Headlines
Loading...
Oleh. Rohmawati 
Pemerhati Sosial Jakarta 

Ironis. Indonesia kembali menjadi sorotan dunia karena meningkatnya kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang terjadi setiap tahunnya. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan. Namun hal ini tak kunjung menemukan solusi yang gemilang. Alhasil, peristiwa tersebut terus berulang di berbagai wilayah Nusantara. Seperti yang terjadi di Medan,  Sumatra Utara. 

Pasangan suami istri di kota Medan, Sumatra Utara, diduga cekcok. Cekcok tersebut menyebabkan sang istri tewas bersimpah darah di pinggir jalan Mandala By Pas, Kecamatan Medan Tembung, kota Medan Sumatra Utara. (Tvonenews.com, 22/10/22)

Menurut PPPA, kekerasan dalam rumah tangga yang sebelumnya juga pernah dialami oleh publik figur (Lesti Kejora) ini mengatakan bahwa kasus kekerasan tersebut akan menjadi bahan evaluasi program edukasi kekerasan dalam rumah tangga di tengah masyarakat. 

Hal tersebut sejatinya menjadi  bukti bahwa kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Indonesia saat ini adalah sebuah peristiwa serius yang harus segera diatasi dan dievaluasi oleh pemerintah guna mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Termasuk mengevaluasi hukum yang dibuat oleh pemerintah untuk para pelaku kejahatan dalam rumah tangga. Pada dasarnya,  hukum apapun dalam kehidupan seharusnya menimbulkan efek jera dalam perbuatan. Efek jera akan membuat masyarakat, lebih-lebih seorang pemimpin dalam rumah tangga, tidak melakukan hal yang sama.  Kedamaian dan kenyamanan dalam rumah tangga tidak lagi menjadi ilusi manusia.

Namun penerapan sistem kapitalis menjadi sebab kedamaian dan kenyamanan rumah tangga sulit terwujud. Penerapan sistem ini juga telah melahirkan individu-individu yang hanya menjunjung tinggi kekuatan dan kekuasaan. Dengan ini, kebanyakan masyarakat, terutama laki-laki,  berlomba-lomba untuk menjadi lebih kuat daripada yang lain, khususnya terhadap perempuan. Akibatnya, laki-laki merasa berhak melakukan apapun sesuai kehendaknya. Seorang suami bisa jadi merasa memiliki  kekuasaan sepenuhnya terhadap istrinya. Padahal, kelebihan berupa kekuatan yang Allah anugerahkan kepada  laki-laki bukan untuk menjadikannya sombong,  melainkan untuk menjadikannya sebagai pelindung bagi perempuan, sebagaimana yang difirmankan Allah dal Al-Qur'an, 

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita)." (Qs. An-Nisa: 34)

Oleh sebab itu, Allah menganugerahkan kelebihan kepada laki-laki semata-mata sebagai pelindung perempuan.  

Selain itu, seorang laki-laki wajib menghormati dan memuliakan perempuan. Sebagaimana perempuan menghormati kaum laki-laki sebagai "qawwam"nya. Dalam Islam, kaum perempuan sangatlah mulia. Hal ini diabadikan Allah dalam Al-Qur'an. Derajat seorang perempuan bahkan bisa lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sebagaimana yang dikisahkan sebagai berikut: 
"Seorang laki-laki yang  menemui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kami hormati dengan sebaik-baiknya perlakuan?”
Rasulullah menjawab, “Ibumu.”
Mendengar jawaban Rasulullah, laki-laki itu pun pulang.

Keesokan harinya, laki-laki tersebut datang lagi menghadap Rasulullah. la bertanya kepada Rasulullah dengan pertanyaan yang sama seperti sebelumnya. “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kami cintai dengan sebaik-baiknya perlakuan?” Rasulullah pun menjawab kembali dengan jawaban yang sama, “Ibumu.” Rasulullah pun menjawab kembali dengan jawaban yang sama, “Ibumu.” Untuk ketiga kalinya ia bertanya kembali, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kami sayangi dengan sebaik-baiknya perlakuan selain ibuku?”
Kemudian Rasulullah menjawab, “Ibumu.”
Laki-laki tersebut semakin penasaran, ia pun mencoba memberanikan dirinya untuk bertanya kembali kepada Rasulullah. “Kemudian siapa lagi selain ibuku?”
Dengan tersenyum, Rasulullah menjawab, “Tentulah Bapakmu.”

Itulah mengapa dalam Islam, perempuan, terutama seorang ibu dan istri, sangat dimuliakan dan dijaga oleh laki-laki, baik fisiknya maupun hatinya.

Inilah indahnya Islam ketika kehidupan dijalani berdasarkan aturan Tuhan. Sosok perempuan sangat terjaga, baik fisik maupun hatinya. Seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah,  sebaik-baiknya teladan dalam kehidupan. Baik dalam kehidupan negara maupun kehidupan keluarga. Hal ini membuat kedamaian dan kenyamanan dalam rumah tangga selalu terjaga. 

Negara juga harus berperan penuh dalam mencegah  kekerasan dalam rumah tangga demi meningkatkan keamanan bagi perempuan. Dengan peraturan Islam, akan lahir  keluarga Rabbani yang landasan hidupnya bersandar pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, bukan materi. Wallahu a'lam bishawwab.

Jakarta, 1 November 2022

Baca juga:

0 Comments: