OPINI
Gencarnya Stigmatisasi Ajaran Islam, Wajah Sistem Makin Kelam
Oleh. Yuke Octavianty (Forum Literasi Muslimah Bogor)
Serangan seorang wanita berkerudung lebar plus niqabnya dengan bekal senjata api, tengah menjadi sorotan. Dikabarkan bahwa wanita tersebut menerobos istana kenegaraan di Jakarta. (detiknews.com, 25/10/2022)
Menanggapi kabar tersebut, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD, mengungkapkan bahwa kejadian tersebut membuktikan bahwa radikalisme masih ada di Indonesia. (tvonenews.com, 29/10/2022)
Mahfud pun mengingatkan perlu adanya penguatan, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa. Seluruh masyarakat diharapkan untuk selalu mengingat dan menanamkan nilai-nilai Pancasila. Demikian lanjutnya.
Hasil penyelidikan BNPT menyebutkan bahwa wanita tersebut merupakan pendukung HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), organisasi yang dianggap berpaham radikal. (detiknews.com, 26/10/2022)
Fakta lain, Densus 88 antiteror menangkap tiga terduga teroris di Sumenep, Jawa Timur. (kompas.com, 28/10/2022)
Tanpa alasan dan latar belakang yang jelas serta beragam fakta lainnya menunjukkan bahwa seolah-olah ajaran Islam adalah segala sesuatu yang menyesatkan dan memecah belah persatuan bangsa. Setiap elemen yang membawa nama Islam, selalu disasar tanpa ada sebab yang jelas. Penanganan hukumnya pun selalu berakhir dengan kesewenangan penguasa. Inilah kezaliman yang nyata.
Stigmatisasi negatif terhadap segala hal yang beraroma Islam terus dihembuskan. Hingga akhirnya terbentuk pemikiran yang salah di tengah umat. Mereka menganggap bahwa Islam adalah paham radikal, fanatik dan anti perdamaian. Padahal semua tuduhan terhadap Islam tersebut keliru. Semua anggapan ini adalah fitnah besar bagi ajaran Islam sekaligus kaum muslimin.
Islam dan kaum muslimin selalu menjadi sasaran empuk para pemfitnah. Padahal kekerasan yang dilakukan pihak tertentu, seperti aksi teror KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata), pembunuhan sadis oleh pendeta, dan beragam kasus kekerasan lainnya yang tak manusiawi, tak pernah disebut sebagai aksi teroris atau radikal. Inilah gambaran kelam sistem (aturan) yang kini sedang dijadikan pijakan.
Segala tuduhan dan fitnah ini tumbuh subur dipelihara dalam sistem sekuler liberal. Sekularisme adalah paham yang memisahkan ajaran agama dari kehidupan. Secara praktis, paham ini menghilangkan aturan agama dalam pengaturan kehidupan. Sistem destruktif ini paham betul bahwa Islam-lah yang akan membabat segala paham rusak yang merusak segala sendi kehidupan. Segala tuduhan yang diarahkan pada syariat Islam adalah usaha musuh-musuh Islam yang bertekad untuk memadamkan cahaya Islam. Namun, semua usaha itu pasti sia-sia. Itulah janji yang Allah Subhanahu wa Ta'ala tetapkan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai." (QS. At-Taubah: 32).
Umat Islam hanya sejahtera dalam lindungan institusi yang khas, yaitu Khil4f4h atas manhaj kenabian. Dalam institusi ini, Syariat Islam diterapkan secara sempurna dan menyeluruh, untuk melindungi seluruh manusia dari segala bentuk kezaliman.
Wallahu a'lam bishawwab.
0 Comments: