Headlines
Loading...
Oleh. Nurma (Pendidik)

Demokrasi selalu menjadi gaung dan menjadi pusat landasan pemikiran dalam menyelesaikan problem yang terjadi. Demokrasi masih menjadi satu fokus pembahasan tersendiri, baik di forum nasional maupun internasional. Belum lama ini telah terselenggara Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 yang berlangsung secara luring dan daring. 

Dalam forum ini, menteri luar negeri ex Indonesia menyampaikan data yang diambil dari freedom house bahwa demokrasi mengalami kemunduran selama 16 tahun berturut-turut. Sedangkan data dari V-Dem menyatakan rata-rata kualitas demokrasi menurun semenjak 30 tahun yang lalu. Tak sekedar memaparkan data beliau juga menyampaikan bahwa kemunduran dan stagnasi demokrasi terjadi pada negara-negara mapan. (Kompas.com, 08/12/22)

Bagai pepatah "Seperti orang buta kehilangan tongkat" di mana mereka menyadari kemunduran demokrasi telah terjadi, dan terbukti secara fakta tak mampu menyelesaikan persoalan secara tuntas. Meski begitu, tetap saja digunakan sebagai solusi problem yang sudah kompleks.

Solusi Ilusi

Sesungguhnya demokrasi senantiasa menciptakan ilusi dalam memberikan solusi bagi seluruh persoalan yang dihadapi manusia. Wajar saja, karena dia tercipta dari imajinasi manusia terhadap konsep dasar hidup. Dia menumpukan segala aturan kehidupan pada pemikiran manusia yang serba terbatas, berubah-ubah serta mengarahkan pada kesenangan semu. 

Berbagai konsep dalam demokrasi tak terealisasi faktanya. Kedaulatan di tangan rakyat hanyalah jargon semata, berbagai kebijakan yang sudah diketuk palu tak lagi pedulikan aspirasi rakyat. Kekuasaan di tangan rakyat, namun nyatanya yang berkuasa di negeri ini dan di negara-negara di dunia adalah segelintir orang yang memiliki modal  besar untuk menduduki satu jabatan. Pemerintahan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat hanyalah sebuah platform pilihan parpol, bukan pilihan rakyat.

Terlebih empat pilar kebebasannya membawa berbagai persoalan yang tiada ujungnya. Kebebasan beragama memunculkan berbagai penistaan dan perempuan terhadap agama. Kebebasan kepemilikan memicu keserakahan dalam memiliki tanpa memperdulikan halal haram serta menimbulkan dampak buruk bagi orang banyak. 

Kebebasan berpendapat mengaruskan berbagai suara dan komentar pedas yang menyakitkan. Kebebasan berperilaku membuat individu kehilangan arah dalam berperilaku, menghilangkan norma-norma kesopanan hingga memunculkan berbagai tindak kriminal.

Sejatinya, demokrasi tercipta dari ideologi sekulerisme yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Tidak menempatkan agama untuk mengatur sendi-sendi kehidupan manusia hingga negara. Memposisikan manusia sebagai tuhan yang berhak membuat aturan. Padahal manusia memiliki banyak kelemahan, keterbatasan dan standar yang selalu berubah-ubah. 

Tak ada satu pun bukti yang mampu dijadikan keyakinan sepenuhnya 100% bahwa demokrasi adalah sistem dan solusi terbaik. Jika memang terbaik mengapa mantan presiden AS ke-11 John Adam menyatakan bahwa demokrasi tidak bertahan lama, terbuang dan membunuh dirinya sendiri?. Dengan demokrasi tak akan mungkin terwujud kesejahteraan dan keadilan bagi semua manusia. Lantas, masihkah menempatkan di hati solusi ala demokrasi? 

Solusi Segenap Hati

Carut marutnya persoalan di dunia saat ini, diperburuk dengan adanya solusi yang diterapkan dalam mengatasi setiap persoalan. Bukannya tuntas tapi malah kian rumit dan menimbulkan persoalan baru. Sehingga, dunia membutuhkan alternatif solusi di luar demokrasi. Jawabannya bukanlah sosialisme atau komunisme karena cara pandang ini telah terbukti kejam dan menyengsarakan rakyat. Kini, tinggallah satu cara pandang yaitu Islam. 

Islam merupakan cara pandang yang tidak biasa, karena bersumber dari sang pencipta makhluk hidup dan alam semesta. Al Khaliq yang lebih mengetahui baik dan buruk bagi manusia, dan semua aturannya pasti mendatangkan kemaslahatan. Islam tidak hanya mengatur masalah ibadah ritual saja, tetapi seluruh aspek kehidupan terdapat panduannya. Ekonomi, pendidikan, pergaulan, sampai sistem kenegaraan. Islam selama berabad-abad, telah berhasil memimpin dunia. 

Kekuasaan dalam sistem Islam berada di tangan rakyat, sedang kedaulatan ada di tangan As-Syari (Allah Swt). Artinya, dalam sistem Islam yang berhak membuat aturan hanya Allah sebagaimana yang tercantum dalam Q.S Al Anam : 57 : menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Sehingga setiap muslim dengan taat dan ikhlas menjalankan apa yang ditetapkan oleh Allah Swt.

Dengan diterapkannya cara pandang Islam dalam seluruh aspek kehidupan, akan terwujudlah kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh makhluh hidup. Aturan Islam  memuaskan akal dan menentramkan hati.

Baca juga:

0 Comments: