OPINI
Wahai Jiwa Muda, Kemanakah Arahmu Berlabuh?
Oleh: Nanik Farida Priatmaja
Polisi mengungkapkan pihak keamanan internal telah mengimbau dan menegur para penonton agar tidak merangsek ke dekat panggung saat hari pertama konser NCT 127 di ICE BSD, Tangerang Selatan.
Namun, kata Kapolres Tangerang Selatan AKBP Sarly Sollu, teguran serta imbauan itu tak diindahkan, dan para penonton tetap memaksa maju ke dekat panggung (5/11).
Miris! Lagi-lagi negeri ini disuguhkan konser musik dengan penonton yang padat dengan tingkah yang sulit dikendalikan. Meski sebelumnya telah diingatkan aparat, namun sia-sia. Walhasil terjadilah kericuhan para penonton yang didominasi para remaja dengan aparat keamanan.
Konser musik memang selalu menarik minat penonton apalagi grup band K-pop lagi naik daun dan tengah digandrungi para remaja di negeri ini. Berapapun harga tiketnya pasti akan ludes terjual. Hal ini pastinya amat menggiurkan bagi pebisnis di bidang entertaint, perusahaan produk-produk yang berhubungan dengan K-Pop dan sejenisnya.
Sangat disayangkan di tengah kondisi ekonomi negeri yang tidak stabil. Banyak rakyat kecil yang begitu sulit memenuhi kebutuhan hidup, namun disatu sisi negara mengizinkan konser musik dengan harga tiket selangit yang ludes terbeli penonton yang pastinya dari kalangan atas. Amat terlihat begitu curam jurang pemisah si kaya dan si miskin di negeri ini.
Tak dimungkiri penonton konser musik dan penggemar K-Pop didominasi oleh jiwa-jiwa muda. Masa remaja yang seharusnya digunakan untuk kegiatan positif dan produktif, nyatanya hanya dihabiskan untuk menikmati musik-musik yang tak berkorelasi terhadap produktivitas generasi. Tak jelas apa manfaatnya bagi masa depan, yang ada hanya kesenangan sesaat yang akan hilang seiring berjalannya waktu.
Fenomena remaja "gila K-Pop" memang bukan masalah biasa. Ada banyak hal yang melatarbelakangi munculnya fenomena tersebut. Kondisi keluarga yang tak memahami bagaimana mengarahkan dan mendampingi usia remaja. Masyarakat yang mudah latah dan tak mampu menyaring budaya yang layak diikuti dan diterapkan. Negara yang menganut liberalisme dan membiarkan liberalisasi masuk dan membius generasi.
Sudah selayaknya semua pihak memahami batapa negeri ini masih banyak PR besar untuk generasi. Jangan sampai ada lagi korban berjatuhan hingga mati penuh kesia-siaan akibat kericuhan yang muncul akibat kelalaian, ketidakdisiplinan, ketidaktertiban baik penonton atau penyelenggara acara, aparat keamanan dan pihak-pihak lain yang seharusnya bertanggung jawab.
Keberadaan remaja atau jiwa-jiwa muda sebenarnya adalah aset bagi suatu bangsa. Sangat disayangkan potensi para remaja tak diarahkan pada sesuatu yang produktif dan bermanfaat bagi negara baik saat ini ataupun di masa mendatang. Hal ini pastinya butuh upaya sistematis terutama oleh negara. Misalnya dari sistem pendidikan, negara harus memiliki konsep yang jelas bagaimana mencetak output yang benar-benar siap menjalani kehidupan. Pastinya butuh konsep, tujuan, strategi, kurikulum yang jelas dan berkualitas.
Sistem ekonomi yang mensejahterakan seluruh rakyat butuh negara yang mandiri dalam mengelola sumber daya alam dan memanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat. Semisal terkait ketersediaan lapangan kerja yang melimpah dan upah yang layak bagi pekerja, serta pembangunan infrastruktur yang merata.
Hanya sistem Islam yang mampu merealisasikan sistem ekonomi, sistem pendidikan dan sistem-sistem lainnya yang saling mendukung. Sehingga mudah mewujudkan generasi yang berkualitas.
Sepanjang sejarah kegemilangan Islam, mampu mencetak generasi emas yang berkualitas baik dari segi penguasaan ilmu, kemuliaan akhlak, perannya bagi umat, bangsa, negara dan agama bisa terlihat bahkan tercatat dalam sejarah peradaban.
Lihatlah sosok Ali bin Abi Thalib ra, di usia yang sangat muda, ia menjadi sosok pemberani menggantikan posisi Rasulullah Saw saat dikepung kaum kufar. Sosok Muhammad Al Fatih sebaik-baiknya panglima, jiwa muda yang hidupnya dihabiskan untuk menuntut ilmu dan berjihad hingga tertaklukkan Konstantinopel mewujudkan bisyaroh Rasulullah. Dan masih banyak lagi contoh-contoh keteladanan pemuda yang terdidik dengan Islam, menjadikan Islam sebagai akidah aqliyah, bernafsiyah Islam, berkiprah demi Islam dan bervisi akhirat demi meraih ridho Allah Swt..
Jiwa-jiwa muda bukan saatnya menjadi sosok yang rapuh, mudah terpedaya dengan keadaan, mudah terjajah oleh budaya non Islam yang merusak. Saatnya jiwa-jiwa muda berlabuh ke arah Islam yang tak sekedar memuliakan manusia namun juga alam semesta.
0 Comments: