Headlines
Loading...
Oleh. Umi Rizkyi 

Awal November, publik dikejutkan dengan penemuan jasad dalam rumah. Lebih mengejutkannya lagi, jasadnya tidak hanya satu melainkan satu keluarga. Hal ini membuat publik penasaran, kenapa hal ini bisa terjadi? Apalagi jenazah-jenazah tersebut ditemukan setelah beberapa hari karena bau busuk yang menyengat.

Kerabat dari satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat, Ris Astuti (64) merasa ragu jika keempat kerabatnya tewas akibat kelaparan. Sebab ekonomi mereka tercukupi. Bahkan mereka juga tidak pernah mengontrak rumah dan sempat memiliki kendaraan bermotor baru.

"Misalnya kalau dia lapar, nggak ada makanan atau kurang buat makan, kan dia bisa menghubungi kita," jelas Astuti di Polsek Kalideres, Jakarta Barat, dilansir dari Republika.co.id_Sabtu (12/11/2022).

Berdasarkan penjelasan dari kerabatnya itulah diketahui bahwa Margaret berjualan kue sedangkan suaminya, Rudianto, bekerja kantoran. Namun memang, Ris Astuti mengaku dirinya sudah beberapa lama tidak bertatap muka dengan mendiang. Bahkan komunikasi lewat sambungan telepon itu pun sudah berlalu lebih dari satu tahun yang lalu.

Hal senada juga disampaikan oleh adik ipar mendiang Margaret, Handoyo (64). Dia mengaku heran jika empat kerabatnya tersebut tewas akibat kelaparan. Bahkan dirinya bersama Ris Astuti juga tidak pernah mendengar keluhan mendiang terkait kondisi ekonomi. Namun memang, kata Handoyo, mendiang sudah lama menjauhi keluarga inti. Dia juga tidak tahu apa yang menyebabkan mendiang berbuat begitu.

"Kalau memang dia tidak mampu kenapa dia tidak menghubungi saudara atau mungkin minta tolong tetangga tapi tidak ada sama sekali, sehingga kita jugya kaget vbaru tahu kalau sampai begitu parahnya," tegas Handoyo.

Keempat jasad masing-masing bernama Rudianto (71), istrinya Margaret (58), anak atas nama Dian (40) dan iparnya yang bernama Budianto (68). Penemuan keempat jasad tersebut berawal dari kecurigaan warga yang mencium aroma tidak sedap dari dalam rumah. Saat ini, keempat jenazah masih berada di RS Polri.

Sungguh miris, mendengar fakta tersebut. Terkuaklah sikap individualisme yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa ada rasa peduli dan tak peka terhadap lingkungan sekitar. Sehingga berbagai hal bisa terjadi, seperti halnya fakta-fakta di atas. Sistem kapitalisme-sekularisme harus segera dienyahkan. Dan seharusnya kaum muslim sadar akan kerusakan yang timbul saat ini. Tidak lain dan tidak bukan karena disebabkan negeri ini masih setia dengan sistem yang rusak dan merusak yaitu kapitalisme-sekuler.

Sekularisme telah memberi celah terjadinya persepsi keliru terhadap kehidupan dan interaksi sosial di tengah masyarakat. Nyatalah, tata aturan kehidupan yang tegak saat ini jauh dari aturan Allah Swt. yang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Dipakainya sistem selain Islam, telah menimbulkan berbagai kerusakan di dalam masyarakat, termasuk melahirkan sifat individualisme.

Inilah pentingnya kita memahami konsep masyarakat Islam, sebagai inkubator kehidupan yang kondusif dan sesuai fitrah kemanusiaan. Masyarakat adalah sekumpulan orang yang memiliki perasaan, pemikiran dan peraturan yang sama serta di dalamnya terjadi interaksi sosial berdasarkan aturan Islam. Dalam Islam, interaksi ini tidak terbatas dengan yang sesama muslim saja tetapi juga dengan tetangga yang nonmuslim.

Islam dengan tegas mengatur perihal adab dan tata aturan bertetangga. Islam tidak memberi ruang bagi perilaku individualistis, karena perilaku ini menggerus fungsi makhluk sosial pada diri manusia. 

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya” (HR Muslim). Menjamu tamu adalah sebuah anjuran dari Rasullulah saw., tentunya sesuai dengan kemampuan dan apa yang kita miliki.

Hadis di atas jelas menganjurkan untuk berbuat baik dan memuliakan tetangga. Memperhatikan tetangga adalah bagian dari syariat Islam. Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, Rasulullah saw. bersabda, “Jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan perhatikanlah tetangga-tetanggamu.” (HR Muslim)

Interaksi sosial dengan tetangga dalam Islam tidak berarti kita harus selalu kepo dan nyinyir kepada tetangga. Juga tidak lantas menabrak batas-batas kehidupan khusus tetangga kita. Ada adab bertetangga yang juga harus kita perhatikan. Contohnya, kewajiban mengetuk pintu ketika bertamu ke rumah tetangga  dan adanya larangan mengintip melalui jendela/celah rumah ketika pemilik rumah belum membukakan pintunya setelah kita mengetuknya.

Allah Ta'ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, ‘Kembali (saja)lah,’ maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS An-Nuur [24]: 27—28).

Tetangga yang baik adalah salah satu karunia Allah. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan untuk berbuat baik kepada tetangga. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw. yang artinya, “Sebaik-baik teman di sisi Allah adalah orang yang paling baik di antara mereka terhadap temannya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah orang yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya.’’ (HR Tirmidzi).

Wallahualam bissawab.

Baca juga:

0 Comments: