Headlines
Loading...

Oleh Widya Astuti 

Hai, Besti. Pernah mengalami yang namanya 'insecure'? Pastinya pernah bukan? Merasa diri paling banyak kekurangan, minder dengan apa yang dimiliki. Seperti minder punya wajah tidak mulus, badan terlalu kurus, otak tidak jenius, dan tidak punya banyak 'fulus', karir yang kurang bagus dan sedikit bonus. Waduh, lengkap sudah penderitaan ya, Besti.

Nah, jika dilihat kondisi saat ini, banyak sekali orang yang 'insecure' dengan penampilan, harta, atau karir yang dimilikinya. Iya kan Besti? Yups! Begitulah realitanya. Sedikit-sedikit mengeluh, minder, kesal dan tidak puas dengan pencapaian yang tidak sebanding dengan apa yang dicapai orang lain. Hingga akhirnya ada yang nekat melanggar syariat demi menjadi sama atau lebih dari orang lain, mengharapkan pengakuan atau pujian. Ada yang nekat mencuri demi bisa membeli barang mewah yang diinginkan. Ada yang nekat melakukan operasi plastik agar bisa terlihat lebih cantik. Ada juga yang bertindak curang demi meraih jabatan yang diimpikan. Bahkan jika gagal dengan usahanya, gagal mendapatkan pengakuan, akhirnya putus asa dan tidak sedikit yang memilih untuk  mengakhiri hidup dengan jalan bunuh diri. Waduh, parah ya,  Besti.

Tahukah kamu bahwa rasa 'insecure' yang berlebihan itu disebabkan oleh pengaruh cara pandang barat (kapitalisme) dalam memandang kehidupan dan kebahagiaan? Selama ini, standar kebahagiaan atau kesuksesan itu adalah ketika kita bisa meraih kenikmatan dunia seperti harta yang banyak, jabatan yang tinggi, fisik yang sempurna, dan banyaknya keahlian yang dimiliki. Jika semua itu tidak kita miliki, maka kita tidak dipandang sukses dan tidak berhasil meraih kebahagiaan. Akhirnya, wajar kita menjadi 'insecure', hingga menghalalkan segala cara demi mengejar kebahagiaan yang digambarkan. 

Nah, merasa 'insecure' sebenarnya boleh-boleh saja ya, Besti. Asal bukan di hadapan manusia tapi di hadapan Allah. Merasa diri paling lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan dari Allah, sehingga kita senantiasa bertawakal kepada-Nya. 

Dalam urusan dunia jangan merasa 'insecure', Besti. Kalau urusan akhirat sih boleh. Misalnya, jika kita melihat teman punya banyak hafalan Qur’an, maka boleh tuh kita merasa 'insecure' dan mempertanyakan diri sendiri, kok aku belum bisa seperti dia ya dalam hafalan Qur’an? Selama ini waktuku dihabiskan untuk apa? 
Setelah kita me-muhasabahi diri, maka yang harus kita lakukan adalah berupaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam hafalan Qur’an, salat wajib dan sunah, puasa sunah, menutup aurat secara sempurna, berbakti kepada orang tua dan guru, gemar sedekah, suka menolong orang lain, rajin menghadiri majelis ilmu, terutama ilmu agama, dan perbuatan baik lainnya. Nah, yang seperti ini wajib dilakukan. Jika kita melihat orang lain lebih baik dalam amal ibadahnya dibandingkan diri kita, maka kita harus berusaha agar sama bahkan lebih dari orang lain itu. Ini terkait amal ibadah ya Besti. Kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot). Karena Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 148 yang artinya :

“ Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”(QS.al-Baqarah: 148)

So, jangan lagi 'insecure' dengan wajah yang tidak mulus ya, Besti. Jangan lagi minder dengan teman yang punya kekayaan melebihi apa yang dimiliki. Jangan lagi merasa kesal jika karir teman lebih bagus dibanding diri sendiri. Jangan ya, Besti. Karena itu semua hanya kebahagiaan sesaat yang kelak akan kita tinggalkan. Ingat firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, 

“Allah meluaskan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar-Ra’du: 26).

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An’am: 32)

Yuk, Besti! Syukuri apa yang kita miliki. Yakinlah, Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan dan yang terbaik buat kita. Fokuslah pada tujuan hidup, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dunia tempatnya beramal, mengumpulkan bekal untuk dibawa ke kampung akhirat. Soal dunia, 'no insecure!' melainkan bersyukur. 

Karawang, 08 November 2022

Baca juga:

0 Comments: