Headlines
Loading...
Oleh Ummu Faiha Hasna

Sobat, saya mau bertanya nih. Sebenarnya orang berpacaran itu pasti menikah atau tidak, sih? Meskipun mereka sudah memberikan segalanya, ternyata Sobat, kalau kita amati fakta di lapangan, tidak semua aktivitas pacaran berujung pernikahan. Artinya, tidak semua orang dapat sukses melewatinya. Benar, meskipun mereka sudah berusaha memberikan yang terbaik sekalipun. Kalau Allah sudah membolak-balikan hati, manusia punya kuasa apa, ya kan?

Contoh kasus yang diambil beberapa waktu lalu sempat viral. Jadi, ada seorang pemuda yang selama tujuh tahun bekerja, memberikan gaji dan ATM ke pacarnya. Eh..tapi, 'ending'nya bikin nyesek. Wanita itu malah meninggalkannya untuk menikah dengan pria lain. Saking sedihnya, pria ini sampai menangis histeris lho, Sobat. Terus pingsan gitu deh. Video itu dia abadikan di akun tiktok @arifinlubis5 dan menarik simpati warganet.

Waduh..waduh..
Ada asap berarti ada api ya, Sob. Intinya, tidak akan ada akibat jika tanpa sebab, sepakat/tidak sobat? Tidak akan ada rasa sakit ditinggal menikah kalau sebelumnya bisa menjaga hati. Inilah yang dinamakan 'Jodoh di tangan Tuhan'. Sudah menjadi frasa umum. Sayangnya, hanya sedikit orang yang memahami maknanya ya, Sob. Pasalnya, mainset kapitalis memang sukses bikin orang zaman sekarang berpikir instan. Jika menyukai seseorang tapi belum siap menikah, maka jalan yang dipilih adalah pacaran. Tanpa berpikir tentang dampak buruknya ke depan. Jangankan akhirat, tujuh tahun ke depan aja nggak dipikirin bakalan gimana. Yang penting baginya, naluri seksualnya yang sedang  membuncah terpenuhi saat itu juga. Ini terjadi karena mereka tidak paham akan jati dirinya.

Kapitalisme membuat mereka memandang dunia ini hanya sekadar tempat untuk bersenang-senang sepuasnya. Kalau pacaran dirasakan menyenangkan, hal itu bakal dilakukan. Pihak perempuan  yang kapitalis juga bakal memanfaatkan kesempatan ini. Siapa sih yang tidak suka dikasih uang?

Sayang, nikmat dunia itu ada batasnya. Bagi sebagian orang, puncak nikmat di dunia ini adalah menyempurnakan agama, menikmati indahnya mahligai cinta bersama pasangan. Tak sedikit yang mengatakan bahwa menikah adalah kenikmatan dunia. Manusia belum merasakan nikmatnya dunia kalau belum menikah. Nah, jika uang sudah tidak bisa membeli cinta, si cewek bakal mencari cowok lain. Aktivitas pacaran yang seringkali berakhir tragis ini memang sudah biasa di tengah masyarakat. Pacaran dinormalisasi, bahkan ada anggapan bahwa orang yang tidak berpacaran itu tidak keren. Ada juga anggapan bahwa semakin besar cintanya, pengorbanannya harus semakin besar pula. Oleh karena itu, jangan heran ya, jika ada lelaki yang terpedaya dengan memberikan gajinya ke pacarnya. Menyandang status BUCIN ( Budak Cinta) adalah sesuatu yang dibanggakan. Katanya sih "owo". 

Masyarakat kapitalis memang tidak mempunyai standar yang benar dalam hidup. Standar kebenaran bagi mereka adalah manfaat. Standar kebahagiaan bagi mereka adalah materi.

Parahnya nih, di tengah masyarakat juga banyak hal yang merangsang naluri seksual. Seseorang jadi ingin sekali mempunyai pacar. Sekadar informasi saja, naluri seksual ini bisa bangkit jika ada fakta atau pemikiran yang membangkitkannya. Jika naluri ini bangkit, seseorang bisa jadi  gelisah, meskipun tidak bikin dia mati kalau tidak dipenuhi. Jadi nalurinya masih bisa dialihkan dengan menyibukkan diri pada hal-hal yang bermanfaat hingga kegelisahannya itu hilang.

Nah, salah satu faktor perangsang naluri seksual ini kerap dipertontonkan di film, sinetron, iklan, gosip dan lain-lain.
Melihat tontonan ini, bagaimana masyarakat tidak terangsang untuk ikutan pacaran? Parahnya, negara tidak membentuk masyarakat yang mau berpikir kritis tapi instan. 

Inilah mengapa kita butuh untuk mengkaji Islam secara kafah ya, Sobat. Tujuannya agar kita  paham jati diri dan standar apa yang harus kita gunakan dalam hidup. Islam akan menyadarkan kita bahwa tidak ada tujuan kita dihidupkan kecuali untuk beribadah kepada Allah. Dan ibadah itu tidak hanya ibadah ritual aja, lho! Tapi juga menjalankan seluruh aturan Allah. Jadi, standar yang akan kita gunakan juga keridaan Allah. Termasuk dalam memutuskan untuk pacaran atau tidak. Yang akan menjadi pedoman kita adalah QS. Al Isra: 32, 
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." 

Tapi kalau baiknya kita itu sendirian, tidak cukup ya, Sob. Kita juga harus memahamkan Islam ke tengah masyarakat agar standar kapitalis itu berubah dan masyarakat kita menjadi Islami.

Masyarakat yang Islami akan menilai seseorang berdasarkan ketakwaannya. Allah berfirman, 

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kalian bisa mulia dengan takwa dan bukan dilihat dari keturunan kalian.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 169)

Sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,

كرم الدنيا الغنى، وكرم الآخرة التقوى.

“Mulianya seseorang di dunia adalah karena kaya. Namun mulianya seseorang di akhirat karena takwanya.” (Tafsir Al Baghowi (Ma’alimut Tanzil, 7: 348))

Suasana berlomba-lomba dalam kebaikan itu juga ada ya Sob. Punya pacar tak akan jadi sesuatu yang membanggakan lagi, bahkan memalukan. Masyarakat juga akan punya kepedulian kepada yang lain. Bila ada orang yang terlibat pacaran, mereka bakal dinasihati tuh. Enak kan? 

Tidak masalah juga kalau tidak pacaran. Tidak akan ada kerusakan atau kesedihan gara-gara pacar. Sayangnya, masyarakat yang Islami ini hanya bisa dibentuk oleh negara yang menerapkan sistem Islam secara kafah. 

Dengan aturan yang Islami,  masyarakat akan menjadi Islami

Salah satu sistem yang akan diterapkan adalah sistem pendidikan Islam. Dalam sistem pendidikan ini, generasi akan dibentuk menjadi orang-orang yang berkepribadian Islam. Selain itu, media juga akan dibuat sesuai standar Islam. Konten-konten yang merangsang naluri seksual tidak dibiarkan tayang. Kalau sudah terlanjur tayang, maka tayangan tersebut akan langsung diblokir oleh Khil4f4h. Masya Allah. Aturan Islam sejatinya memberikan suasana pada  generasinya untuk menjadi orang yang bertakwa. 

Aturan Islam ini pernah diterapkan selama 13 abad dan menghasilkan para pemuda luar biasa. Masa muda mereka digunakan untuk membawa kontribusi positif di tengah masyarakat, bukan dihabiskan dengan aktivitas maksiat dan patah hati. Ada kabar gembira bahwa kehidupan Islam itu akan  kembali. Syaratnya, harus ada kegiatan di tengah masyarakat agar masyarakat bangkit. Yuk, Sobat. Kajilah Islam secara keseluruhan, jangan setengah-setengah. Dengan tsaqafah Islam yang kita dakwahkan, pemikiran umat akan tercerahkan. 

Wallahu a'lam bishawwab.

Baca juga:

0 Comments: