pendidikan Terbaik

Islam bukan sekadar agama ritual yang hanya dibahas pada acara-acara keagamaan atau di tempat ibadah. Namun lebih dari itu, Islam adalah konsep kehidupan yang komplit. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan tak terkecuali aspek pendidikan. Islam memiliki sistem pendidikan yang jelas. 

Tujuan pendidikan Islam mencakup tiga hal. Pertama, pembentukan syakhsiyah atau kepribadian Islam yang merupakan komponen terpenting dalam pendidikan Islam. Pelajar akan dibentuk pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan syariat Islam. Mereka senantiasa ditanamkan adab dan akhlak yang baik. 

Dengan pembentukan syakhsiyah Islam ini, maka akan terbentuk pribadi-pribadi yang tunduk pada Allah dan Islam. Akal dan nafsunya selalu sejalan dengan ajaran Islam. Dalam hal ini Rasulullah bersabda, “Tidaklah sempurna iman kalian sehingga hawa nafsunya tunduk mengikuti ajaranku.” (HR Thabrani).

Kedua, menanamkan tsaqofah Islam dan yang ketiga adalah mengajarkan life skill atau ilmu kehidupan. Dengan tiga hal ini, Islam telah mampu menjadi peradaban besar selama kurang lebih 14 abad sebelum akhirnya dihancurkan oleh kelicikan kaum kafir dan para munafik.

Dalam pendidikan Islam, kepribadian Islam akan mengantarkan penerapan ilmu pengetahuan hanya sesuai dengan syariat. Adapun kemampuan para pelajar dalam menyerap ilmu pengetahuan semata-mata akan dikontribusikan untuk kemaslahatan umat dan sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah. 

Dengan demikian, jelas sudah bahwa generasi muda khususnya para pelajar dan remaja ini haruslah dididik dengan pendidikan Islam. Menjauhkan mereka dari adab buruk yang akan membawa mereka ke dalam tindak kejahatan yang membahayakan kehidupan manusia lain sekaligus dirinya. 

Hanya Islam yang mampu menyelamatkan mereka dari sekularisme yang menghancurkan akhlak dan masa depannya. Namun, sistem pendidikan Islam hanya bisa terlaksana dalam sistem kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyah, bukan kehidupan demokrasi anak turunan kapitalis sekuler. 

Sehingga, kelak lahirlah generasi yang berakhlak mulia lagi cerdas yang mampu mengembalikan sebuah peradaban terbaik di muka bumi ini, yakni Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Wallahua’lam bisshawab

Baca juga:

0 Comments: