OPINI
Panggung Hak Asasi Membelenggu Jati Diri Generasi
Oleh Afiyah Rasyad
Aktivis Peduli Ummat
Syahdan, generasi saat ini seakan hilang kendali. Hidup ke sana ke mari dengan triliunan kompromi. Aturan dan norma menyatu di atas panggung hak asasi. Tak ada kejelasan benar dan salah secara pasti. Berbagai polemik hadir dan semakin membelenggu generasi saat panggung hak asasi kian meninggi.
Belenggu Hak Asasi
Liberalisme membuat panggung hak asasi manusia untuk menjamin kebebasan yang cenderung kebablasan. Pencangkokan ide liberalisme dilakukan begitu masif di seluruh penjuru dunia, terutama di negeri-negeri muslim. Indonesia termasuk salah satu negara yang menerima transfusi panggung hak asasi.
Barat memandang, panggung hak asasi manusia di negeri ini amatlah kurang. Ruang kebebasan dianggap masih menjumpai banyak aral sehingga perlu untuk terus disebarluaskan lebih gencar lagi. Upaya penyebarluasan isu pembela HAM dianggap perlu ditingkatkan sebagai bentuk penyadaran kepada masyarakat. Salah satu segmen masyarakat yang efektif untuk diseru menjadi pembela HAM adalah kalangan muda. (Komnasham.go.id, 19/11/2021)
Tak dipungkiri, generasi muda merupakan tonggak estafet peradaban masa depan. Barat pun mengincar generasi muda untuk mencangkokkan 'bill human of rights' ini. Empat kebebasan yang dinarasikan amat memikat dengan pandangan universal dan global. Namun, pada hakikatnya panggung hak asasi manusia justru menjadi belenggu generasi muda itu sendiri.
Wujud perlindungan HAM dalam atmosfer kapitalisme tampak oleng. Kacamata panggung hak asasi hanya berlaku pada ide-ide barat kapitalisme dengan akidah sekularisme, yang memisahkan agama dari kehidupan. Dengan demikian, otomatis apa yang berbau agama, lebih-lebih Islam, tak ada dalam panggung hak asasi. Mencela atau menghina simbol dan ajaran Islam serta kaum muslimin dianggap sebagai bentuk kebebasan. Sementara itu, tak ada panggung hak asasi bagi dakwah Islam.
Dewasa ini, paradigma berpikir pemuda dibelenggu dan disabotase untuk kepentingan panggung hak asasi yang mengabaikan agama. Halal-haram bukanlah standar benar dan salah. Pemuda akan terbelenggu dalam ruas kebebasan dan berpihak pada kezaliman. Bahkan, kelak ia yang akan melanjutkan dinamika kezaliman ini lewat panggung hak asasi tersebut.
Masa Depan Generasi tanpa Panggung Hak Asasi
Terwujudnya sebuah peradaban mulia dengan tata aturan yang berasal dari Zat Yang Maha Mulia amatlah diperlukan. Menjadi pembela HAM di atas panggung hak asasi justru membelenggu dan menggadaikan masa depan pemuda. Peradaban gemilang nan mulia semakin jauh dari harapan.
Maka dari itu, sistem kehidupan yang berasal dari Zat Yang Maha Mulia itu perlu diperjuangkan oleh umat, khususnya generasi muda. Pembinaan intensif personal atau komunal dijamin oleh negara. Islam memandang bahwa negaralah yang menjaga akal, jiwa, dan fisik pemuda agar tak berada dalam perangkap berbahaya.
Islam mewajibkan negara untuk menempatkan generasi sesuai fitrahnya. Potensi mereka akan dijaga dan diarahkan untuk berkontribusi di jalan dakwah dan keumatan. Di tangan pemudalah perubahan itu akan diraih. Maka, negara senantiasa memotivasi dan menumbuhkan semangat juang yang stabil dan 'lillah' (karena Allah). Rasulullah saw. telah mengingatkan tentang generasi muda dalam hadis dari Abu Hurairah ra. Beliau bersabda:
“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan dari Allah taala, pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam ibadah kepada Allah, seorang pemuda yang hatinya selalu terikat dengan masjid, dua orang yang mencintai karena Allah bertemu dan berpisah karena-Nya, seorang pemuda yang diajak (berbuat keji) oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, maka ia berkata, ‘Sungguh aku takut kepada Allah,’ seseorang yang bersedekah kemudian ia menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi, maka air matanya mengalir.” (Mutafaqun ’alaih)
Maka, menjaga generasi tanpa panggung hak asasi sangat mungkin dilakukan. Apalagi jika negara yang melakukannya. Sudah saatnya generasi muslim berjuang untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam, agar mereka tak lagi terbelenggu oleh ide barat apa pun.
Wallahu a'lam bishawwab.
0 Comments: