
Suatu hari, bertemu dengan seseorang yang menceritakan tentang keadaan keponakannya yang memprihatinkan. Sudah lulus kuliah, namun anaknya pendiam. Ketika menghadapi dunia kerja, ia tidak siap menghadapi kerasnya dunia kerja. Tidak siap bekerja sulit, inginnya yang gampang, tidak menguras pikiran. Kerja gampang, mudah tetapi dengan gaji yang besar. Di tempat kerja kurang insiatif, kurang komunikatif, bila ada pekerjaan yang sulit, iapun tak berani bertanya. Apa yang terjadi? Ia menjadi mudah stress, depresi, bahkan kadang teriak- teriak seperti tidak sadar. Bahkan yang lebih menyedihkan, ia selalu ingin mati dengan cara bunuh diri. Na'udzubillahi mindzalik.
Ya kasus bunuh diri sekarang banyak terjadi di Indonesia. Sudah banyak kasus yang kita dengar. Dilansir dari data Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kemenkes, kejadian bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan saat ini menjadi perhatian global.
Jumlah kematian akibat bunuh diri di dunia berdasarkan laporan terakhir WHO Global Health Estimates diperkirakan mencapai 793 ribu kematian pada tahun 2016 atau satu kematian setiap 40 detik. Artinya, ketika ada satu orang meninggal karena bunuh diri, diperkirakan terdapat 20 kasus percobaan bunuh diri pada saat yang bersamaan.
Bunuh diri menyumbang 1,4 persen kematian seluruh dunia dan merupakan ranking ke-18 penyebab kematian terbanyak. Kematian pada kelompok umur 15-29 tahun mendominasi negara berpendapatan rendah dan menengah.
Data Kepolisian Republik Indonesia pada 2020 melaporkan terdapat 671 kasus kematian akibat bunuh diri. Sementara data Potensi Desa (Podes) Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebut telah terjadi 5.787 korban bunuh diri maupun percobaan bunuh diri.
Tika, seorang psikolog mendorong pemerintah untuk segera membentuk sistem perlindungan secara integral yang melibatkan berbagai instansi maupun organisasi profesi dalam satu departemen agar penanganan kasus depresi di masyarakat berjalan optimal.
Dorongan itu disampaikan Tika menyusul kekhawatiran dirinya atas fakta bahwa seseorang dengan gangguan mental kerap menghadapi masalahnya sendiri.
Pihak terkait juga didorong membangun sistem peringatan dini melalui program kerja yang bersifat preventif, seperti sosialisasi, edukasi berkala dan berkelanjutan demi memberi peringatan bahwa dampak psikologis jauh lebih berbahaya dari sanksi hukum ataupun dampak medis.
Tika mengatakan kekuatan mental anak perlu dimulai dari dalam keluarga agar mereka lebih siap saat menghadapi pergaulan hidup yang lebih luas. Pelajaran hidup yang didapat anak dari orang tua diharapkan bisa memberi pilihan sang anak dalam memutuskan segala hal yang bersifat baik bagi dirinya.
Perkara bunuh diri bukanlah semata-mata terkait angka. Namun perlu sekali kesadaran membangun kesehatan jiwa seluruh lapisan masyarakat lewat peran seluruh pihak dalam program pencegahan dini, terintegrasi dan lintas sektor. Demikian solusi yang ditawarkan oleh psikolog Tika.
Selanjutnya Tim TvOne Jakarta - Dalam rangka memperingati “World Suicide Prevention Day” atau Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Plt. Dirjen P2P Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu, mengajak semua pihak terlibat dalam mencegah risiko bunuh diri di masyarakat.
Maxi mengatakan, kejadian bunuh diri merupakan satu masalah serius dan ditemui di banyak negara berkembang dengan penghasilan rendah sampai menengah, termasuk Indonesia. Kasus bunuh diri juga berkaitan dengan permasalahan pada kesehatan jiwa seseorang. Bunuh diri juga merupakan salah satu penyebab kematian nomor dua pada usia remaja 15-29 tahun di Indonesia. “Bunuh diri juga sering dikaitkan dengan permasalahan kesehatan jiwa seseorang. Mulai dari tingkat anxiety atau kecemasan sampai pada depresi. Bahkan bunuh diri ini merupakan penyebab kematian nomor dua pada usia 15-29 tahun,” tutur Maxi dalam Webinar Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, Sabtu (11/9).
Kasus bunuh diri bukan hal yang asing bagi masyarakat. Berbagai hal bisa jadi penyebab diambilnya keputusan tersebut. Islam tentunya punya pandangan sendiri terkait bunuh diri.
Bagaimana pandangan Islam tentang bunuh diri?
Buku Pendidikan Agama Islam yang ditulis Drs H Muslimin menjelaskan bunuh diri sebagai hilangnya nyawa seseorang yang disengaja dengan alat. Allah SWT dalam Al Quran surat Al Mulk menjelaskan, hidup mati adalah kuasaNya,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Artinya: "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun."
Islam melarang penghilangan nyawa baik melalui pembunuhan terhadap orang lain, maupun diri sendiri. Dikutip dari buku Aplikasi Islam dalam Wilayah Kuadran dari M Muntasir Alwi dan Arif Fadhillah, hukum bunuh diri adalah haram.
Dalil tentang bunuh diri tercantum dalam surat An Nisa ayat 29,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā ta`kulū amwālakum bainakum bil-bāṭili illā an takụna tijāratan 'an tarāḍim mingkum, wa lā taqtulū anfusakum, innallāha kāna bikum raḥīmā
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
Ayat lain tentang bunuh diri terdapat dalam Al Baqarah ayat 195,
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Arab latin: Wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn
Artinya: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
“Barangsiapa yang bersumpah dusta atas nama agama selain Islam, maka dia seperti apa yang diucapkannya. Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, maka dia akan disiksa dengan benda tersebut di neraka jahannam. Melaknat seorang mukmin sama seperti membunuhnya. Barang siapa yang menuduh seorang mukmin sebagai kafir maka dia seperti telah membunuhnya.” [HR Al Bukhari (6105) dan Muslim (110)]
Dalam menghadapi realitas dan dinamika kehidupan, sebagai umat Islam sudah sepatutnya untuk terus bertawakal kepada Allah ﷻ dan ketahuilah Dia akan memberi ketenangan dari katakutan yang ada. Hal tersebut seperti yang tercantum dalam Hadits Riwayat Bukhari bab Tawakal 11/311.
Ibnul Qayyim berkata, “Allah adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia yang memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong dan barangsiapa yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi kepadanya segala macam kebutuhan yang bermanfaat. [Taisirul Azizil Hamid hal 503]
Umat Islam sudah sepatutnya menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam hal ini bunuh diri bukan jadi solusi dalam penyelesaian masalah yang ada di dunia.
Jika kita mengalami kesulitan dalam hal apapun, maka lihatlah ke bawah tepatnya kepada orang yang lebih mengalami kesulitan. Hal tersebut membuat kita lebih banyak merasa bersyukur dan lebih beruntung.
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ
“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). “ (QS Ar Rad ayat 26 )
Perlu diketahui hidup di dunia memang tidak ada yang sempurna, sebab Allah ﷻ selalu memberikan ujian kepada hamba-Nya. Namun, dalam menyelesaikan ujian tersebut sebagai umat Islam harus mampu menyelesaikan ujian itu dengan cara terbaik sesuai tuntunan Allah ﷻ, tentu tidak dengan tindakan bunuh diri.
Wallahu a'lam
Cilacap, 6 November 2022
Elia Ummu Izzah
Baca juga:

0 Comments: