Headlines
Loading...
Oleh. Arik Rahmawati

Dalam sejarah manusia, perubahan masyarakat selalu dimotori dan dipelopori oleh kaum muda. Kita ambil contoh, 
- Peristiwa kemerdekaan Indonesia yang diawali dengan adanya sumpah pemuda.
-  Peristiwa tumbangnya Kerajaan Fir'aun yang kalah di tangan pemuda Musa. 
-  Peristiwa lengsernya Presiden Soeharto yang diawali aksi demo terus-menerus yang dilakukan para mahasiswa, sebagai pemuda. 
-  Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam dan kaum muslimin dari Mekkah ke Madinah juga dipelopori oleh pemuda sekaligus duta Islam pertama, Mush'ab bin Umair radhiyallahu 'anhu. 
-  Berbagai contoh perubahan masyarakat yang sejak zaman dahulu hingga sekarang dilakukan oleh pemuda. 

Pemuda selalu menjadi magnet perubahan yang ada di tengah masyarakat. 

Mengapa pemuda menjadi pilar perubahan dunia? Karena pemuda-lah yang masih memiliki potensi sangat besar untuk melakukan perubahan tersebut. Mereka memiliki kekuatan jiwa raga prima yang tidak dimiliki di usia yang lain. Usia anak-anak adalah usia yang masih lemah. Mereka masih belum bisa mandiri dan selalu minta pertolongan orang lain untuk melayani dirinya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan keteguhan dan kekuatan yang maha dahsyat kepada para pemuda. Mereka memiliki pendengaran dan penglihatan tajam, serta pemikiran cemerlang.  

Dengan segala potensi yang diberikan Allah kepada pemuda,  sudah selayaknya peradaban ini berada di pundak mereka. Peradaban bangsa yang akan datang sangat ditentukan dengan kiprah para pemuda hari ini. 

Lantas, peradaban seperti apa yang kita harapkan untuk masa depan jika pemuda hari ini sibuk bermain Tiktok, fashion di tengah jalan, suka 'dugem' (dunia gemerlap), hura-hura, terlibat narkoba, terlibat tawuran, pergaulan bebas, dan terjangkiti Islamofobia?
Peradaban seperti apa yang kita harapkan jika pemuda saat ini hanya sibuk mencari 'cuan', dan suka rebahan? Bagaimana nasib anak cucu kita nanti? Sungguh miris!  

Dengan potensi besar pemuda, pasti ada pihak-pihak tertentu, khususnya musuh-musuh Islam, yang tidak menghendaki kebangkitan umat Islam. Maka,  mereka menyerang kaum muda muslim dengan berbagai serangan. Di antaranya 5 F (food, fashion, fun, free child and free sex). 

Kaum muda diserang habis-habisan dengan gaya hidup yang bertentangan dengan Islam. Tak sedikit pemuda yang akhirnya terseret ke dalam arus sekularisme liberal yang diperdagangkan barat dan memisahkan agama dari kehidupan. Bahkan ada di antara mereka yang menganggap agama itu candu.

Racun Pemikiran Barat

Di antara racun yang terus diperdagangkan barat kepada dunia Islam adalah pemikiran sekularisme kapitalis, yang memisahkan agama dari kehidupan. Di satu sisi, mereka muslim. Di sisi lain, mereka menolak pemberlakuan hukum Islam dengan alasan, syariat Islam itu kaku dan kuno. Barat terus mempromosikan hidup liberal. Sistem sekuler inilah yang melegalkan Demokrasi.  Ada empat kebebasan dalam Demokrasi, yaitu: kebebasan berpendapat, kebebasan berperilaku (berekspresi), kebebasan beragama, dan kebebasan kepemilikan. Inilah dalang  kerusakan dan kehancuran umat manusia. 

Dengan adanya kebebasan berperilaku, tak sedikit pemuda yang terjangkiti HIV/AIDS akibat pergaulan bebas. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan laporan bahwa sebanyak 1.188 anak Indonesia positif HIV di 2022. Data diperoleh selama periode Januari-Juni 2022. Dari laporan IDAI tersebut, kelompok usia 15-19 tahun yang dikategorikan sebagai remaja menjadi kelompok paling banyak terinfeksi HIV. Sebanyak 741 remaja atau 3,3 persen terinfeksi HIV. (republika.co.id, 3/9/2022)

Pemuda tak lagi memegang kendali atas negaranya. Pemuda tak lagi menjadi penjaga syariat Islam yang terpercaya. Pemuda tak bisa berdiri tegap memegang kendali perlawanan terhadap musuh-musuh Islam. Pemuda tak bisa menjadi 'agent of change' dalam perubahan negara menuju Islam.

Inilah dahsyatnya serangan budaya yang dilancarkan musuh-musuh Islam. Mereka tak menghendaki kebangkitan kaum muslimin. Potensi yang diberikan Allah kepada pemuda mereka belokkan hanya untuk meraih sesuatu yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Mereka terlibat tawuran hanya untuk memperjuangkan sesuatu yang tak ada nilainya di sisi Allah. Bahkan mereka rela mati terinjak-injak hanya untuk menonton konser, bola, dan acara-acara yang tak ada nilainya di mata Allah. Pemuda tak bisa menilai mana yang baik dan mana yang buruk, karena pemikiran mereka sudah diracuni pemikiran barat, seperti HAM. Pemuda bukannya menjadi pilar-pilar perubahan, akan tetapi menjadi sampah peradaban. 

Mengembalikan Peran Pemuda

Untuk itu, kita harus melakukan upaya terorganisir untuk menyelamatkan para pemuda. Kita harus bekerja sama dengan semua pihak di tengah masyarakat. Pemuda harus dikembalikan kepada potensi dasarnya, yakni sebagai 'agent of change' di tengah masyarakat. Jelas kita tidak bisa berharap kepada selain Islam. Hanya Islam-lah yang bisa menyelamatkan kita dari kehancuran. 

Kita harus menggencarkan upaya memahamkan Islam kepada masyarakat secara luas. Kita harus melawan narasi busuk yang merusak pemuda, seperti ide sekularisme, moderasi beragama, feminisme, liberalisme, HAM, dan lain sebagainya. Kita harus menjalankan upaya 'amar makruf nahi mungkar'. Seruan hukum Islam wajib dijalankan oleh individu, keluarga,  masyarakat, dan negara. 

Sebagai individu dalam keluarga, kita harus terikat secara penuh pada syariat Allah dalam berbagai urusan. Adapun sebagai masyarakat, kita tidak boleh diam melihat kemungkaran yang ada di tengah umat. Sebagai negara, maka sudah seharusnya menjadi pelaksana seluruh syariat Islam. Insya Allah jika syariat Islam diberlakukan dalam semua aspek ini, maka kaum muslimin akan merasakan rahmat Allah turun di muka bumi. Satu-satunya yang mampu menerapkan seluruh hukum Islam adalah Khil4f4h Islamiah yang Insya Allah dalam waktu tidak lama lagi akan tegak di muka bumi ini.

Wallahu a'lam

Cilacap, 1 Januari 2023

Baca juga:

0 Comments: