Headlines
Loading...
Oleh. Firda Umayah

Di era digitalisasi saat ini, banyak masyarakat yang lebih suka mencari berita melalui media online dari pada offline. Hal ini memacu gairah literasi di tengah-tengah masyarakat. Sayangnya, tak semua tulisan berisi kebenaran. Masih ditemukan pula tulisan-tulisan bohong atau hoaks yang berakibat munculnya persepsi yang salah. Meskipun demikian, bagi seorang muslim, menulis bisa menjadi salah satu amal salih jika aktivitas ini dijalankan sesuai syariat Islam.

Mengikat Ilmu dengan Menulis

Menulis memang memerlukan ilmu, waktu, tenaga dan pikiran seseorang. Menulis adalah salah satu kemampuan literasi. Menulis juga bentuk pengungkapan suatu perasaan dan pikiran seseorang. Oleh karena itu, pemikiran seseorang apakah sesuai dengan syariat Islam atau tidak juga dapat dilihat dari hasil tulisannya. Menulis dalam ajaran Islam sangat dianjurkan. Terlebih lagi bagi para pembelajar. Islam menganjurkan mengikat ilmu dengan menulis. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr. Bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Ikatlah (catatlah) ilmu dengan tulisan."

Pentingnya menulis sebuah ilmu juga didasarkan pada firman Allah Swt. surat Al-Alaq ayat 4. Allah Swt. berfirman, 

الَّØ°ِÙŠ عَÙ„َّÙ…َ بِالْÙ‚َÙ„َÙ…ِ ﴿Ù¤﴾

“Yang telah mengajarkan manusia dengan qalam."

Imam Qurthubi menafsirkan ayat ini dengan menyatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah Allah mengajarkan manusia tulisan dengan menggunakan pena. Keberadaan Al-Qur'an dan hadis Nabi saw. saat ini juga merupakan hasil dari penulisan ayat-ayat ilahi dan sabda Nabi saw. melalui tulisan. Hingga umat Islam dapat dengan mudah membaca, menghafal, mempelajari dan memahami kedua sumber hukum syarak tersebut.

Menulis sebagai Amal Jariyah

Bagi setiap muslim yang selalu mengharapkan rida Allah, ia akan terus mencari amal saleh apa yang dapat dilakukan. Termasuk dalam hal menulis. Maka aktivitas menulis dapat menjadi amal saleh jika dilakukan sesuai syariat Islam. Serta menjadi wasilah dalam penyebaran dakwah Islam. Besarnya pengaruh sebuah tulisan bisa membuat seseorang berubah hanya dengan aktivitas membaca tulisan tersebut. Oleh karena itu, menulis tidak sekedar butuh tekad. Tapi juga ilmu agar tulisan yang dihasilkan dapat berpengaruh dalam diri seseorang bahkan masyarakat. 

Terkait dunia kepenulisan maka tak jarang muslim yang mengharapkan tulisannya menjadi salah satu amal jariyah. Ini karena ada ilmu yang bermanfaat yang terus mengalir selama tulisan tersebut dimuat oleh media dan dibaca. Rasulullah saw. bersabda, "Jika seseorang meninggal dunia, maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang saleh." (HR. Muslim).

Maka dari itu, saat ini banyak pula pelatihan-pelatihan menulis yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Sayangnya, tak semua tulisan dapat mengantarkan kepada kebangkitan umat Islam. Sebagian tulisan yang beredar hanya fokus untuk mengubah individu secara personal. Padahal, permasalahan hidup saat ini tidak hanya membutuhkan perubahan setiap individu tapi juga membutuhkan perubahan kondisi masyarakat dalam suatu sistem kehidupan.

Tulisan yang berpengaruh dapat menjadi wasilah untuk perubahan masyarakat bahkan kebangkitan umat Islam. Tulisan ini adalah tulisan yang memahamkan masyarakat akan pemikiran-pemikiran Islam. Sebuah tulisan yang mampu membuka membongkar penyebab kerusakan yang terjadi saat ini. Sebuah tulisan yang berlandaskan kepada risalah Islam yang mampu menghadirkan solusi-solusi kehidupan. 

Sebuah tulisan yang terdapat aktivitas amar makruf di dalamnya. Sebuah tulisan yang mampu mengingatkan masyarakat akan kewajiban menerapkan Islam dalam sebuah institusi negara Islam. Yaitu sebuah tulisan yang lahir dari pemikiran yang cemerlang yang mampu menghubungkan antara kehidupan dunia dengan kehidupan sebelum dan sesudahnya. Sebuah tulisan yang bervisi akhirat.

Penutup

Jika seseorang mendapatkan hidayah dari Allah Swt. melalui tulisan seseorang, maka kebaikan akan turut menyertai penulisnya. Penulis akan terus mendapatkan kiriman pahala dari tulisan yang dihasilkan. Begitupun sebaliknya. Jika tulisan yang dihasilkan menjadikan seseorang berubah menjadi pribadi yang buruk, maka kiriman dosa juga akan mengalir kepada penulisnya. 

Oleh karena itu, menulis haruslah selalu memperhatikan syariat Islam dan melakukan cek agar tidak terdapat unsur kebohongan di dalamnya. Hal ini akan dapat diraih jika seorang penulis selalu mengkaji Islam secara intensif dan berkala kepada para fuqaha atau orang-orang yang faqih fiddin. Wallahu a'lam bishawab. [ ]

Baca juga:

0 Comments: