Headlines
Loading...
Oleh. Mak Ayu

Teladan Rasul

Jika hidup tanpa arah, akan sulit menemukan tujuan
Jika hidup tanpa panduan, akan sulit melihat benar dan salah
Jika hidup tanpa pegangan, akan mudah terjatuh dalam pejalanan
Jika hidup tanpa keyakinan, akan mudah tergoda pesona dunia

Jika hidup tanpa Islam, petaka silih berganti merusak kehidupan
Jika hidup tanpa Rasul, dunia dunia tak punya sosok suri teladan

Iya, jika mau berpikir, maka manusia memang butuh orang yang sejenisnya sebagai penyampai risalah langit. Manusia butuh contoh untuk mengerjakan segala sesuatunya, baik tata cara beribadah, tata cara bergaul dengan individu, masyarakat, dan negara. Manusia butuh orang unggul dan tangguh untuk menjalani kehidupan sesuai dengan syariat-Nya. Butuh teladan yang sempuna untuk menapaki kehidupan dunia yang makin hari makin rusak dan jauh dari kepribadian Islam.

Ya Rasulullah, kembali aku ingin bercengkerama denganmu untuk menuntaskan kerinduan dan cintaku padamu. Meski engkau telah tiada, namun engkau tetap hidup dalam hati, pikiran dan jiwaku. Engkau tidak hanya bisa menjadi sosok ayah, panutan, sahabat, namun juga menjadi pemimpinku dalam segala hal.

Indahnya Islam yang engkau sampaikan sungguh pernah memancarkan cahayanya hingga menjadi mercusuar bagi dunia. Seluruh dunia terpana dengan sistem Islam, seluruh dunia menggali ilmu dari Islam, bahkan dunia tunduk dan takut saat Islam diterapkan secara keseluruhan. Penerapan aturan Allah Swt secara sempuna benar-benar telah menjadi magnet peradaban lain.

Terimakasih ya Rasulullah, hingga Islam bisa juga sampai ke negeri tercinta Indonesia, sehingga orangtuaku beragama Islam, dan memilihkanku agama fitrah [baca Islam]. Semua atas risalah Allah Swt yang engkau emban dengan penuh keimanan, hingga bisa menyebar ke seluruh dunia saat ini.

Ya Rasulullah, semua terjadi bukan tiba-tiba ada. Perjuanganmu dalam dakwah Islam luar biasa berat, namun tetap kau jalani penuh kesabaran dalam menghadapi hambatan dan gangguan para pembenci Islam. Dalam kesulitan, munajatmu pada Penguasa Kehidupan makin khusyuk, namun tak pernah mengurangi intensitas dakwah di tengah masyarakat yang kufur tanpa memperhitungkan marabahaya, karena menyerahkan perlindungan semata dari Allah, ikhlas menempuh jalan dakwah semata hanya untuk rida Allah. Estafet menawarkan cahaya Islam dari rumah ke rumah semata bentuk cintamu atas umat manusia. Masya Allah.

Aku malu, malu ya Rasulku ... masih jauh kualitas perjuanganku, meski teladan dan metode memperjuangkannya telah jelas kau berikan sebagai panduan. Allah Swt berfirman;


لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” [QS. Al Ahsab : 21]

Berkaca dari teladanmu, mencoba untuk mengikuti meski baru bisa sedikit. Dan semakin malu .... Karena kadang deraan kesulitan hidup, hambatan, kecintaan pada materi masih menjadi penghambat personal yang sering muncul. Naudzubillah tsumma naudzubillah.

Ya Rasulullah, aku sedang berandai-andai, membayangkan seandainya umat muslim mengikutimu, menjadikanmu sebagai suri teladan. Pastilah dunia tak akan serusak ini. Pastilah kehidupan Islam terjaga dan rasa saling cinta merekatkan ukhuwah bersama. Tak akan ada permusuhan ataupun saling tuduh. Akan saling melindungi saudaranya yang seiman karena ikatan akidah itu akan menyatukan. 

Kepemimpinanmu ya Rasulullah, bak shaf dalam salat. Hanya ada satu imam salat, begitu waktu salat tiba dengan tanda iqamat, maka dengan kesadarannya sendiri makmum menata diri dalam shafnya dengan teratur dan mengikuti semua gerakan imam. Mengapa bisa begitu? Semua karena keimanan.

Begitulah contoh Rasulullah dalam memimpin umat, kekuatatan ruhiyah dan keimanan mampu mempersatukan umat, tanpa membedakan kasta, jabatan, harta, warna kulit, bahasa. Itulah sejatinya Islam dalam ukhuwah akidah. Siapa suri teladannya? Nabi Muhammad saw yang dirindu semua umat muslim.

Saya pernah melihat sebuah youtube, pembicaraan seorang muslim dengan rekan-rekannya yang nommuslim. Dipertontonkannya suasana Kabah saat ibadah haji dengan jumlah manusia yang berjubal-jubal. 

Kemudian muslim itu bertanya, “Menurut kalian butuh waktu berapa lama untuk menyatukan mereka dalam bentuk barisan yang rapi dengan 1 komando?” 

Rekan-rekannya mengerutkan kening berpikir, mungkin menghitung secara matematis jutaan orang berkumpul dalam posisi yang tidak sama, pastilah butuh waktu yang lama dan perintah yang diulang-ulang. Hingga jawaban masing-masing nonmuslim itu beragam sesuai dengan pemikiran manusiawi. Ada yang menjawab dua jam, empat jam dan yang lainnya.

Muslim tersebut meminta rekan-rekannya melihat video yang ditonton bersama.

“Kalian perhatikan sebentar lagi, butuh berapa menyatukan mereka dalam satu barisan yang rapi dan mereka akan bergerak hanya dengan 1 komando.”

Maka dengan seksama mereka memperhatikan lautan manusia tadi. Tiba-tiba terdengar suara azan berkumandang dan lautan manusia itu bergerak dengan cepat tanpa berebutan dan injak-injakan membentuk barisan yang teratur nan rapi. 

Mata mereka terbelalak dengan raut muka takjub, tak mempercayai apa yang dilihatnya. Terdengar suara keras dari mereka silih berganti. 

“Wow!!! Amazing!!” Terikan salah satu dari mereka. 

“Just five minute!!! It’s imposible!!” Lanjut lainnya.

“How can’t belive it. No – no – no ...,” ujar lainnya sambil geleng-geleng kepala.

“Inilah Islam yang kalian belum tahu banyak hal. Nabi muhammad yang telah mengajarkan semua hal, hingga meski Rusulullah sudah tidak berada di tengah kaum muslim, teladan, ilmu, kepemimpinannya masih bisa dirasakan hingga saat ini.”

Ya Rasulullah, sungguh cintamu demikian nyata, hingga ruh kehidupanmu masih bisa terlihat dengan jelas. Betapa cintamu pada Allah adalah segalanya. Engkau yang telah dijamin surga oleh Allah, masih bersusah payah membangkitkan umat agar semua selamat dari azab-Nya. Sedangkan aku, tak ada jaminan apa-apa, masih sering abai dalam beribadah.

Ya Rasul ... cintamu yang utuh pada Sang Maha Pencipta dan Pengatur telah mengajarkan padaku untuk tidak berpaling pada selain-Nya. 
Cintamu yang tulus pada umat manusia sehingga tak pernah lelah mengajak dalam kebenaran telah mengajarkanku untuk tidak menyerah meski ada hambatan dan rintangan.

Engkaulah suri teladan yang mengajarkan makna cinta yang sesungguhanya dalam ikatan akidah, sehingga aku dan muslimah yang lainnya bisa menemukan tujuan hidup yang benar yaitu menggapai rida Allah. Karena kupahami : Jika hidup tanpa arah, akan sulit menemukan tujuan. Jika hidup tanpa panduan, akan sulit melihat benar dan salah. Jika hidup tanpa pegangan, akan mudah terjatuh dalam pejalanan. Jika hidup tanpa keyakinan, akan mudah tergoda pesona dunia.

Hanya Rasulullah yang kami yang cinta, telah ajarkan kami bagaimana bermahabah dengan Allah. 

Ngawi, 2 Novenber 2022

Baca juga:

0 Comments: