Headlines
Loading...
Oleh. Ummu Irul

Cinta itu adalah anugerah dari Allah Swt.
Insan yang berhati nurani pastilah memiliki rasa cinta. Cinta diberikan oleh Allah Sang Maha Pencipta untuk manusia sebagai hamba-Nya.

Berbagai macam rasa cinta, menghinggapi insan di dunia ini. Ada cinta kepada sesama manusia. Ada cinta laki -laki kepada wanita. Ada cinta wanita kepada laki-laki. Ada cinta kepada harta dan tahta dan lain sebagainya.

Meski cinta itu pemberian Allah SWT kepada hamba-Nya  tanpa diminta, namun nikmat rasa cinta itu akan dimintai pertanggungan jawab. Kepada siapa rasa cinta itu ditujukan, untuk apa rasa cinta itu dicurahkan?
Sebab kecenderungan rasa cinta akan berbanding lurus dengan aktivitas yang dipilihnya.

Tatkala rasa cinta itu ditempatkan sesuai dengan perintah Allah SWT, maka itulah cinta yang benar. Itulah cinta menguntungkan dan berbuah surga. Seluruh aktivitas sang empunya rasa cinta, pastilah tertunjuki kepada jalan yang diridai Allah.

Kebalikannya, saat cinta yang dirasa ditumpahkan kepada sesuatu yang diharamkan oleh Allah Swt., maka jelaslah, dia sedang membangun jalan mulus menuju neraka. Seluruh aktivitasnya akan dipusatkan kepada apa yang dia cintai, dan hasilnya pastilah kerugian, baik di dunia maupun di akhirat.

Sebagaimana fenomena yang kini marak di tengah-tengah umat, khususnya di kalangan kaum remaja. Mereka banyak terjebak pada cinta yang terlarang. Cinta kepada sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT.

Demikian pula seperti halnya yang terjadi di berbagai kota di negeri kita baru-baru ini. Yang tidak hanya terjadi di kota-kota besar, namun sudah merambah ke kota- kota kecil, termasuk Kabupaten Magetan. Kota paling barat di wilayah Jawa Timur. Di sana para generasi muda/pelajar, baik yang duduk di bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas, berbondong-bondong mengajukan dispensasi pernikahan. Sebanyak 107 remaja usia sekolah tersebut telah hamil sebelum menikah.( https://radarmadiun.jawapos.com /10/01/2023)

Demikian juga yang terjadi di kota Bandung, kota yang terkenal dengan banyaknya neng geulis di sana. Di kota tersebut juga terdapat ratusan pelajar meminta dispensasi pernikahan, tersebab hamil dulu sebelum nikah. Innalillahi! (www.detik.com/jabar/20/01/2023).

Dengan beberapa fakta di atas, berarti bisa disimpulkan bahwa negeri ini "darurat zina," terlalu membludak para pelajar yang notabene harapan bangsa melalukan seks bebas. Hingga merusak masa depan diri, keluarga dan bangsa. 

Astagfirullah! Begitu suburnya perzinaan di negeri ini, padahal mayoritas penduduk negeri ini muslim. Mengapa?

Tak ada asap jika tak ada api. Tak mungkin ada akibat tanpa adanya sebab. Maraknya generasi muda yang melakukan pergaulan bebas yang berujung pada kehamilan sebelum menikah, adalah adanya virus sekulerisme yang menjamur di negeri ini. Pemikiran bahwa agama harus dipisah dari kehidupan (sekulerisme) ini, sungguh sangat rusak dan merusak.

Bayangkan! Jika seorang muslim, tapi melakukan pacaran/zina. Muslim tapi suka tawuran, suka seks bebas, suka merampok, mencuri , suka menipu, suka meminum minuman keras, dan perilaku hina lainnya. Inilah buah dari  sekulerisme yang terus digalakkan di negeri ini. Seorang muslim tapi tidak takut berbuat maksiat. Karena dalam benaknya, "yang penting saya masih beragama Islam." Inilah pemikiran sekuler, STMJ (Shalat Terus Maksiat Jalan), istilah yang sudah populer, di tengah-tengah umat.

Inilah fakta yang terpampang jelas di hadapan kita. Potret generasi muslim di alam kapitalisme-sekulerisme.  Sungguh sangat berbeda keadaan pemuda di dalam Islam.

Di dalam Islam, para pemudanya juga seluruh rakyatnya sangat paham, bahwa rasa cinta kepada siapapun dan kepada apapun tidak boleh melebihi rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam ayat cinta-Nya.

قُلۡ اِنۡ كَانَ اٰبَآؤُكُمۡ وَاَبۡنَآؤُكُمۡ وَاِخۡوَانُكُمۡ وَاَزۡوَاجُكُمۡ وَعَشِيۡرَتُكُمۡ وَ اَمۡوَالُ ۨاقۡتَرَفۡتُمُوۡهَا وَتِجَارَةٌ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَ مَسٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَاۤ اَحَبَّ اِلَيۡكُمۡ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَ جِهَادٍ فِىۡ سَبِيۡلِهٖ فَتَرَ بَّصُوۡا حَتّٰى يَاۡتِىَ اللّٰهُ بِاَمۡرِهٖ‌ ؕ وَاللّٰهُ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡفٰسِقِيۡنَ

Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik (QS. At-Taubah : 24).

Begitu gamblang Allah nyatakan, terkait rasa cinta ini. Jelas hanya untuk Allah dan Rasul-Nya cinta tertinggi itu, bukan yang lain.

Di dalam hadits Rasulullah ini, juga sangatlah jelas. Dari Anas R.A, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: "Tidak beriman seorang hamba hingga aku lebih dicintai daripada keluarganya, hartanya, dan seluruh manusia yang lainnya." (Mutafaq'alaih).

Dalam Islam, selain keimanan individu yang menancap kuat di dada pemuda Islam, juga adanya peran negara  yang senantiasa mendorong dan memfasilitasi mereka untuk terus berproses menshalihkan diri, juga meng up grade diri, agar menjadi insan yang berkepribadian Islam, serta memiliki skill yang mumpuni.

Negara juga membuat aturan dan sanksi tegas yang diterapkan di atas mereka, berdasarkan syari'at Islam. Sehingga seluruh masyarakat, juga para pemudanya sangat taat kepada Allah SWT. Mereka semua begitu bersemangat untuk berbuat mulia, bukan sebaliknya.

Khalifah sebagai kepala negara dalam Islam (Khilafah) akan melarang penduduknya termasuk para generasi mudanya, terjebak dalam cinta terlarang (mencintai sesuatu yang dilarang oleh Allah 'Azza wa Jalla).

Pesan untuk generasi muda hari ini. "Wahai para pemuda Muslim! Janganlah tersandera oleh pemikiran Barat yang akan menyeretmu kepada kehancuran. Hancur hidupmu di dunia, hancur pula hidupmu kelak di akherat. Mari segera bergegas untuk menggapai cinta, yang berbuah surga! Cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya!"

Marilah terus berdakwah,  supaya kaum muslim percaya diri  mengemban Islam secara kaffah, sehingga Islam segera tegak di muka bumi ini, dalam bingkai negara  Khilafah. 

Hanya dalam sistem Khilafah, maka surat cinta Allah yang terdapat di dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqoroh ayat 208, itu akan terwujud. Surat cinta itu berbunyi: 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."

Hanya dalam sistem Khilafahlah seluruh kaum Muslim bisa menjalankan Islam secara kaffah/menyeluruh, sebagaimana ayat di atas.
Wallahu a'lam bishshawab. [ ]

Baca juga:

0 Comments: