Headlines
Loading...

Oleh. Iis Nopiah Pasni

Senin ceria, liburan sekolah Abidzar kali ini Bunda Isna berencana ingin mengajak anaknya itu mengisinya dengan kegiatan bermanfaat, yaitu pergi ke Perpustakaan Umum Muara Enim.

"Abang, jadi ke Perpustakaan Umum, nggak?" tanya Bunda Isna pada anaknya-Abidzar yang sedang makan nasi goreng pagi itu.

Sementara Dik Hani masih tidur nyenyak, tadi sudah bangun menangis minta susu. Setelah dibuatkan susu, Dik Hani malah  tidur lagi.

"Jadi ya, Bun?" tanyanya,  tersenyum pada Bundanya.

"Iya Insya Allah," kata Bunda Isna lagi sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Dik Hani juga diajak 'kan, Bun?" tanya Abidzar lagi.

"Iya diajak," kata Bunda Isna singkat.

"Jadi tunggu Dik Hani bangun tidur ya Bun," kata Abidzar lagi.

"Iya, Kalau Dik Hani sudah bangun, kita bersiap ya Bang," kata Bunda menjelaskan.

"Bun, Abang mau main bola kaki ya, Bun," kata Abidzar meminta izin setelah sarapan.

"Iya, tapi istirahat sebentar, baru selesai sarapan," kata Bunda Isna lalu memberikan segelas teh hangat untuk Abidzar.

Tak begitu lama, terdengar suara anak-anak bermain bola kaki di lapangan depan.

"Bun, Abidzar main!" teriak Abidzar sambil berlari keluar membawa bola plastiknya. Melihat itu, Bunda Isna hanya tersenyum lalu membawa piring kotor dan segera mencucinya.

Bunda Isna melanjutkan pekerjaan rumahnya, mencuci pakaian mereka lalu menjemurnya di halaman samping rumah.

Setelah itu, Bunda Isna menyalakan air dan menyiram tanaman menggunakan selang yang ada di teras rumahnya.

Tanamannya bertambah hijau segar setelah disiram air. Kemudian berlanjut dengan membuang daun yang sudah tua. Bunda Isna melanjutkan kegiatannya memberikan pupuk organik ke tanah di pot tanaman.

"Bun, Bun," suara khas Dik Hani yang tiba-tiba muncul samping Bundanya.

"Masya Allah si Salehah dan cantik sudah bangun. Sini sayang, Bunda peluk dulu," ajak Bunda Isna pada si bungsu.

Dik Hani langsung berhambur ke pelukan Bundanya, lalu minta digendong.

"Mandi ya, Dik," kata Bunda Isna sambil melepas baju dan pampers Dik Hani.

Setelah mandi dan mengganti baju Dik Hani, Bunda Isna juga bersiap untuk berganti gamis. Lalu mengajak anak-anaknya ke perpustakaan umum hari ini.

Sesampainya di sana, Abidzar terkejut. Ternyata banyak anak seumurannya sedang membaca buku cerita bergambar di sana.

"Bun, ternyata hari ini ramai ya, Bun," kata Abidzar setengah berbisik.

"Iya ya, hari ini banyak yang ke sini, mungkin karena lagi libur ya," kata Bunda Isna juga setengah berbisik.

Buku-buku tersusun rapi di rak buku yang banyak. Tinggal pilih mau baca buku yang mana.

Sesaat Abidzar tampak kebingungan mau memilih buku yang mana. Semua tampak bagus baginya.

Bunda Isna memilih membaca beberapa buku resep masakan yang bergambar. Abidzar juga memilih beberapa buku cerita bergambar tentang Kisah Nabi Muhammad shalallahu 'laihi wassalam dan kisah sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam. 

Lalu mereka memilih duduk lesehan di meja bundar yang sudah disediakan. Dik Hani digendong Bunda Isna sambil meminum susu botolnya.

Abidzar membaca buku itu pelan-pelan, bila tak bisa Ia akan bertanya pada Bundanya.  Dengan gercep, Bunda Isna akan membacakannya untuk Abidzar.

Untungnya, Dik Hani tenang, tidak rewel. Jadi Bunda Isna dan Abidzar bisa membaca buku dengan tenang.

Sesekali Dek Hani juga ikut melihat buku yang dipegang abangnya itu.

Setelah selesai dengan beberapa buku, Abidzar lalu mengambil satu buku lagi. Kali ini buku cerita bergambar tentang Kisah Sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam, tentang Sahabat Utsman Bin Affan ra.

Abidzar suka sekali dengan buku cerita bergambar. Anak itu begitu menikmati buku bacaan  yang dipegangnya.
Sesekali Bunda Isna memerhatikan putranya, lalu tersenyum bahagia. Ya, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

"Bang, gimana sudah?" tanya Bunda Isna sambil menutup buku yang dibacanya dan meletakkannya di atas meja bulat tadi.

"Sudah, Bun," kata Abidzar lalu meletakkan bukunya tadi di meja bulat seperti bundanya tadi.

"Yuk kita pulang. Abang mau beli jus mangga, nggak?" tanya Bunda Isna.

"Mau, Bun," kata Abidzar semangat. Mereka lalu keluar dari perpustakaan umum menuju pasar Muara Enim yang tak begitu jauh dari sana. 

Mereka sedang mengantri untuk  membeli jus mangga di pusat kuliner Muara Enim.

"Ini jusnya," kata si penjual jus.  Lalu Bunda Isna membayar dua jus mangga dengan uang 'cash'.

Abidzar memegang tas kresek berisi jus mangga yang diberikan si penjual jus tadi, lalu Abidzar naik lagi ke motor.

"Bun, nanti ke perpustakaan umum lagi ya, Bun!" kata Abidzar bersemangat.

"Iya Insya Allah. Abidzar suka ya ke perpustakaan umum?" tanya bunda. 

"Abidzar suka, suka banget," jawabnya dengan singkat lalu memeluk bundanya.

"Bang, dingin loh," kata Bunda Isna disambut tawa mereka berdua.

Abidzar lupa, di depannya tempak duduk boncengan, ada jus mangga yang dingin.

Muara Enim, 26 Desember 2022

Baca juga:

0 Comments: