Milenial
Say No To Hedonisme
Oleh: Desi
"Kecil bahagia, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga"
Hai, Bestie, siapa nih yang menggandrungi slogan yang begitu menggiurkan ini?. Slogan ini murni hanya mimpi dan angan-angan belaka ya, Bestie. Jadi tidak perlu kesengsem, sebab surga hanya untuk hamba Allah yang mau tunduk dan patuh dalam beramal salih sesuai syariat dengan perjuangan totalitas ketaatan pada-Nya.
Bestie tahu, 'kan. Ada harga pada setiap kesuksesan?. _Step by step_ anak tangga menuju kesuksesan, ada biaya mahal yang harus dibayar. Begitupun menapaki tanjakan menuju surga.
Bukan dengan harga murah dan penuh kemudahan sebuah kesuksesan bisa diraih. Mereka yang sukses sering kali akrab dengan jam malam dan terjaga lebih awal. Penuh perjuangan menjaga fokus dan semangat demi tercapainya tujuan. Bekerja keras dengan benar penuh perhitungan dan lain sebagainya.
Banyak yang harus dikorbankan tentunya untuk meraih misinya tercapai. Jadi tidak ada sejarahnya surga diraih dengan permulaan foya-foya. Justru perbuatan foya-foya, menghamburkan uang dan perilaku berlebihan itu sebuah tindakan yang dilarang dalam agama.
Allah Swt berfirman :
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra : 27).
Ironisnya, kondisi hari ini perilaku pemborosan atau bahasa lainnya adalah hedonisme, semakin banyak peminatnya. Banyak sekali para remaja penganut faham hedonisme. So, Bestie sudah tahu, 'kan, apa itu faham hedonisme.
Dikutip dari Wikipedia, hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Nah, sudah jelas ya, Bestie. Pandangan ini tidak boleh dimiliki oleh kaum remaja milenial seperti kalian!. _Why_??
Karena, menganggap hidup harus selalu bahagia sesuai keinginan, dengan mencari sumber kebahagiaan sebanyak mungkin itu salah ya. Orang yang memiliki pemahaman seperti ini, dia telah dikendalikan oleh nafsunya.
Apabila nafsunya yang menjadi pemimpin dalam melahirkan sebuah tindakan, maka ketika keinginan tidak terealisasikan akan mengakibatkan banyak hal negatif. Seperti depresi berlebihan yang berujung pada tindakan bunuh diri, bisa juga melampiaskan dengan menyakiti diri sendiri atau orang yang ada di sekitarnya.
Jangan pernah terpikir untuk meniru orang lain yang bergaya hidup hedonis, ya, Bestie. Tidak perlu bermegah-megah untuk hidup bahagia. Hidup apa adanya dengan apapun yang kalian miliki, tetap bisa bahagia, kok.
Agar kalian tidak terjebak oleh jerat hedonisme, maka harus mengetahui faktor penyebabnya, nih. Sifat dasar manusia yang memiliki perasaan tidak pernah puas akan sesuatu, menjadi faktor internal dalam diri manusia. Ada dorongan untuk mengejar kesenangan, sementara ketidaksenangan merupakan kondisi yang tidak layak untuk dirasakan.
Adapun faktor penyebab hedonisme dari luar atau faktor eksternal adalah adanya informasi dari luar yang sangat besar atau arus globalisasi. Sehingga para remaja mengadaptasikan diri mereka dengan beberapa kebiasaan dari luar lingkungannya yang dianggap menyenangkan.
Jangan sampai kalian terbawa jerat-jerat hedonisme, ya. Perbuatan hedonisme tidak dibenarkan dalam Islam, lhoo. Islam mengajarkan bahwa kita hidup di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah Swt.
Allah Swt berfirman :
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat:56).
Sangat jelas, ya, Bestie. Bahwa tidak ada tujuan hidup selain beribadah kepada Allah Swt. Dan kebahagiaan yang sebenarnya adalah meraih rida Allah semata.
Yuuk, hindari hedonisme dengan terus berusaha mendekatkan diri pada Allah, senantiasa bersyukur atas apa yang dimiliki, hidup sederhana, hindari pemborosan dengan menentukan skala prioritas pada barang yang dibutuhkan dan selektif dalam memilih teman.
Pilih teman yang bisa membawa kalian pada jalan ketaatan. Bukan sekedar ketaatan pada ibadah ritual semata tetapi ketaatan menyeluruh. Dengan mengkaji Islam secara kaffah kalian akan memiliki pemahaman Islam yang utuh.
Sehingga, kepribadian Islam akan melekat kuat sebagai jati diri. Dengan demikian, virus hedonisme yang menyesatkan akan dengan mudah dihempaskan.
Cilacap, 3 November 2022
0 Comments: