Headlines
Loading...
Oleh. Salma

Akhir-akhir ini marak izin dispensasi pernikahan dini yang diajukan ke pengadilan agama di berbagai daerah. Kebanyakan pemohon adalah anak-anak yang masih bersekolah. Faktor utama penyebab permohonan nikah dini adalah karena pemohon sudah hamil duluan.

Permohonan dispensasi menikah dini ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dan ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Pemohon tak hanya berasal dari murid sekolah menengah ke atas, tapi juga dari sekolah menengah pertama. Miris!

Yang mengejutkan, masalah yang diributkan adalah tentang pernikahan dini. Menikah dalam usia yang masih muda dianggap sangat berisiko tinggi. Baik itu masalah kejiwaan pasca menikah, maupun risiko tinggi di masa kehamilan dan melahirkan.

Ini tentu sangat menggelikan sekali. Dispensasi menikah dini terjadi karena adanya kehamilan, sehingga yang harus dicegah dan dicari tahu solusinya adalah masalah kehamilan yang terjadi. Bukan malah memaparkan narasi negatif tentang pernikahan dini. Seolah-olah pernikahan dini itu salah dan sebaiknya dihindari. Lucu kan?

Ketika kita mencari solusi suatu masalah, tentunya kita harus mencari tahu penyebab masalahnya apa. Dalam kasus pernikahan dini ini, pemicunya adalah adanya kehamilan. Maka yang seharusnya dicegah dan dicarikan solusinya adalah bagaimana agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.

Memang pergaulan remaja kita saat ini sudah sangat memprihatinkan. Gaya hidup bebas dan serba boleh yang merupakan buah sistem sekuler kapitalis telah merasuk begitu parah ke dalam pergaulan remaja kita. Pacaran tanpa batas seolah menjadi tren dan hal yang biasa. Hingga akhirnya berujung pada kehamilan meski masih dalam masa-masa sekolah.

Pergaulan bebas ini terjadi karena: 
- Remaja kita krisis iman. Ketiadaan pemahaman Islam dalam diri mereka, membuatnya mudah melanggar larangan-larangan yang berkaitan dengan hubungan antar lawan jenis. 
- Pemahaman Islam dalam keluarga yang seharusnya menjaga putra-putri mereka juga minim. Akibatnya, mereka tak punya konsep bagaimana seharusnya mendidik anak mereka sesuai tuntunan agama. 
- Kesibukan orang tua mencari nafkah sehingga mereka mengabaikan adab pergaulan anak-anaknya.
- Hal ini diperparah dengan peran negara yang abai dengan masa depan generasi mudanya. Sistem sekuler kapitalis telah membuat negara lalai, hingga mereka lebih mementingkan keuntungan materi daripada keselamatan generasi.
Ini dibuktikan dengan beragam tontonan yang nirmanfaat, bahkan sangat membahayakan generasi muda. Tontonan tersebut bebas tayang tanpa ada sensor. Gaul bebas, pornoaksi bertebaran di berbagai media di negeri ini. Inilah yang kemudian merangsang generasi untuk  latah, menirukan apa yang mereka konsumsi. Tontonan pun menjadi tuntunan.

Masalah-masalah inilah yang harus dicarikan solusinya. Akidah dan akhlak generasi muda kita harus dibina, agar mereka menjadi pribadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Mereka harus dipahamkan tentang pergaulan yang Islami agar mereka tidak terpengaruh oleh pergaulan bebas ala sekuler kapitalis. Lebih jauh lagi, mereka harus dibina agar menjadi sosok generasi muda berkualitas yang akan meneruskan peradaban Islam di masa mendatang.

Pembinaan juga harus dilakukan kepada keluarga dan masyarakat muslim secara luas. Mereka harus dipahamkan bahwa pendidikan generasi ada di tangan mereka. Harus ada kontrol dan kepedulian akan pergaulan remaja yang terjadi di masyarakat.

Yang terpenting adalah tindakan tegas dari negara. Negara seharusnya menjaga generasi mudanya dari segala pengaruh negatif dari budaya luar yang tidak Islami. Negara seharusnya membina dan mendidik generasi secara sistematis agar menjadi generasi penerus yang bisa membawa kebangkitan Islam. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh negara yang menerapkan sistem Islam secara menyeluruh.

Jadi bukan pernikahan dini yang salah. Yang salah adalah sistem sekuler kapitalis yang telah merusak pergaulan generasi muda kita. Sistem sekuler kapitalis inilah yang harus dihilangkan dari negeri ini. 

Wallahu a'lam bishawwab.

Baca juga:

0 Comments: