![Wukuf di Arafah](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCYtDhQMbhMkIDypZweNylDymhWYBCplLEG13vdxH18jdLiJun8TdPIEUzjAZ3PTlS8SYJy0mQjzo7k9e96cPyTEhEgiDjgSEgy_B0hIbPzBiBB_oMHciu_9y7_jc6GRUwvHb8wEMwK24/w700/1669076291940468-0.png)
Oleh. Ratty S Leman
Hari ini tanggal 9 Dzulhijah, jemaah bersiap untuk wukuf. Mereka juga memberitahu kerabat dan teman di tanah air untuk berpuasa Arafah.
Rara berniat wukuf ke Jabal Rahmah, tapi apa daya, tenda-tenda dibatasi oleh tembok seng. Jika mau keluar harus melapor penjaga pintu gerbang. Tidak boleh seenaknya sendiri keluar masuk area. Mereka mengkhawatirkan keamanan jemaah. Beberapa jemaah laki-laki diperbolehkan keluar dengan syarat mereka paham jalan pulang ke tenda masing-masing. Jemaah wanita hanya bisa menelan ludah karena tidak boleh ikut serta.
"Tenda di tanah Arafah, sudah sah untuk wukuf, tidak usah keluar semua naik-naik ke Jabal Rahmah!" Petugas penjaga pintu menasihati.
Rara bergumam, "Maafkan kami, ya Allah. Kami yang tua saja memaksakan diri pada banyak hal teknis. Apalagi yang masih muda."
Begitu masuk waktu zhuhur, para jemaah sudah bersiap di tenda masing-masing. Setelah shalat zhuhur, kutbah wukuf dimulai dipandu oleh masing-masing pembimbing rombongan.
Ada jemaah ibu-ibu yang kasak-kusuk, "Pokoknya yang menjadi imam salat dan pembimbing khutbah serta doa wukuf harus Pak A, jangan Pak B. Pak B kan dari ormas ini."
Geli Rara mendengarnya. Rara menimpali, "Ini Saudi, Ibu-ibu. Jangan membawa-bawa atribut ormas ini dan itu. Kita semua bersaudara, kita ini ibarat satu tubuh. Yang dilihat Allah hanyalah yang bertakwa". Ibu-ibu terdiam. Rara berdoa semoga Allah memaafkan kekhilafan hamba-Nya.
Pembacaan doa wukuf yang panjang dilakukan secara secara bersama-sama dengan dipandu. Nampak lucu memang, berdoa jadi tampak seremonial. Membaca doa tetapi seperti bukan berdoa. Wajar, memang harus dipandu dulu untuk doa-doa yang ada di buku panduan wukuf karena tidak semua bisa membaca doa dalam bahasa Arab.
Waktu wukuf masih panjang, bagi yang ingin bisa menambahnya sendiri sesuai hajat masing-masing dan bisa diulang-ulang lagi.
Rara berusaha wukuf di luar tenda. Dia teringat akan hadist yang menyatakan bahwa Allah akan berbangga memperlihatkan kepada para malaikat, manusia yang dulu dikhawatirkan oleh para malaikat akan membuat keributan dan pertumpahan darah, ternyata mereka banyak juga yang bertasbih memuji kebesaran Allah Ta'ala.
Begitu acara doa bersama selesai, banyak yang santai-santai, tidur-tiduran, bercanda, mengobrol hingga asyik makan-makan. Seorang jemaah mengingatkan, "Bapak-bapak, Ibu-ibu, "Al Hajju Arafah". Haji itu di Arafah. Ayo, perbanyak berdoa di sini sampai Maghrib nanti. Insya lAllah makbul semua doanya."
"Aamiin," sambut jemaah dengan kompak.
Sehabis shalat jamak takdim Maghrib Isya, jemaah sudah diburu-buru untuk berkemas-kemas berangkat menuju Mina. Namun apa yang terjadi? jemaah menunggu berjam-jam sampai akhirnya diberangkatkan lewat tengah malam. Berhaji memang harus banyak menyetok rasa sabar, namun tetap ada banyak bahagia membersamai. (Bersambung)
Baca juga:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwn1z-qW4alS9WG0uXNYw9abBTQkUnD4yrvjMXSlrcJgxpQTXaWt6AK6R3qPfittc16UQ1NitLgdbVZFrtQDNk5Qava1x8POat9AVzf6oQN_qM3XVi1aczrmpLH4haLUwV8i8vYx3LvEamEBFUKyfZcEgpQ6WCm5K6rELPqtWHSM0t3XaRLCbeGPTcsw/s16000/SSCQMedia.com.gif)
0 Comments: