Headlines
Loading...
Oleh. Rahma Ummu Zubair

"Mi, Kok saat lampu merah tadi kita terus aja? Umi, jangan diulang ya! Itu berbahaya," kata Ghazi saat berangkat sekolah.

"Kalau kita mau belok kiri, gak apa-apa, Sayang. Asalkan jangan lurus, itu namanya menerobos lampu merah," kata Ratna sembari melanjutkan perjalanan menuju sekolah bersama Ghazi di pagi hari yang padat. Banyak kendaraan bermotor melaju dengan kencang menuju tempat dinas masing-masing.

"Oh, gitu ya, Mi? Baru tau Ghazi, Mi," balas Ghazi.

"Tapi Mas Ghazi sudah tau kan? Apa fungsi masing-masing warna pada lampu lalu lintas?" tanya Ratna.

"Iyalah, Mi," jawab Ghazi.

"Alhamdulillah," kata Ratna.

"Kalau merah harus berhenti kan, Mi? tanya Ghazi.

"Betul," jawab Ratna sambil membonceng Ghazi dengan motor maticnya.

"Tiin, tiin," suara klakson mobil yang ditujukan ke motor Ratna yang berada agak di tengah jalan menghalangi laju mobil yang hendak menyalipnya.

"Kalau kuning siap-siap berhenti, atau siap-siap jalan, kan?" tanya Ghazi.

"Seratus!" kata Ratna sembari menyodorkan jempolnya ke hadapan Ghazi yang ada di belakangnya.

"Greeng!" Suara laju kendaraan yang berlalu lalang, sungguh padat membuat pagi menjadi lebih semangat.

"Kalau hijau itu artinya gas pooool," kata Ghazi.

"Eits, Hati-hati! Sayang, jangan langsung kecepatan tinggi, berbahaya loh," kata Ratna

"Oh iya, Mi?" kata Ghazi.

"Iya, Sayang, setelah berhenti dari lampu merah, pelan-pelan dulu kemudian ditambah ngegasnya," kata Ratna

Saat mereka berbincang-bincang, tiba-tiba terdengar suara, "Braaak!". Terdengar sangat keras di belakang Ratna saat ia melaju mengendarai motornya dengan pelan.

"Innalillahi wa Innailaihi Rojiun, tabrakan, Zi?" tanya Ratna.

"Bukan, Mi! Hanya satu motor yang jatuh dari jalan aspal," jawab Ghazi setelah dia menoleh ke sumber suara.

"Loh kok bisa? Kecelakaan tunggal?" kata Ratna sambil menghentikan motornya dan menoleh ke arah kecelakaan itu.

"Apa itu kecelakaan tunggal, Mi? tanya Ghazi.

"Dia jatuh sendiri bukan karena kendaraan lain, Zi," jawab Ratna.

"Oh gitu ya?" Ucap Ghazi.

Orang-orang pergi berlarian menuju lokasi kecelakaan lantas menolong orang yang terjatuh tersebut. Ratna pun menghampirinya dan menanyakan keadaan korban.

"Alhamdulillah, hanya lecet sedikit, Bu," kata korban yang terjatuh itu.

"Alhamdulillah, syukurlah!" balas Ratna.

Ratna dan Ghazi pun melanjutkan perjalanannya setelah bertanya tentang kronologi kecelakaan itu. Dan ternyata orang yang jatuh itu mengerem mendadak untuk menghindari pejalan kaki yang hendak menyeberang. Dia membanting setir motornya ke arah selokan jalan. Sehingga membuatnya terjatuh. Melaju dengan kecepatan tinggi dan mencoba menerobos lampu merah. Orang yang terjatuh tersebut mengakui kesalahannya kepada orang-orang di sekitar.

"Alhamdulillah, Mi kalau bapak tadi gak ada lukanya, Ghazi jadi deg-degan," kata Ghazi.

"Iya, Nak! Peristiwa tadi jadi pelajaran bagi kita untuk senantiasa taat pada petunjuk lampu lalu lintas," kata Ratna.

"Iya, Mi," balas Ghazi.

"Begitu juga dengan kehidupan sehari-hari kita yang harus senantiasa taat pada aturan hidup dari Allah, agar kita bisa selamat hingga ke surga. InsyaAllah," kata Ratna.

"Iya, Mi, aamiin ya rabbal alamin," kata Ghazi.

Ghazi dengan erat memeluk punggung Ratna saat dibonceng menuju sekolah, seakan merasa sangat takut, kecelakaan juga menimpa dirinya.

"Mas Ghazi aman?" tanya Ratna dengan singkat. 

"Aman, Mi," jawan Ghazi.

"Terus berzikir ya, Nak!" agar perjalanan kita diberkahi dan diberi keselamatan oleh Allah," kata Ratna.

"Iya, Mi, aamiin, aamiin, aamiin," jawab Ghazi dengan ingatan yang masih melekat terhadap peristiwa kecelakaan itu.

Baca juga:

0 Comments: