Headlines
Loading...
Oleh. Radiyah Ummu Ar-Rafa

Penat, lelah jiwa dan raga
Gemuruh di dada kian terasa
Menghadapi banyak problematika
Berujung sengsara yang dirasa

Ketika aturan manusia yang diterapkan
Hanya akan membawa penderitaan
Kisah apa yang akan terukir
Berjuanglah agar duka berakhir

Andai detik ini nafas terakhirku
Sudah layakkah semua amalku
Bekal apa yang akan kubawa
Untuk menghadap Sang Pencipta

Torehan puisi singkat diatas adalah sebagian dari suara hatiku. Begitu penat terasa, bahkan lelah jiwa dan raga. Ujian dan cobaan datang silih berganti menyapa diri. Setiap manusia yang bernyawa pasti menghadapi cobaan dan ujian. Hanya saja setiap manusia berbeda-beda ujian dan cobaannya. Ketika Allah memberikan cobaan tak pernah diluar batas kemampuannya. Allah memberikan cobaan karena kita bisa melewatinya. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk setiap hamba-Nya.

Cobaan dan ujian yang Allah berikan adalah salah satu bukti cinta Allah kepada manusia. Allah menginginkan agar kita senantiasa berada dalam keikhlasan, kesabaran, syukur dan tawakkal. Apakah saat ini kita merasa cobaan dan ujian kita yang paling berat dibandingkan dengan dengan saudara kita yang lainnya? Sungguh orang-orang terdahulupun juga pernah mengalami ujian dan cobaan, bahkan lebih berat dari apa yang pernah kita alami.

Maka Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 214
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ 

Artinya:
"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."

Bisa jadi saat ini, kita sedang merasakan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, permasalahan rumah tangga, dsb. Sehingga kita merasakan kesedihan yang menguras tenaga dan pikiran. Yakinlah akan pertolongan Allah dan yakinlah bahwa ada kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 155
 وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya:
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."

Apalagi kita sedang hidup dalam sistem buatan manusia, yakni kapitalisme sekularisme. Dalam sistem ini, manusialah yang mengatur kehidupannya sendiri. Sementara manusia itu adalah makhluk yang memiliki sifat lemah, terbatas, serba kurang dan membutuhkan kepada yang lainnya. Maka aturan yang dihasilkanpun akan sesuai dengan sifat dasar manusia, yaitu lemah, terbatas, serba kurang.

Bisa kita lihat fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Pergaulan remaja yang semakin bebas, banyak siswi SMP dan SMA yang sudah hamil diluar nikah sampai ada yang berujung aborsi dan berlomba-lomba untuk meminta dispensasi nikah, peredaran narkoba semakin merajalela, tawuran antar sekolah terjadi dimana-mana, elgebeti semakin meningkat besti, pembunuhan keluarga, menantu dan mertua selingkuh, ayah kandung dan anak kandung berzina dan masih banyak lagi, yang pastinya kebebasan yang menjadi kebablasan dan semua kemaksiatan terjadi di negeri yang menerapkan sistem aturan buatan manusia.

Begitu luar biasa dan banyaknya permasalahan yang dihadapi umat saat ini. Akankah kita hanya diam melihat kondisi seperti ini? Sadarkah kita bahwa umat saat ini semakin jauh dari aturan Allah? Aturan yang dibuat manusia semakin tidak memanusiakan manusia karena bersumber dari hawa nafsu belaka dan tidak sesuai dengan fitrah manusia.

Aturan buatan manusia yakni kapitalisme sekularisme semakin mencengkram di seluruh dunia, termasuk di negeri-negeri kaum muslimin. Sistem kapitalisme sekularisme hanya menempa jiwa-jiwa kita menjadi jiwa pemalas dan terlena dengan zona nyaman, sehingga akhirnya kita malas bergerak dan malas berjuang, lebih suka rebahan sambil pegang gadget. Generasi saat ini lebih suka menjadi gamer, tiktoker, youtuber daripada menjadi ilmuan, dokter, ahli matematika apalagi ulama.

Apakah kita hanya diam dengan semua ini? Masih adakah rasa malas dalam diri kita dan tidak bersegera bergerak dan berbuat melakukan perubahan?

Wahai diri, wahai sahabatku, wahai kaum muslimin, mulai detik ini marilah kita memohon ampun pada Allah atas salah dan khilaf selama ini, kuatkan tekad dan berjanjilah pada Allah dan diri agar terhindar dari sifat malas dan tidak peduli pada kondisi negeri ini. Negeri yang tidak lagi menerapkan aturan Allah dari semua sisi. Negeri yang dahulu lebih taat pada Illahi Robbi.

Coba kita renungkan dan fikirkan, bagaimana jika nafas berhenti berhembus? Jantung berhenti berdetak dan andai detik ini adalah nafas terakhir bagi kita amal apa yang sudah kita siapkan untuk menghadap Allah? 

Sudah saatnya kita bangkit, bergerak dan melakukan perubahan ditengah-tengah umat. Karena sesungguhnya umat sudah muak dan bosan hidup dengan kondisi seperti saat ini, kondisi dimana terjadi kesengsaraan, kezoliman, kemaksiatan, kelaparan, kekerasan rumah tangga, kesenjangan sosial, ketidakadilan dan lain sebagainya. Umat juga menantikan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.

Menerapkan aturan Allah secara totalitas adalah kewajiban sebagaimana yang Allah perintahkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 208
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً  ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."

Selain kewajiban, menerapkan aturan Allah dalam seluruh aspek kehidupan juga menjadi kebutuhan bagi semua manusia. Manusia butuh hidup berkah, sejahtera, bahagia, tenang, damai, persaudaraan yang erat, saling peduli, dan lain sebagainya. Semua itu akan kita dapatkan ketika aturan Allah diterapkan dalam seluruh lini kehidupan.

Seluruh masyarakat akan menjadi paham tentang kewajiban dan kebutuhan diterapkannya aturan Allah ketika ada yang menyampaikan atau mendakwahkannya. Dan dakwah adalah salah satu kewajiban dan wujud kasih sayang kita pada sesama manusia.

Dalam hal dakwah, maka Allah mengingatkan kita pada surah Al -Imran ayat 104
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ 

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Dakwah bisa dilakukan langsung dengan lisan dan tulisan. Bersyukur saya karena dipilih Allah menjadi bagian orang-orang yang berada dalam harokah dakwah yang memperjuangkan Islam secara totalitas (kaffah) dan bersyukur bisa menjadi bagian dari komunitas Sahabat Surga Cinta Qur'an (SSCQ) yang fokus membaca Al-Qur'an, mentadaburi Al-Qur'an, mempelajari, memahami, mengamalkan dan mendakwahkan Al-Qur'an baik secara lisan ataupun tulisan. Semoga bisa tetap istiqomah dalam mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan Al-Qur'an, Aamiin.

Yuk kita bergerak dan berbuat untuk kebangkitan Islam dan kaum muslimin. Yuk kita bangkit dan berjuang bersama. Jangan lagi malas-malasan dan banyak alasan. Yuk ngaji, yuk dakwah, yuk menjadi pejuang Islam yang tangguh, yang tak akan tergoyahkan walaupun penuh onak dan cabaran, walaupun derasnya ombak ujian dan cobaan menerpa kehidupan. Tetap semangat karena Allah.
Allahu Akbar ✊✊

Tanjung Morawa, 25 Januari 2023
Radiyah Ummu Ar-Rafa

Baca juga:

0 Comments: