Cernak
Amal itu tergantung niat
Oleh. Dewi Irawati Artati
Hari jumat telah tiba. Sepulang sekolah, Dilan dan Ariyo janjian akan pergi ke masjid bersama-sama untu sholat jumat.
Dilan menghampiri, Ariyo di rumahnya yang tak jauh dari masjid. Lalu berangkatlah mereka berdua menuju ke masjid.
"Dilan, kita sholat jum'at di masjid perumahan sebelah yuk," usul Ariyo.
"Hah? Tapi kan jauh. Kenapa tidak di masjid kita sendiri saja, kan lebih dekat?" sanggah Dilan heran.
"Katanya, disana lebih banyak nasi kotaknya. Kan lumayan, he he" usul Ariyo.
"Hus! Apaan sih kamu tuh! Niat sholat apa niat cari makanan?" sahut Dilan sebel.
"Ya, dua-duanya lah Dil...! Hari jumat kan hari yang penuh berkah, nggak ada salahnya kan, kalau kita mengambil nasi kotak itu. Lagian kan emang sudah disediakan buat para jamaah," sanggah Ariyo.
"Tapi ya nggak gitu juga kan. Niat kita tuh harus lurus. Sebab, sebuah amalan itu tergantung sama niatnya," sahut Dilan.
"Maksudnya gimana sih Dil?" tanya Ariyo.
"Begini loh Ariyo, kita ke masjid niatnya untuk apa? Untuk sholat kan? bukan untuk mendapatkan nasi kotak, kalau niat kita sholat dan beribadah kepada Allah, Allah akan mencatat pahala sholat kita," kata Dilan menjelaskan.
"Tapi, kalau kamu ke masjid dengan niat untuk mendapatkan nasi kotak, meskipun kamu ikut sholat, maka Allah tidak mencatat pahala sholatmu. Karena niatmu hanya untuk mendapat nasi kotak."
Ariyo nampak berpikir, dan mulai paham.
"Ehmm, iya Dilan aku mulai paham. Terus rugi dong aku sholatnya kalau tidak berpahala," Ariyo menanggapi.
"Makanya Ariyo, berniatlah yang benar. Niatkan semua amalan kita itu untuk betibadah kepada Allah," tandas Dilan sambil menepuk bahu Ariyo.
"Kamu benar Dilan. Kalau begitu, aku akan merubah niatku. Sekarang tujuanku ke masjid, adalah untuk menunaikan sholat jum'at karena Allah Ta'ala," ucap Ariyo sadar.
"Alhamdulillah, nah begitu dong! Baru itu teman aku yang soleh!" seru Dilan senang dan merangkul Ariyo sambil berjalan.
"Ya sudah, kita sholat jum'at di masjid terdekat yuk, buruan nanti terlambat," ajak Ariyo.
Mereka berdua pun bergegas menuju masjid perumahan. Masih ada tempat di dalam, mereka segera mengambil shaf di tengah lalu sholat tahiyatul masjid. Dilanjutkan dengan khotbah dan sholat jumat.
Usai sholat dan bersalaman dengan jamaah yang lain, mereka keluar masjid. Nampak di sudut masjid ada setumpuk kotak nasi yang disediakan untuk para jamaah.
Ariyo dan Dilan pun juga ikut mengambil, masing-masing satu kotak nasi. Namun, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang tidak kebagian, dan menangislah anak kecil itu.
Ariyo segera memberikan kotak nasi ditangannya itu kepada anak kecil tersebut.
"Sudah jangan menangis, nih masih ada kok," kata Ariyo sambil menyerahkan kotak nasi tersebut.
Anak itu langsung terdiam dan menerimanya. Setelah mengucap terimakasih ia langsung berlari. Ariyo pun tersenyum.
"Loh, kamu nggak dapat nasi kotak dong Ariyo," tanya Dilan.
"Enggak apa-apa. Anak kecil itu lebih membutuhkan daripada aku. Lagian kita kan niat sholat jum'at karena allah. Walaupun nggak dapat nasi kotak, ya tak mengapa, asalkan Allah mencatat amal sholatku," jawab Ariyo puas.
"Maasya Allah, kalian benar-benar anak yang soleh, nih Ariyo, ini buat kamu. Kebetulan sebentar lagi pak ustadz mau ada acara di tempat lain. Dan di rumah juga nggak ada yang makan," tiba-tiba pak Ustadz muncul dari belakang mereka.
"Wah, terimakasih Pak Ustadz. Tapi ini kan buat pak Ustadz," jawab Ariyo.
"Nggak apa-apa, ambil saja."
Akhirnya Ariyo mau menerimanya. Mereka berdua segera pamit untuk pulang. Mereka berjalan dengan riang. Hari ini mereka telah belajar tentang niat yang benar, yaitu niat karena Allah Subhanahu Wa ta'ala. Allah selalu bersama orang-orang yang berniat baik karena-Nya.
0 Comments: