Headlines
Loading...
Oleh. Radiyah Ummu Ar-Rafa

Tik...tik...tik suara jarum jam terdengar
Pertanda waktu akan berganti
Detik pun berjalan dan terus berputar
Manusia sibuk dengan aktivitas sehari-hari

Andai detik ini nafas terakhirku
Sudah layakkah semua amalku
Bekal apa yang akan kubawa
Untuk menghadap Sang Pencipta

Allah telah memberikan potensi hidup yang sama pada setiap makhluk-Nya. Ada yang namanya kebutuhan jasmani, naluri dan akal.

Manusia dan hewan sama-sama memiliki kebutuhan jasmani, seperti rasa lapar, haus, ngantuk, buang air kecil, dan lain-lain. Manusia dan hewan juga memiliki naluri, seperti naluri beragama, naluri melangsungkan keturunan, misalnya rasa sayang, cinta, suka, dan naluri mempertahankan diri, misalnya rasa marah, ingin memiliki sesuatu, ingin dihargai.

Lantas apa yang membuat manusia dan hewan berbeda? Maka akallah yang membedakan antara manusia dan hewan. Dengan akal inilah manusia berfikir mana yang baik dan mana yang buruk.

Dengan akal juga seharusnya manusia bisa memikirkan dari mana manusia diciptakan, untuk apa manusia diciptakan dan mau kemana setelah kehidupan dunia ini? Hanya Islam yang memberikan jawaban yang benar dan sempurna atas 3 pertanyaan tersebut.

Bahwa manusia berasal dari Allah Sang Pencipta (Al-Khalik) dan Sang Pengatur (Al-Mudabbir). Ketika manusia diciptakan semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah, karena hakikat dari dari penciptaan manusia adalah beribadah kepada Allah, seperti yang terdapat dalam Al-Qur'an surah Adz-Dzaariat ayat 56.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Allah tidak hanya sekedar menciptakan makhluk-Nya (alam semesta, manusia dan hidup) tapi Allah juga memberikan seperangkat aturan kehidupan. Aturan Allah sangat lengkap dan sempurna, semuanya terdapat di dalam Al-Qur'an.

Oleh karena itu, Al-Qur'an yang merupakan kalamullah adalah peta hidup sepanjang zaman. Al-Qur'an adalah pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Tanpa Al-Qur'an manusia akan tersesat dalam menjalani kehidupan, karena Al-Qur'an seperti kompas yang akan menunjukkan jalan bagi kehidupan manusia.

Allah telah memberikan waktu yang sama pada setiap manusia. Dalam sehari ada 86.400 detik. Terlihat banyak angkanya, tapi setiap detik waktu yang berlalu tidak akan bisa kembali lagi.

Ke manakah kita gunakan detik demi detik yang Allah berikan? Untuk apakah kita lalui waktu yang telah ada? Apakah kita gunakan untuk meraih rida Allah ataukah kita gunakan pada sesuatu yang bisa mendatangkan kemurkaan Allah? Sudahkah kita maksimalkan setiap detik waktu kita hanya untuk beribadah kepada Allah? Atau hanya masih berleha-leha dan bersantai tanpa arah dan tujuan yang jelas?

Sungguh waktu takkan pernah kembali lagi, waktu juga tak bisa dibeli oleh apapun dan siapapun. Jangan sampai muncul penyesalan di dalam diri karena menyia-nyiakan waktu.

Andai detik ini nafas terakhir bagi kita, tak ada lagi yang bisa kita lakukan. Sudah cukupkah bekal yang akan kita bawa untuk menghadap Sang Pencipta? Allah mengingatkan dalam QS. Al-Asr ayat 1-3 yang seharusnya menjadi renungan bagi kita.

وَالْعَصْرِۙ
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ

Artinya: "Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

Sebelum ajal tiba, sebelum Allah mencabut nyawa. Wahai diri, bersegeralah meraih ampunan Allah, bersegeralah berlomba-lomba dalam kebaikan, bersegeralah meraih amal saleh dan maksimal dalam setiap detik waktu yang Allah berikan, kelak yang akan mengantarkan diri kita menuju Jannah-Nya. Karena tidak ada seorang pun yang bisa menunda atau mempercepat waktu, begitu juga dengan ajal. Seperti yang Allah firmankan dalam QS. Al-A'raf ayat 34.

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ 

Artinya: "Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."

Wahai diri yang bergelimang dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah Maha Pengampun atas segala salah, khilaf dan lalai yang telah kita lakukan.

Allah menanti kita agar bersimpuh dihadapan-Nya, tunduk ikhlas bersujud kepada-Nya, bermunajat di sepertiga malam-Nya dan mengangkat kedua tangan untuk memohon ampunan dan kasih sayang-Nya.

Yakinlah bahwa Allah pasti akan menerima taubat hamba-Nya. Allah pasti mengampuni dosa-dosa kita, memberikan kasih sayang-Nya kepada kita.

Wahai diri, berjanjilah pada Allah agar lebih mengoptimalkan setiap detik waktu, berjanjilah agar terus menghargai setiap detik karunia Allah. Tetaplah semangat dalam meraih rida Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang dipilih Allah untuk tetap istikamah dijalan-Nya, Aamiin Allahumma Aamiin.

Baca juga:

0 Comments: