Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Faiha Hasna

Sobat Muslimah, masih tetap semangatkah di Bulan November? Harus dong yah. Semangat dan bahagia harus tetap terjaga pastinya. Eh, tapi Sob, semangatnya tidak ketika menonton film atau series aja ya, khawatirnya saking semangatnya nonton hingga lupa waktu dan mengabaikan aktivitas harian yang biasa dilakukan. Akhirnya jadi kecanduan alias ketagihan deh. Meski kelihatannya sepele, tapi Menurut hellosehat.com, kecanduan menonton ini sangat umum terjadi. Orang yang mengalaminya bisa betah duduk manis menghabiskan banyak episode series. Padahal, hal ini memiliki efek candu yang sama seperti narkoba. Na'udzubillahimindzalik.

Wajar sih ya Sob, dunia ini memang manis dan menyenangkan. Saking menyenangkannya hidup di dunia hingga terlena dengan tontonan film di jaman sekarang, yang seolah-olah justru melambai-lambaikan tangannya mengajak untuk hanyut dalam buaian dunia.

Menonton acara yang kita sukai akan membuat otak menghasilkan dopamine, yaitu zat kimia yang mendorong perasaan senang, gembira dan bahkan bahagia. Akhirnya, otak kita terus menerus terpacu dan bersemangat untuk terus menonton alias kecanduan, Sob. Akhirnya, tak sedikit dari tontonan film tersebut banyak anak muda yang ngefans (gandrung yang nggak ketulungan) dengan para aktor atau aktris film.

Nah, berpijak dari sini saja kita jadi tahu ya, tidak ada gunanya sama sekali nonton film atau series  sampai berjam-jamkan, Sob?

Dalam industri film yang mendapatkan keuntungan besar (profit) adalah pengusaha dan pemain film-film aktor atau aktrisnya kan, Sob? Sedangkan penonton dapat apa? zonk! Alias tidak dapat apa-apa tuh. Bahkan, yang ada malah rugi waktu, karena yang seharusnya waktu bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat jadi tidak berguna karena waktu dibuang begitu saja. Padahal, sebagai seorang Muslim, kita harus memahami tujuan hidup kita diciptakan hidup di dunia ini yaitu untuk beribadah kepada Allah.

Setelah paham tujuan penciptaan, maka kita akan beramal sesuai dengan tujuan hidup kita. Kita akan membuat prioritas dalam aktivitas kita, Sob. 

Perkara wajib kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Yang sunnahnya kita perbanyak, dan yang mubah pasti kita akan pilih. Ingat ya, Sob, DIPILIH. Dipilih mana yang bisa mengantarkan kepada kebaikan dan mana yang justru menjauhkan kita dari melaksanakan kewajiban. 

Tidaklah Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi ini agar kita bisa mengambil manfaat darinya dalam perkara-perkara dunia, baik karena memang yang ada di bumi tersebut secara dzatnya memberi manfaat atau sebagai perantara saja dalam mencapai kemanfaatan.

Sobat, waktu 24 jam sehari baiknya kita isi dengan amalan yang wajib seperti shalat 5 waktu, membaca al-Qur'an dan memahami isinya dengan mengkajinya setiap saat. Begitu juga dengan amalan kebaikan dan yang bermanfaat lainnya.

Allah SWT berfirman, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS Sad [38]: 29).

Pesan cinta dari QS. As-Shad, bahwa ada banyak sekali hikmah diturunkannya Al-Qur'an ini, salah satunya adalah agar manusia mentadaburi ayat-ayatnya, menggali ilmunya, dan merenungkan rahasia dan hikmahnya.

Sobat, sejatinya hanya dengan mentadabburi ayat-ayatnya, merenungkan maknanya, serta memikirkannya, seseorang akan mendapatkan berkah dan kebaikan yang ada dalam Al-Qur'an. Kita harus menyadari, Al-Qur'an itu kitab penuh berkah dan mengandung mutiara yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.

Meskipun hidup di dunia ini manis dan menyenangkan tapi nikmat Allah berupa surga itu lebih manis dan menyenangkan dan surga itu benar adanya. Allah menegaskan bahwa segala macam kenikmatan yang terdapat di surga itulah pasti datang setelah manusia seluruhnya dibangkitkan kembali dari kubur, dan diadili di Padang Mahsyar. Bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) tempat kembali yang terbaik, (yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bersandar (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman (di surga itu). Dan di samping mereka (ada bidadari-bidadari) yang redup pandangannya dan sebaya umurnya. Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari perhitungan.

Dalam QS. Sad ayat 54, disebutkan nikmat yang ada di surga itu bukan sembarang kenikmatan, tetapi nikmat yang abadi,
Inna hāżā larizqunā mā lahụ min nafād "Sungguh, inilah rezeki dari Kami yang tidak ada habis-habisnya."

MasyaAllah, Sobat tidakkah kita ingin kebahagiaan akhirat? Pasti semua ingin kan?

Makanya nih Sob, daripada waktu terbuang percuma hanya untuk kesenangan sesaat, lebih baik kita pergunakan waktu yang kita punya untuk hal-hal kebaikan. Sibukkan diri kita dalam hal kebaikan agar pikiran-pikiran untuk berbuat keburukan dan maksiat hilang, biidznillah kita akan dapat kesuksesan dunia akhirat.

Dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya, beliau bersabda,

“Tidaklah bergeser kaki anak adam di hari kiamat di hadapan Rabb-nya sampai ditanya tentang lima perkara (yaitu): umurnya bagaimana dia lalui, masa mudanya bagaimana ia habiskan, hartanya darimana ia dapatkan dan bagaimana ia belanjakan, serta tentang apa yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.”

Mulai sekarang, stop Binge watching ya Sob. Bila kita seorang pelajar kita harus selesaikan tugas sekolah, terus belajar agar tercapai cita-cita, dan sebagai seorang anak kita wajib berbakti kepada kedua orang tua kita, Sob. Wajib meringankan beban orang tua kita dalam membereskan rumah, termasuk mencuci dan memasak dan masih banyak kegiatan yang bermanfaat lainnya.

So, kenapa banyak kaum muslim yang mengalami Binge watching ini? Ya, karena pandangan masyarakat sekuler. Masyarakat sekuler memandang bahwa hidup itu semau kita, maunya ngambil yang mubah semua. Mau atau tidak mengkaji Islam, juga no problem tuh. Wah, kenapa ya, Sob? Ya, lagi-lagi karena masyarakat sekuler tidak memandang halal haram dalam perbuatan mereka, yang penting senang dan puas bagi mereka itu bakalan dilakuin.

Sejatinya, masyarakat yang pemahamannya sekuler ini tidak terbentuk dengan sendirinya lho, tapi memang sengaja, Sob. What? iya? 

Barat mempunyai desain yang keji untuk menjauhkan kaum Muslimin dari keterikatan kepada hukum syariat melalui pendidikan dan media. Dan jika kita mengikuti keinginan mereka  setelah ilmu atau kebenaran sampai kepada kita, maka tidak akan ada bagi kita pelindung dan penolong dari Allah.

Barat adalah pencetus dan pengikut sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan. Tentu saja,  Barat menganggap Islam adalah 'batu sandungan yang besar' untuk kelanggengan ide-ide mereka. Karena Islam berpandangan sebaliknya dengan Barat yaitu seluruh kehidupan ini ada hukum yang mengaturnya dan hukum tersebut wajib berasal dari Allah subhanahu wa ta'ala, Sang Pencipta Alam Semesta. Karena itulah mereka tidak akan pernah mau islam diterapkan dalam aturan kehidupan. Mereka berusaha mengalihkan dengan sekuat tenaga salah satunya dengan perang pemikiran dan perang kebudayaan serta menyebarkan ide-ide sesat mereka di film-film yang ditonton oleh kaum muslimin. Karena itulah sebagai seorang muslim, kita harus menjalani hidup sesuai petunjuk Allah subhanahu wata'ala dan Dia tidak pernah mengajarkan kita untuk sekedar bersenang-senang di dunia. Termasuk dengan bersantai menonton film yang sama sekali tidak mendidik dan menjauhkan kita dari dari agama kita.

Berbeda dengan sistem pendidikan Islam ya, Sob, yang basisnya adalah akidah Islam, ditambah lagi tujuan pendidikannya adalah membentuk individu-individu berkepribadian Islam. Maka, tidak heran ya dalam Islam, generasi yang terbentuk adalah generasi yang terbaik yang mampu membuat negara Islam menjadi mercusuar dunia. Generasi masa dulu, benar-benar paham apa yang harus mereka lakukan dan apa yang harus mereka prioritaskan. Dan media dalam Islam tidak bakalan memberi tontonan receh yang berdampak pada tidak produktifnya generasi. Wallahu A'lam bis showab

Baca juga:

0 Comments: