Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Hanik

Ibu, bila aku pergi merantau 
dan tiba musim kemarau
Air sumur mulai mengering 
Gugur pula dedaunan dan ranting

Ibu, hanya doamu yang tetap memancar
Bagaikan cahaya yang bersinar
Memberi semangat mengejar asa
Menerjang badai penolak bala

Ibu, bila aku pergi merantau
sedap masakanmu sangat ku rindu
Lembut katamu menyeruak kalbu
Ingin segera ku peluk dirimu

Ibu, bila aku pergi merantau
Kemudian datang rasa putus asa
Pikiran dan hati menjadi galau
Kau berkata, "jangan putus asa"

Ibu, doa-doamu jadi penyemangat
Membuat hati semakin kuat
Meski langkah awalnya berat
Jadi ringan dan hilang rasa penat

Ibu, bila kau ku tinggalkan merantau
Tak pernah terlihat gusar dan galau
Wajah kan mengantar dengan sumringah
Menyambut datang dengan hati ramah

Bunga-bunga indah di taman
Semerbak harum minyak kesturi
Harummu ibu tak bisa dibandingkan
Semerbak mewangi sepanjang hari

Ibu, saat kau tunjukkan langit
Seketika ku junjung dirimu melangit
Saat kau tunjukkan bumi
Seketika ingin ku baktikan diri ini

Ibu, kasihmu seluas samudera
Yang menyebar di mana-mana
Andai aku ditanya, "siapa ibumu?"
Kan ku jawab, "ibuku jalan surgaku"

Ngawi, 10 Desember 2022

Baca juga:

0 Comments: