Oleh. Mak Ayu
Nasibmu kini ibu, terlantar di rimba kehidupan
Banting tulang demi nafkah keluarga
Tak bisa menyalahkan suami yang tak bekerja
Setelah terkena PHK masal
Ekonomi seret hidup sulit
Ibu berjibaku kesana kemari demi sesuap nasi
Pontang-panting mengatur uang yang sedikit
Pasrah dengan keadaan yang makin sakit
Ibu bak pahlahwan dalam keluarga
Setiap hari menjadi juru masak keluarga
Mengatur waktu sedemikian rupa
Demi keluarga tercinta
Namun kini ibu sedang bingung
Renta belulangnya membuatnya tak lagi sanggup
Menantang dunia menepis rasa malu
Membuktikan pada anak-anak tak lagi mampu
Air mata ibu membuncah tanda pasrah
Rimba kehidupan telah menelan fitrahnya
Rusuk lemah yang perlu dijaga agar tak patah
Terpaksa menjadi tulang punggung keluarga
Hidup seakan jungkir balik
Jiwanya yang berontak ingin keluar dari semua ini
Nikmati peran tinggal di rumah sebagai ibu dan istri
Menanti sang suami pulang bekerja membawa rezeki
Namun semua ditelannya lagi dalam kelu
Berharap negara bisa membantu
Keluar dari kondisi yang kian rapuh
Bak fatamorgana tapi terus dirindu
Sang Ibu menghitung hari
Terus bertahan dalam kemiskinan hakiki
Mendekap sang anak yang terus meminta nasi
Di sudut kelam sebuah negeri
Ngawi, 7 Desember 2022
Baca juga:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwn1z-qW4alS9WG0uXNYw9abBTQkUnD4yrvjMXSlrcJgxpQTXaWt6AK6R3qPfittc16UQ1NitLgdbVZFrtQDNk5Qava1x8POat9AVzf6oQN_qM3XVi1aczrmpLH4haLUwV8i8vYx3LvEamEBFUKyfZcEgpQ6WCm5K6rELPqtWHSM0t3XaRLCbeGPTcsw/s16000/SSCQMedia.com.gif)
0 Comments: