![Generasi Darurat Narkoba](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCOPYQFZXsCSYcRk7J_oAG28ou_rAo6lyfAi3Mn45YhFW23nWLRoFUXIsxHJbvY4bFK2ZWgUYfHvqBnM1P15unMzgSED7EgqPWHUJGxBBVBl9ZYj_jM3Fb8FisEdb3kZMVBkqDtwKmkYc/w700/1673045078704249-0.png)
OPINI
Generasi Darurat Narkoba
Oleh. Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
Bogor menjadi salah satu kota penyangga ibukota dengan jumlah penyalahgunaan narkoba tertinggi kedua se-Jawa Barat, setelah Bandung. Dilaporkan ada 17 kecamatan di Kabupaten Bogor yang menjadi kawasan peredaran narkoba (Harian Radar Bogor, 2/1/2023). Diantaranya Cibinong, Citeureup, Gunung Putri, Klapanunggal, Cileungsi, Jonggol, Tanjungsari, ditambah wilayah Barat seperti Dramaga, Cibungbulang, Leuwiliang dan Nanggung. Disusul wilayah Rumpin, Parung Panjang, Cigombong, Kemang, dan beberapa wilayah selatan di Kecamatan Ciawi dan Cisarua. Berbagai langkah pencegahan terus dilakukan oleh Satnarkoba Polres Bogor, bersama stakeholder lainnya untuk menekan jumlah pengguna dan pengedar narkoba. Namun, hingga kini, kasus ini belum juga tuntas tersolusikan.
Tak hanya di Bogor. Demikian pula dengan kota lainnya. Sulawesi Selatan misalnya. Sekitar 69 kg sabu diamankan sepanjang tahun 2022 (bnn.go.id, 1/1/2023). Selain sabu, polisi pun mengamankan 18 kg ganja, dan 514.029 butir pil ekstasi.
Kawasan Jakarta pun tak kalah memprihatinkan. Polres Jakarta Barat menyatakan telah mengungkap setidaknya 307 kasus penyalahgunaan narkoba sepanjang tahun 2022 (Sindonews.com, 1/1/2023). Daerah lain pun melaporkan begitu banyak kasus penyalahgunaan narkoba. Memprihatinkan.
Dilansir dari Republika.co.id (1/1/2023), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Wibowo, akan mengungkap dan memberikan sanksi tegas kepada para pengedar dan bandar narkoba. Dan meminta masyarakat agar tak terjebak dan tergiur dalam bisnis barang haram tersebut.
Segala kasus narkoba yang terus berulang, tak lain karena penerapan sistem yang rusak. Pemikiran sekulerisme, liberalisme dan Hak Asasi Manusia yang terus digaungkan ideologi kapitalisme, mengakibatkan kerusakan pemikiran. Tak ayal, generasi pun kian bernasib malang. Miskin tujuan, fakir masa depan. Pengaruh budaya barat yang liberal menjadikan generasi ini serba bebas. Tak peduli lagi aturan agama. Buah nyata sekulerisasi, menjadikan generasi jauh dari pemahaman agama. Agama hanya sebatas aktivitas ritual yang tak "berhak" mengatur jalannya kehidupan. Tentu saja, pola ini mendestruksi pemikiran umat. Hingga akhirnya masyarakat beranggapan bahwa bisnis peredaran narkoba adalah bisnis yang sah-sah saja. Selama dapat menghasilkan materi berlimpah dan memenuhi seluruh keinginannya. Miris.
Ditambah parah dengan keberadaan negara yang menerapkan sistem demokrasi. Segala aturan yang diterapkan memiliki standar ganda yang tak jelas. Menciptakan kebingungan di tengah masyarakat. Aturan dan sanksi yang ditetapkan negara tak memberikan efek jera pada para pelaku. Buktinya, peredaran narkoba kian menjadi. Dan tak pernah berhenti hingga kini. Demokrasi menjamin kebebasan bertindak bagi para pengusungnya. Ini pun menjadi sumber masalah.
Mirisnya lagi, fakta yang beredar pun mengungkapkan bahwa banyak sekali aparat negara, pemimpin negara serta aparat keamanan, yang juga terjerat kasus narkoba. Memprihatinkan Bukankah para pemimpin seharusnya menjadi acuan dan contoh bagi para masyarakat? Tentu saja, "bencana sosial" ini harus segera tuntas dikendalikan.
Kasus narkoba tak serta-merta timbul simultan. Kasus ini merupakan kasus sistemik, yang juga harus disolusikan dengan solusi menyeluruh. Bukan solusi parsial.
Setiap individu diciptakan Allah SWT. disertai potensi dan kemampuannya untuk bertahan hidup. Dan segala potensi ini dapat diarahkan dengan benar jika didasari oleh keimanan dan ketakwaan hanya pada Sang Pencipta.
Namun sayang, sistem saat ini adalah sistem sekulerisme, individu pun menganggap bahwa tak ada agama dalam kehidupan. Sistem ini pula yang menghadang optimasi potensi pada manusia. Manusia yang kini tercipta adalah manusia yang permisif. Cenderung serba boleh dan bebas. Setiap kesusahan harus sesegera mungkin dicari solusinya, tak peduli solusi benar atau salah. Hingga akhirnya berujung pada solusi yang salah. Salah satunya narkoba yang menjanjikan kepraktisan dan kemudahan bisnisnya. Tanpa peduli mudharat yang dihasilkan. Tanpa peduli keharaman yang dikandungnya.
Islam menetapkan bahwa segala sesuatu yang melemahkan akal dihukumi sebagai sesuatu yang haram.
Dari Ummu Salamah, ia berkata:
"Rasulullah SAW. melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)." (HR Abu Daud Nomor 3686 dan Ahmad 6: 309).
Narkoba adalah zat aditif yang melemahkan akal manusia. Sehingga mutlak dihukumi sebagai sesuatu yang haram. Karena atas analogi ini, narkoba diserupai dengan racun. Yang efeknya sangat merugikan bagi para pengguna. Tak perlu lagi mempertimbangkan dari segi keuntungannya. Karena Allah SWT. menetapkan aturan untuk setiap manusia demi penjagaan kemuliaan. Dan pasti terkandung maslahat di dalam aturanNya.
Generasi muda adalah aset paling berharga bagi suatu negara. Karena dari tangan generasi-lah, peradaban gemilang akan terlahir sempurna. Jika saja, generasi sadar akan peran pentingnya dalam memegang tonggak kebangkitan. Jika saja, generasi memahami tujuan utama kehidupan. Karena sejatinya hidup ini untuk menghamba kepada Allah SWT., Tuhan seluruh alam. Dan pemahaman sempurna generasi muda dapat tercipta karena dukungan kebijakan sistem, negara, dan kontrol masyarakat.
Sistem Islam-lah satu-satunya sistem yang dapat tuntas menyelesaikan segala macam bentuk kasus narkoba. Sistem ini menjamin pemahaman sempurna tentang manusia dan kehidupannya. Mengedukasi generasi dengan tepat dan cermat. Syariat Islam sempurna mengatur kehidupan. Salah satunya dengan penerapan sanksi tegas yang bersifat zawajir (pencegahan) dan jawabir (penebus).
Wallahu a'lam bishowwab.
Baca juga:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwn1z-qW4alS9WG0uXNYw9abBTQkUnD4yrvjMXSlrcJgxpQTXaWt6AK6R3qPfittc16UQ1NitLgdbVZFrtQDNk5Qava1x8POat9AVzf6oQN_qM3XVi1aczrmpLH4haLUwV8i8vYx3LvEamEBFUKyfZcEgpQ6WCm5K6rELPqtWHSM0t3XaRLCbeGPTcsw/s16000/SSCQMedia.com.gif)
0 Comments: