Milenial
Rayakan Tahun Baru? Yes or No?
Oleh. Firda Umayah
Hai, Sobat, sebentar lagi tahun baru 2023 akan hadir. Menjelang tahun baru Masehi, biasanya dibarengi dengan libur sekolah. Benar enggak? So, tahun baru biasanya akan selalu meriah karena banyak keluarga yang turut bepergian untuk jalan-jalan, silaturahim, atau memang sengaja untuk merayakan tahun baru. Lalu, sebenarnya, boleh enggak sih sobat muslim turut merayakan tahun baru Masehi?
Sobat, sebagai seorang muslim, sebelum melakukan aktivitas maka seharusnya telah mengetahui hukum dari aktivitas yang akan dilakukan. Sebab, seorang muslim yang sudah baligh alias puber, dia terkena beban hukum atau taklif dalam Islam. Artinya, muslim itu sudah terkena semua seruan tentang perintah Allah dan larangan-Nya. Muslim juga sudah mulai diperhitungkan amal dan dosanya.
Sobat, tahun baru Masehi sejatinya bukanlah bagian dari syariat Islam. Bukan pula budaya yang dibolehkan oleh Islam. Kenapa? Ya, karena perayaan tahun baru Masehi sarat akan aktivitas yang disebut "tasyabuh bil kuffar". Artinya menyerupai orang-orang kafir alias nonmuslim. Sobat pasti tahu kan, tahun baru Masehi dirayakan dengan tiup terompet, memakai topi kerucut, kembang api, dan lain-lain. Nah, semuanya itu ada maknanya lho?
Tiup terompet merupakan kebiasaan orang-orang Yahudi untuk memanggil umat mereka dalam beribadah. Sedangkan topi kerucut yang biasa dipakai saat perayaan tahun baru Masehi itu disebut sanbenito. Ini adalah simbol bagi muslim Andalusia yang telah murtad saat terjadi penindasan gereja katolik Roma di Spanyol. Sedangkan kembang api, ada yang mengartikan bahwa itu adalah cara untuk mengusir roh jahat.
Sobat, dalam agama Islam, muslim dilarang mengikuti tradisi atau budaya yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw. yang artinya, "Bukanlah termasuk golongan kami (umat Islam) siapa saja yang menyerupai selain kami," (HR. Tirmidzi). Oleh karena itu, sudah seharusnya muslim tidak latah alias mudah ngikut terhadap segala tren atau budaya yang ada.
Hendaklah muslim selalu melakukan aktivitas sesuai dengan apa yang ada dalam syariat Islam. Kalaupun ada aktivitas yang mubah alias boleh-boleh saja, maka ambillah aktivitas mubah yang lebih bermanfaat. Misalnya, daripada malam tahun baru nonton televisi larut malam, lebih baik sobat membaca buku yang islami atau diisi dengan aktivitas ibadah seperti membaca Al-Qur'an.
Sobat, merayakan tahun baru Masehi dengan hal-hal yang tidak sesuai syariat Islam, bukan hanya akan mendapatkan dosa. Tapi juga bagian dari aktivitas yang merugi dan sia-sia. Daripada buang-buang uang untuk perayaan yang mubazir mendingan dipakai untuk sedekah. Betul enggak? Maka dari itu, yuk mulai sekarang hentikan semua aktivitas yang bertentangan dengan syariat Islam.
Sobat juga perlu mengkaji Islam agar sobat tahu mana saja aktivitas yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Karena rugi banget kalau masa hidup kita hanya diisi dengan maksiat. Wallahu a'lam bishawab. [ ]
0 Comments: