Headlines
Loading...
Oleh Ratty S Leman

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 

فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ

"Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka".(QS Al A'raf 91).

Menurut info dari BMKG, Senin,  21 November 2022, pukul 13.21.10 WIB terjadi gempa magnitudo 5,6 SR kedalaman 10 kilometer, koordinat 6,84 LS-107.05 BT (10 km Barat Daya Kab Cianjur Jabar), tidak berpotensi tsunami karena patahan terjadi di darat. 

Hal ini mengingatkan kita pada gempa Yogyakarta tahun 2006. Gempa berkekuatan 5,9 SR tersebut telah mengakibatkan 6000 orang wafat.

Ternyata banyak korban dari gempa di Cianjur yang merasakan goyangannya di sekitar Jabodetabek. Menurut  data sementara RSUD Sayang Cianjur, tercatat korban meninggal dunia 44 orang dan 250 orang luka-luka.

Dari 'call center' BPBD Cianjur. Korban bertambah. 162 jiwa meninggal dunia, 326 luka berat dan ringan. Ada sekitar 2.345 rumah rusak berat dan ada 13.784 pengungsi. Kerusakan juga terjadi pada infrastruktur, 2 jembatan dan jalan. Gempa telah mengakibatkan titik longsor pada jalan nasional tapal kuda Cugenang, jalan Kabupaten Desa Cijedil. Gempa juga telah mengakibatkan kerusakan pada beberapa bangunan sekolah, perkantoran, fasilitas kesehatan dan masjid.

Masih terjadi 88 kali getaran  gempa susulan sekitar 1,5 sampai 4,8 SR. Suasana masih rawan. Banyak listrik yang padam, baru 20% yang menyala. Sinyal seluler juga terkendala. Setidaknya membutuhkan waktu sekitar 3 hari untuk kembali normal. 

Alhamdulillah semua perangkat negara sudah bergerak. Warga membangun rumah sakit darurat, membersihkan longsor yang menutup jalan, mempersiapkan tenda-tenda pengungsian dan dapur-dapur umum. Alat-alat berat juga sudah disiapkan untuk mengevakuasi desa-desa yang masih tertimbun longsoran akibat gempa. 

Posko kebencanaan berlokasi di Pendopo Bupati Cianjur. Semua kebutuhan informasi dan bantuan dikoordinasikan di sana.

Alhamdulillah banyak organisasi masyarakat dan komunitas yang juga bergerak cepat. Mereka menghimpun dana dan bantuan untuk segera disalurkan kepada korban gempa di Cianjur. Minuman dan makanan siap saji, obat-obatan, pakaian, selimut, alas tidur, Al-Qur'an, dan lain-lain.

Bencana demi bencana akhir-akhir ini sering terjadi menyapa kita. Di musim hujan ini di bulan September, Oktober dan November, tercatat berita banjir dan tanah longsor di mana-mana. Tak berselang lama, lalu datanglah gempa. Meskipun sebentar, efek  dahsyatnya dirasakan  saudara-saudara kita di Cianjur. 

Bagi orang yang beriman, bencana adalah bentuk ujian untuk mengingatkan mereka akan keberadaan dan kekuasaan Allah. Bencana ini dapat  menggugurkan dosa-dosa orang beriman dengan kesabaran mereka. Bagi orang kafir, bencana adalah bentuk siksa Allah yang pantas mereka terima. Disebabkan kekufuran,  mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.

Menghadapi musibah beruntun yang seolah tak ada habisnya, bagaimana sebagai seorang muslim kita seharusnya bersikap? Sebagai seorang muslim, kita harus sadar bahwa kita hidup di atas bumi Allah.  Hendaknya kita tunduk dan patuh pada aturan pemilik alam semesta. Jika kita tidak tunduk dan patuh, pantaslah jika Sang Pemilik alam semesta ini marah dan tak rida dengan perilaku kita sebagai penghuninya. 

Gerhana bulan total yang baru saja terjadi adalah fenomena alam yang menurut hadis adalah bentuk teguran halus bagi manusia. Gempa sendiri adalah teguran keras berikutnya karena kita tak memahami teguran halus sebelumnya.

Semoga gempa yang baru saja terjadi mampu menyadarkan kita untuk banyak beristighfar, memohon ampun, tunduk dan  patuh serta kembali kepada aturan Allah Sang Pemilik Kehidupan. Manusia hendaknya sadar bahwa tugasnya sebagai khalifah di muka bumi semata-mata hanya untuk mengemban risalah Allah Ta'ala. 

Saatnya kita kembali kepada aturan-Nya, dan hidup sesuai aturan-Nya. Bukan hidup semaunya, dan membuat aturan sesuka hawa nafsunya. Bersegeralah menuju ketaatan dan ketakwaan. 
Semoga bencana demi bencana tak rajin mengunjungi kita semua.

Baca juga:

0 Comments: