Oleh. Ummu Hanik
Malam hari, Ali dan Fatimah selesai shalat magrib. Ibu menyuruhnya untuk segera membaca Al Qur'an dan belajar. Ali segera mengambil Al Qur'an dan mulai membacanya. Sementara Fatimah masih asyik dengan mainan bonekanya. Ibu melihat, segera menegur Fatimah.
"Fatimah, ayo segera ambil Al Qur'an!" Perintah Ibu.
"Iya, Bu, sebentar lagi. Masih tanggung nih mainannya," jawab Fatimah.
"Eh, tidak boleh begitu Fatimah. Masa, mainannya diutamakan. Ayo, segera baca Al Quran," kata ibu sekali lagi pada Fatimah.
Fatimah dengan malas mengambil Al Qur'an, kemudian mulai membacanya. Baru dapat satu lembar, Fatimah sudah asyik lagi bermain boneka kesayangannya. Sementara Ali, langsung menata buku pelajaran dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan guru tadi siang.
"Fatimah, kok tidak belajar ya?" tanya Ibu.
"Malas, Bu," jawab Fatimah singkat.
"Lho kok, malas. Jangan malas Fatimah. Belajar itu membuat orang cerdas lho," kata Ibu menasehati.
"Kata pak guru dan teman-teman di sekolah, Fatimah itu anak cerdas lho, Bu. Jadi tidak perlu belajar," jawab Fatimah.
Ibu menggelengkan kepala sambil tersenyum.
Ali yang mendengar perkataan Fatimah, menghentikan belajarnya.
"Fatimah, orang cerdas tetap harus belajar agar kecerdasannya tidak hilang," kata Ali.
"Tapi, Kak, selama ini nilai Fatimah bagus terus lho, meski tidak belajar," kata Fatimah dengan bangga.
"Iya, tapi tak boleh sombong Fatimah. Kalau kamu merasa cerdas dan kemudian tidak mau belajar, itu namanya sombong. Kata Bu Ani guru agama, kita harus bersyukur karena Allah memberikan kecerdasan. Cara bersyukur yaitu dengan rajin belajar. Semakin kita rajin belajar, maka kecerdasan kita akan bertambah," ata Ali.
"Kak, kenapa ada orang yang tidak pernah belajar tapi tetap cerdas?" tanya Fatimah.
"Itu hanya orang-orang istimewa Fatimah. Nabi Muhammad saw. juga memiliki sifat cerdas. Allah Swt. tetap mengajari Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril. Kalau Nabi saja orang istimewa yang diberikan kecerdasan langsung oleh Allah, masih belajar, masa kita yang manusia biasa tidak mau belajar. Sudah, jangan banyak tanya, segera siapkan buku pelajaran dan belajarlah!" Perintah Ali pada Fatimah.
Fatimah pun menyiapkan buku pelajaran dan mulai belajar. Ternyata ada banyak tugas sekolah yang harus Fatimah selesaikan. Dalam hati, Fatimah bersyukur, sudah diingatkan oleh Ibu dan kakaknya tentang kewajiban belajar.
Waktu Isya' datang. Ibu mengajak Ali dan Fatimah untuk segera shalat. Selesai shalat, Ali dan Fatimah pun tidur. Melepas penat setelah seharian bermain dan belajar. Berharap esok hari semakin ceria dan bersemangat.
Pagi harinya di sekolah. Di kelas Fatimah, sedang belajar IPA materi bagian tubuh manusia. Pak Ahmad menjelaskan tentang pentingnya bersyukur kepada Allah karena sudah memberikan tubuh sempurna. Di antara bagian tubuh yang membuat manusia sempurna adalah diberikannya otak.
"Anak-anak, kita pantas bersyukur karena Allah sudah menyempurnakan tubuh kita dengan memberikannya otak. Otak kita berbeda dengan yang ada pada binatang. Otak kita punya kemampuan untuk berpikir. Inilah yang dinamakan dengan akal."
"Pak, apakah akal juga menunjukkan kecerdasan?" tanya Fatimah.
"Iya, setiap orang punya kecerdasan yang berbeda Fatimah. Allah sudah memberikan potensi cerdas pada setiap orang meski dengan kadar yang berbeda," kata Pak Ahmad.
"Nah anak-anak, sekarang apa yang harus dilakukan dengan potensi cerdas yang ada di otak kita?" tanya Pak Ahmad.
"Menggunakan untuk berpikir, Pak," jawab Annisa.
"Betul Annisa. Manfaatkan otak untuk berpikir." Kata Pak Ahmad.
"Menjaganya dengan cara rajin belajar, Pak," jawab Fatimah.
"Betul sekali, Fatimah. Apa yang terjadi kalau kita tidak belajar anak-anak?" Pak Ahmad balik bertanya.
"Kecerdasan kita akan menurun, Pak, sehingga lama-lama kita tidak cerdas lagi," jawab Fatimah.
"Wah, betul sekali jawaban Fatimah. Kalau kita sudah tidak cerdas berarti kita jadi apa anak-anak...?" tanya Pak Ahmad
"Jadi bodoh, Pak," Anak-anak menjawab serempak.
Pak Ahmad tersenyum.
"Anak-anak, siapa yang bisa menyimpulkan pelajaran hari ini?" tanya Pak Ahmad.
"Saya, Pak", Fatimah mengangkat tangannya.
"Silahkan, Fatimah," kata Pak Ahmad.
"Kita harus bersyukur pada Allah dengan adanya otak yang ada pada tubuh kita. Cara menjaga otak dengan menggunakannya untuk berpikir. Rajin belajar akan membuat otak kita jadi semakin cerdas. Oleh karena itu, mari kita rajin belajar," Kata Fatimah.
"Masya Allah. Kesimpulan Fatimah sungguh luar biasa. Cerdas sekali." Pak Ahmad memberikan jempol untuk Fatimah.
Fatimah tersenyum lebar. Hari ini pelajarannya sungguh menyenangkan. Fatimah ingat dengan nasehat ibu dan kakaknya tadi malam. "Terima kasih ya, Ibu dan Kak Ali, berkat nasihat semalam, Fatimah bisa menjawab pertanyaan pak guru dengan baik," bisik Fatimah.
Fatimah semakin tidak sabar untuk sampai di rumah. Fatimah ingin bercerita pada ibu dan kakaknya tentang semua cerita bahagia di sekolah hari ini. [ ]
0 Comments: