Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Hanik

Setiap selesai salat Magrib, ibu selalu menyuruh Ali dan Fatimah untuk membaca Al Qur'an. Terkadang ibu, Ali dan Fatimah membaca bersama-sama dan saling menyimak. Setelah membaca Al Qur'an, ibu akan memberikan nasehatnya pada Ali dan Fatimah.

Malam ini, ibu tidak ikut membaca Al Qur'an. Sejak tadi siang, ibu merasakan sakit di bagian kepalanya. Meski ibu tidak menemani, tapi Ali dan Fatimah tetap membaca Al Qur'an. Selesai membaca Al Qur'an, Fatimah bertanya pada kakaknya.

"Kak, kenapa sih kita harus baca Al Quran setiap hari? Padahal teman-teman Fatimah membaca Al-Qur'an tidak setiap hari. Ada yang sekali dalam seminggu. Ada yang setiap dua hari sekali. Ada juga yang hanya sekali dalam sebulan," kata Fatimah.
"Fatimah menyesal ya baca Al Qur'an tiap hari?" tanya Ali penuh selidik.
"Ya tidaklah, masak baca Al Qur'an kok menyesal," jawab Fatimah cemberut.
"Nah kalau Fatimah tidak menyesal, jangan iri lihat orang lain. Malah mereka yang harusnya iri sama Fatimah, kok bisa ya setiap hari Fatimah baca Al Qur'an," kata Ali.

Fatimah merasa heran dengan ucapan kakaknya.
"Kok bisa gitu Kak?" Tanya Fatimah.
"Iya lah. Tidak semua orang bisa istikamah baca Al Qur'an. Meski banyak orang yang bisa baca Al Qur'an, tapi tidak semua orang mau dan sempat membacanya. Kenapa coba? Karena mereka memang tidak menjadikan Al Qur'an sebagai yang diutamakan untuk diperhatikan. Akhirnya ya, kalau sempat membaca Al Qur'an, kalau tidak sempat ya tidak masalah," jelas Ali pada adiknya.

"Kak, apa nanti Al Qur'an akan menolong kita saat hari akhir nanti?" tanya Fatimah.
"Insyaallah Fatimah. Jika kita membaca Al Qur'an dengan ikhlas, semata karena mengharap rida Allah, maka Allah akan menjadikan Al Qur'an sebagai syafaat untuk kita di hari akhir," jelas Ali.
"Lantas kalau kita baca Al Qur'an, apa pahalanya dihitung seberapa lama kita membaca?" tanya Fatimah penasaran.
"Tidak Fatimah. Kata Bu Ani guru agama, pahala membaca Al Qur'an itu dihitung per huruf. Tiap huruf dinilai sepuluh kebaikan. Jadi kalau kita membaca basmalah saja, pahalanya sudah banyak sekali Fatimah," jelas Ali. 

Fatimah mengangguk. Ia sangat senang. Selama ini kegiatan rutinnya membaca Al Qur'an ternyata pahalanya sangat luar biasa.

"Fatimah...tuh waktu Isya' sudah masuk. Yuk segera salat dan setelah salat, kita langsung tidur biar besok pagi tidak terlambat bangun untuk salat Subuh," ajak Ali pada Fatimah.
"Iya Kak," jawab Fatimah.

Ali dan Fatimah pun salat Isya' berjamaah. Selepas salat, tak lupa mereka berdoa untuk kesembuhan ibunya. Mereka ingin ibu segera sehat biar bisa bersama-sama lagi membaca Al Qur'an.

Malam semakin larut. Hanya terdengar suara jangkrik yang memecah kesunyian malam. Fatimah terlelap dalam tidurnya. Tiba-tiba Fatimah merasa berada di taman yang indah. Penuh bunga warna warni di sekitarnya. Harum bunga semerbak layaknya minyak kesturi. Wangi yang mampu melenakan diri serasa terbang melayang di angkasa. 

Fatimah melihat di pinggir taman, ada sungai yang mengalir. Terlihat aliran sungai yang berbeda. Ada aliran air susu, madu, dan minuman yang rasanya tidak menjemukan. Bahkan sekali minum, ingin  merasakannya berulang kali.

Taman ini indah sekali. Fatimah berlarian bebas kesana kemari. Ditemani burung-burung beterbangan. Kupu-kupu warna warni yang hinggap di pucuk-pucuk daun. Fatimah pun bebas mengecup setiap bunga yang diinginkan. Ah, indah sekali tempat ini.

Tiba-tiba, Fatimah melihat kupu-kupu besar berwarna putih. Kupu-kupu itu seakan mengajak Fatimah bermain bersama. Fatimah pun mengejarnya. Namun tak kunjung bisa menangkapnya. Kupu-kupu itu semakin terbang tinggi dan kemudian hinggap di pucuk daun yang ada di depan Fatimah.

Fatimah pun tersenyum. Ia yakin bisa mengambil kupu-kupu itu. Tangannya diulurkan, siap menangkap dan... "Blugggg" Fatimah terjatuh.
"Auwww sakit sekali," teriak Fatimah.
Ternyata Fatimah terjatuh dari tempat tidurnya.

Ali yang mendengar teriakan Fatimah, segera menghampirinya. Ali pun tertawa.
"Ah Fatimah, kamu pasti mimpi ya, makanya terjatuh saat tidur," kata Ali menggoda.
"Ihh... Kakak. Padahal Fatimah lagi asyik tadi. Mau menangkap kupu-kupu besar yang cantik," kata Fatimah sambil bangkit dan duduk di pinggir tempat tidur.
"Kak, tadi Fatimah lihat tempat yang indah sekali. Ada taman bunga. Ada sungai susu, madu dan minuman lainnya. Kira-kira tempat apa itu ya Kak?" tanya Fatimah.

"Ehm, pasti kamu melihat surga itu Fatimah. Allah sudah memperlihatkan sedikit gambaran surga padamu, karena kamu sudah rajin membaca Al Qur'an," kata Ali sambil tersenyum.
"Ah, apa benar Kak?" tanya Fatimah tidak percaya.
"Insyaallah Fatimah. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Karena setiap mimpi yang baik, pasti Allah yang memberikannya. Itu bisa jadi penyemangatmu agar tambah rajin baca Al Qur'an. Semoga di akhirat nanti, kita bisa memasuki surga yang sebenarnya. Surga yang keindahannya luar biasa dan bahkan tak bisa kita gambarkan dengan apapun juga," kata Ali meyakinkan Fatimah.

"Sudah, ayo segera ambil air wudu. Kebetulan sudah azan Subuh," ajak Ali pada Fatimah. Ali beranjak keluar dari kamar Fatimah.

Fatimah masih terbawa dengan mimpinya. Rasanya masih ingin berada di taman itu. Ah, andai saja tadi bisa menangkap kupu-kupu cantik itu...sayangnya aku terjatuh, bisik Fatimah. Fatimah pun tersenyum bahagia. Berharap ia nanti benar-benar bisa menikmati surga.

Baca juga:

0 Comments: