Headlines
Loading...
Oleh. Epi Lisnawati 
(Pemerhati Masalah Generasi dan Keluarga)

Gangguan mental pada generasi muda saat ini, sangatlah mengkhawatirkan. Perlu upaya yang sangat serius untuk mengatasinya secara komprehensif dan tuntas, mengingat  generasi muda ini merupakan salah satu aset bangsa yang berharga. Mereka adalah pemegang tonggak peradaban yang akan mewarnai corak kehidupan di masa depan.

Satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental, sedangkan satu dari 20 orang memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Temuan itu didapati oleh National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) yang merupakan survei kesehatan mental nasional pertama di Indonesia yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja 10 – 17 tahun di Indonesia. (Republika.co.id,  Jum'at 21 Oktober 2022)

Gangguan mental yang paling banyak dialami oleh generasi hari ini yaitu kecemasan, depresi, gangguan perilaku, stress pascatrauma. Mereka mengalami gangguan fungsi keluarga, pertemanan, dan sekolah. Sungguh miris sekali, pemuda yang merupakan aset bangsa pembangun peradaban  justru mengalami gangguan mental. 

Maka harus ada upaya untuk mengatasi gangguan mental pada generasi muda ini. Problem gangguan mental ini merupakan masalah sistemik yang tidak bisa diselesaikan secara personal tetapi perlu peran negara untuk menyelesaikannya. Pangkal problem gangguan mental pada generasi muda karena diterapkannya sistem sekuler kapitalisme yang jauh dari nilai-nilai agama.

Kehidupan dalam cengkraman sistem kapitalisme ini sangat berat dan sulit. Harga barang-barang kebutuhan pokok mahal tidak terjangkau semua lapisan masyarakat. Saat ini seorang ayah sebagai pencari nafkah  banyak yang tidak sanggup untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga. Kondisi ini memaksa para ibu untuk terjun ke dunia kerja membantu tugas ayah menopang ekonomi keluarga. Maka tugas ibu semakin berat karena bebannya menjadi ganda bukan hanya berperan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga tetapi harus turut serta bekerja membantu perekonomian keluarga.

Maka salah satu yang akan terdampak dari bekerjanya ibu di sektor publik adalah anak-anak. Mereka akan tumbuh tanpa pengawalan dan pendampingan sehingga terjadi disharmoni hubungan dalam keluarga. Hubungan antara keluarga penuh dengan tekanan dan ketegangan  karena beban hidup yang semakin berat ini. Anak-anak kurang mendapatkan kasih sayang bimbingan dan pengawasan orang tua karena mereka sibuk bekerja. Akhirnya anak-anak mencontoh pada lingkungan yang buruk.

Bagaimana Islam mengatasi gangguan mental pada generasi muda saat ini? Islam sebagai agama yang sempurna merupakan solusi setiap permasalahan yang terjadi di tengah-tengah umat termasuk masalah gangguan mental pada generasi muda ini. 

Solusi dalam Islam untuk mengatasi gangguan mental pada generasi muda ini diantaranya yaitu pertama, menanamkan akidah yang kuat dan tujuan hidup. Tujuan hidup yang hakiki adalah untuk menyiapkan kehidupan akhirat. Dunia ini adalah ladang amal untuk kehidupan akhirat. Semua perbuatan yang dilakukan oleh manusia selama hidup akan diminta pertanggungjawaban. 

Kemudian rida dan sabar dalam menerima qada Allah. Apapun yang diberikan Allah diterima dengan keridaan, termasuk saat ditimpa ujian, harus disikapi dengan ikhlas, sabar dan tawakal. Sikap seperti ini akan membuat hidup seorang muslim menjadi tenang tanpa tekanan dan depresi.

Rasullullah  bersabda "Sungguh mengagumkan urusan orang yang beriman, seluruh urusannya merupakan kebaikan baginya. Jika mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka syukur adalah kebaikan baginya. Jika ditimpa kesulitan ia bersabar. Maka sabar itu kebaikan baginya. Hal seperti ini tidak akan didapati kecuali orang yang beriman ( HR Muslim).

Kedua, negara berperan sebagai pelayan segala urusan rakyat. Dalam aspek ekonomi negara wajib memenuhi semua kebutuhan rakyatnya sehingga tidak ada satu pun dari rakyat yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya. Dalam aspek pergaulan negara wajib menciptakan iklim yang aman dari segala kemaksiatan, tindakan asusila, kejahatan seksual, perundungan dll.

Dalam aspek pendidikan, negara akan memberikan pendidikan yang gratis dan kurikulum yang sesuai dengan tumbuh kembang anak, sehingga tidak ada para siswa yang stres atau depresi karena kurikulum terlalu berat. Dalam aspek kesehatan, negara akan menyediakan layanan kesehatan gratis dan berkualitas. 
Dalam aspek hukum, negara akan memberikan sanksi yang memberikan efek jera bagi setiap pelaku yang melanggar hukum atau melakukan tindak kriminal.

Inilah solusi sistemik berdasarkan Islam dalam mengatasi gangguan mental pada rakyatnya. Semua ini bisa dilakukan jika sistem Islam diterapkan dalam semua lini kehidupan. Sistem Islam ini akan membawa 
ketenangan dan kebahagiaan buat semua kalangan termasuk generasi muda. Mereka akan terhindar dari gangguan mental, bahkan generasi muda akan menjadi generasi cemerlang yang akan menghantarkan pada kejayaan Islam. Wallahu'alam bissawab.

Baca juga:

0 Comments: