Headlines
Loading...

Oleh. Ummu Faiha Hasna

Sahabat Muslimah, apakah kalian pernah mengalami konflik dalam diri semisal pertanyaan-pertanyaan yang muncul, "Aku ini siapa sih sebenarnya?", "Ngapain aku hidup?", "aku ini penting nggak ya?" dan pertanyaan semacamnya. Biasanya pertanyaan-pertanyaan semacam ini terjadi saat proses transisi atau masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Bila jawabannya iya sahabat sedang mencari jati diri dan hal ini sangat lumrah terjadi dalam kehidupan manusia di dunia ini. Semua pasti pernah mempertanyakannya, iya kan Guys?

Jati diri menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ciri-ciri, gambaran atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda, bisa juga berarti identitas, inti jiwa, semangat, dan daya gerak dari dalam atau spiritualitas.

Penting tidak sih, kita menemukan jati diri kita siapa? Pastinya penting lah yah, Guys. Sebab, orang-orang yang gagal menemukan jati diri mereka akan mengalami krisis identitas. Bahayanya, apabila seseorang mengalami krisis identitas dia akan gampang ikut-ikutan dan mudah terbawa arus kehidupan. Seringkali terpikir bahwa itu rusak dan bisa menghancurkan dirinya, lebih parah lagi tidak punya semangat hidup dan bisa menyesatkan mereka dari jalan Allah.

Sudah banyak generasi muda yang terjebak pada narkoba, pergaulan bebas, zina, crime/kriminalitas dan depresi. Ini tentu sangat berbahaya sekali Guys, apalagi dalam kehidupan yang sangat jauh dari aturan Islam. Kebanyakan orang di bumi tidak peduli lagi sama halal haram. They are free to do whatever they want (mereka bebas berbuat seenak akal dan hawa nafsunya).

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

ÙŠُضِÙ„ُّÙˆۡÙƒَ عَÙ†ۡ سَبِÙŠۡÙ„ِ اللّٰÙ‡ِ‌ؕ اِÙ†ۡ ÙŠَّتَّبِعُÙˆۡÙ†َ اِÙ„َّا الظَّÙ†َّ ÙˆَاِÙ†ۡ Ù‡ُÙ…ۡ اِÙ„َّا ÙŠَØ®ۡرُصُÙˆۡÙ†َ‏

Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.(QS. al An'am ayat 116)

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Pada ayat ini, Allah Subhanahu wata'ala memberikan perintah kepada Nabi-Nya dan perintah ini berlaku bagi seluruh pengikutnya. Yaitu perintah agar tidak mengikuti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi ini. Karena kebanyakan mereka berada dalam kesesatan. Jika seseorang tetap mengikuti mereka, maka ini akan menyebabkannya tersesat dari jalan-Nya. Na'udzubillahimindzalik.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa dari dulu keadaan sebagian besar penduduk bumi dari anak keturunan Adam yang berada dalam kesesatan. Kebanyakan manusia tidak mengikuti ajaran yang murni dari Allah Azza wa Jalla. Ajaran yang mereka anut adalah ajaran-ajaran yang menyimpang, amalan-amalan mereka bercampur dengan hal-hal baru yang mereka ada-adakan sendiri tanpa petunjuk dari Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Guys, bila kita mengikuti kebanyakan orang di bumi ini yang memilih kesesatan daripada hidayah, niscaya mereka akan menyesatkan kita dari jalan Alloh. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka yang tidak memiliki landasan yang kuat, hanya karena mengikuti hawa nafsu belaka yang terus membuai mereka, dan mereka hanyalah membuat kebohongan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Jika kaum Muslimin selalu mengikuti kemauan orang-orang non Muslim, niscaya mereka berhasil menyesatkan kaum Muslimin dari jalan Allah. Oleh karena itu, Allah azza wajalla melarang keras mengikuti hukum-hukum selain yang diturunkan-Nya. Larangan itu diperkuat oleh kenyataan bahwa kaum musyrik hanya mengikuti persangkaan belaka dalam akidah mereka. Mereka hanya mengikuti hawa nafsu, dan selalu berdusta kepada Allah. 

Oya Guys, aturan hidup yang kita kenal saat ini bernama sekularisme-liberalisme bahaya sekali. Sobat Muslimah kudu benar-benar menemukan jati diri yang sesungguhnya ya agar tidak mengikuti kebanyakan orang dalam memilih kesesatan daripada hidayah. Sebab, dengan tahu jati diri kita, kits bisa menjalani hidup dengan benar, penuh semangat dan produktif.

Seorang ulama sekaligus mujtahid mutlak yakni syeikh Taqiyuddin an Nabhani, dalam kitabnya yang berjudul an-Nizhamul Islam, Bab Thoriqul Iman (The way to fait) beliau menjelaskan bahwa seseorang bisa bangkit dari keterpurukan atau dari kondisi yang semula buruk menjadi baik adalah ketika dia telah berhasil mengurai uqdatul kubro (simpul besar dalam hidupnya). Apabila uqdatul kubro tadi terurai maka terurailah berbagai permasalahan lainnya. Karena seluruh problem kehidupan pada dasarnya adalah cabang dari uqdatul kubra tadi. 

Pemecahan permasalahan tidak akan mengantarkan kita pada kebangkitan yang benar, kecuali apabila pemecahan itu sendiri adalah benar, yaitu pemecahan yang sesuai fitrah manusia, memuaskan akal dan memberikan ketenangan hati (jiwa). Pemikiran yang benar tidak akan dapat ditempuh kecuali dengan al fikrul mustanir yaitu pemikiran yang sangat dalam, mencakup hakikat segala sesuatu termasuk semua hal yang berhubungan dengan alam, manusia dan hidup. Pemecahan inilah yang menghasilkan akidah sekaligus menjadi landasan berpikir yang melahirkan pemikiran-pemikiran cabang tentang perilaku manusia di dunia ini serta peraturannya.

Jadi, Guys, Uqdatul kubra ini adalah pertanyaan mendasar seputar siapa diri kita?untuk apa kita hidup? dan mau kemana kita setelah hidup ini?

Tentu, kalian ingin dong jawaban yang benar dan sangat meyakinkan agar pemikiran itu tidak seperti Mister Darwin nih. Mister Darwin saat dia lagi galau mikirin kita siapa, tiba-tiba muncullah jawaban kalau kita ini berevolusi dari kera. Waduh.."is that even true?". But, just calm down, guys, Islam itu telah datang membawa jawaban yang super duper rinci serta meyakinkan banget. Islam dibangun di atas satu dasar yaitu akidah. Akidah menjelaskan bahwa dibalik alam semesta, manusia dan hidup terdapat Pencipta (al Khaliq) yang telah menciptakan ketiganya yakni alam semesta, manusia dan hidup serta telah menciptakan segala sesuatu yang lainnya.

Islam menjelaskan bahwa manusia itu ada yang menciptakan, tidak tiba-tiba muncul di bumi dengan mantra bim salabim ada kadabra, apalagi hasil evolusi kera. Karena mustahil ya Guys, kita tiba-tiba ada. Jangankan kita, hape yang kalian punya misalnya, coba sejenak kita berpikir itu hape tiba-tiba muncul di depan mata kah atau dibikin dulu sama pabriknya? pasti dibikin pabrik kan ya? sepakat tidak? sama halnya dengan alam semesta, manusia dan segala kehidupan yang ada  di dalamnya juga pasti ada yang menciptakan.

Oleh karena itu, jangan sampai ada yang krisis jati diri lagi ya, Guys. Sebab bisa berabe! Yuk, segera pecahkan permasalahan hidup dengan proses berpikir yang sangat mendalam. Iman kepada Pencipta merupakan hal yang fitri. Dan iman ini muncul dari perasaan yang berasal dari hati nurani yang dikaitkan dengan akal. Tanpa dikaitkan dengan akal, dalam arti perasaan saja maka akan menjerumus kepada arah kekufuran dan kesesatan. Karena perasaan sering menambah-nambah apa yang diimani, mengarah pada penyembahan berhala, khurafat (cerita bohong) dan ajaran kebathilan. Semua itu tidak lain akibat kesalahan perasaan hati. Wallahu A'lam Bishshawab.

Baca juga:

0 Comments: