Headlines
Loading...
Oleh. Mak Ayu

Sejak BBM naik 3 September 2022 lalu
Kuputar otak agar dapur keluarga mengepul selalu
Di pasar harga kebutuhan makin melejit sendu
Para pedagang mengeluh sepi dengan pilu

Kencangkan ikat pinggang
Yang penting masih ketemu nasi di dandang
Dengan sayur hijau yang bisa berenang
Lauk sepotong tempe tipis sudah membuat senang

Tapi balitaku perlu susu namun tak terbeli
Terpaksa bikin tajin seiap menanak nasi
Masih bersyukur meski nasi tak lagi bergizi
Penting cukup buat makan keluarga sehari-hari

Belum lagi ongkos beli pertalit
Harus mengkalkulasi njlimet biar bisa irit
Semua dijatah bukan bearti saya medit
Tapi karena uang yang hanya sedikit

Pun rela ngantri sepanjang 300 meter
Demi pertalite dua liter
Otakku berpikir terkena panas bikin makin liyer
Kenapa sudah naik kok carinya masih muter-muter

BBM naik semuanya ikut naik
Jatah belanjaku yang tak pernah naik
Anak-anak ikut imbas makan tak lagi gizi
Jangan salahkan jika stunting tinggi

Subsidi BBM hanya pemanis saja
Tak cukup menutup kebutuhan semua
Apalagi bagi yang tidak dapat subsidi negara
Pontang-panting di tengah sulitnya kerja

BBM naik untuk siapa?
Jika makin membuat rakyat sengsara
Aku ingin juga hidup sejahtera
Dalam kapitalisme, mungkinkah bisa?

Ngawi, 13 Desember 2022

Baca juga:

0 Comments: