Headlines
Loading...
Oleh. Bibit Sri Utami

Masih ingat dengan tragedi gempa Cianjur? Gempa yang berkekuatan 5,6 SR yang mengguncang kota Cianjur Jawa Barat pada tanggal 21 November 2022. Sekitar 56.000 rumah rusak berat, 602 orang meninggal dunia. Sungguh peristiwa yang tragis dan memilukan. Dan yang lebih memilukannya lagi, ternyata duka itu sampai hari ini belum mendapatkan solusi yang tuntas bagi para korban yang masih tersisa. 

Sampai saat ini masih ada sejumlah warga yang bertahan di tenda-tenda pengungsian darurat. Mereka terkatung-katung menunggu kepastian relokasi yang dijanjikan oleh pemerintah. Tempat tinggal yang aman, juga tempat pendidikan untuk anak-anak, kesehatan dan penunjang hidup lainnya tentu sangatlah dibutuhkan segera. Namun sayang, sampai saat ini pemerintah masih belum bisa memberikan kepastian untuk itu semua. 

Para warga yang terdampak menyandarkan harapan satu-satunya hanya pemerintah. Bagaimana tidak, sanak saudara, lahan pekarangan, sawah, rumah dan segalanya telah hilang dalam sekejap. Bahkan tak sedikit di antara para korban gempa ini yang mengalami jatuh sakit, depresi, stress dan dan bermacam sakit lainnya karena shock melihat semuanya hilang dalam sekejap mata. Mereka benar benar-benar menunggu uluran tangan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan mereka ini.

Dari segi letak, Indonesia termasuk negara ring off fire. Negara yang berada di gugusan gunung berapi. Sehingga tak ayal hampir di setiap tahunnya selalu ada kejadian gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, banjir bandang juga angin puting beliung ataupun jenis jenis angin ribut lainnya. Maka seharusnya pemerintah sudah siap memberikan dana cadangan, supaya ketika terjadi bencana sudah siap segera. 

Dan terbukti juga, dimana belum tuntas penanganan gempa Cianjur, sudah menyusul gunung meletus di Jember Jawa Timur dan bencana alam lainnya.

Meskipun bencana alam itu adalah ketentuan/qada' Allah, namun, setidaknya manusia itu dapat memprediksi dan mengetahui tanda-tanda bencana itu akan terjadi. Oleh karenanya, terbentuknya BMKG sangat penting sebagai alat deteksi kejadian alam. Supaya masyarakat mendapatkan informasi dan bisa waspada akan terjadinya hal-hal yang berkaitan dengan kejadian alam yang di luar prediksi manusia. Sehingga resiko dapat diantisipasi.

Tentunya upaya semacam ini, butuh dukungan dari penguasa sebagai riayah di tata kelola pemerintahan. Butuh pemikiran, dana, juga penggerak untuk menyelesaikan berbagai masalah yang menimpa rakyatnya.Semua itu juga butuh dukungan sistem dari penguasa. Insyaallah, hal spt ini bisa terwujud jika sistem yang ada mau berkiblat pada sistem Islam. Sistem yang berpandangan bahwa rakyat adalah amanah dan tanggung jawab negara. Pemimpin adalah pelayan rakyat, yang harus melayani rakyat secara menyeluruh tanpa memilah dan memilih.

Seandainya sistem Islam segera dapat terwujud dan diterapkan di negeri ini dan seluruh muka bumi, insyaallah penderitaan rakyat seperti di Cianjur akan segera tuntas.Tidak terkatung katung. Mereka butuh penanganan insentif agar mereka dapat melanjutkan hidup.

Semoga pemerintah segera turun tangan secara totalitas dalam menyelesaikan derita masyarakat Cianjur. Agar harapan dan kebahagiaan yang menjadi mimpi mereka di tengah ujian berat ini, segera terwujud. Aamiin Yaa Robbal'alamiin. [ ]

Baca juga:

0 Comments: